Ketentuan dan proses pembuatan Akta Koperasi, Akta perubahan dan Pendaftaran

Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008

1. Ketentuan dan proses pembuatan Akta Koperasi, Akta perubahan dan Pendaftaran

Koperasi menurut Staatsblaad 431 Tahun 1915 2. Pembuatan Akta Koperasi, Akta perubahan dan pendaftaran koperasi menurut Staatsblad No. 91 Tahun 1927. 3. Pembuatan Akta Koperasi, Akta Perubahan dan Pendaftaran Koperasi menurut Staatsblad 108 Tahun 1933 C. Pembuatan Akta Koperasi, Akta Perubahan dan Pendaftaran Koperasi Sesudah Zaman Kemerdekaan sebelum UU No. 25 Tahun 1992 1. Pembuatan Akta Koperasi, Akta Perubahan dan Pendaftaran Koperasi menurut Staatsblad 179 Tahun 1949 2. Ketentuan Akta Pendirian, Pendaftaran dan Akta Perubahan pada undang-undang No. 79 Tahun 1958 3. Ketentuan Pendaftaran dan Pengesahan Anggaran Dasar dan Badan Hukum Koperasi menurut Undang-undang No. 14 Tahun 1965 Tentang Perkoperasian D. Pembuatan Akta Koperasi, Akta Perubahan dan Pendaftaran Koperasi Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Peraturan pelaksanaan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 mengenai pendaftaran, perubahan anggaran dasar dan pengesahannya diatur dalam PP No. 4 Tahun1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. Mengenai pendaftaran dan pengesahan diatur dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1. Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan Menteri. Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 2. Untuk mendapatkan pengesahan terhadap akta pendirian Koperasi, para pendiri atau kuasa para pendiri mengajukan permintaan pengesahan secara tertulis kepada Menteri dengan melampirkan: a. dua rangkap akta pendirian Koperasi, satu diantaranya bermaterai cukup; b. berita acara rapat pembentukan Koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan permohonan pengesahan apabila ada; c. surat bukti penyetoran modal, sekurang-kurangnya sebesar simpanan pokok; d. rencana awal kegiatan usaha Koperasi. 3. Apabila permintaan pengesahan atas akta pendirian Koperasi telah lengkap, kepada pendiri atau kuasanya diberikan tanda terima. 4. Menteri memberikan pengesahan terhadap akta pendirian Koperasi, apabila ternyata setelah diadakan penelitian anggaran dasar koperasi tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian; dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan. 5. Pengesahan atas akta pendirian Koperasi ditetapkan dengan keputusan Menteri dalam jangka waktu paling lama tiga bulan terhitung sejak diterimanya permintaan pengesahan secara lengkap. Surat keputusan pengesahan dan akta pendirian Koperasi yang telah mendapatkan pernyataan pengesahan disampaikan kepada pendiri atau kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu paling lama tujuh hari terhitung sejak keputusan pengesahan ditetapkan. 6. Dalam hal permintaan pengesahan atas akta pendirian Koperasi ditolak, keputusan penolakan serta alasannya berikut berkas permintaan disampaikan secara tertulis kepada pendiri atau kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu paling lama tiga bulan terhitung sejak diterimanya permintaan pengesahan secara lengkap. 7. Terhadap penolakan pengesahan tersebut, para pendiri atau kuasanya dapat mangajukan permintaan ulang pengesahan atas akta pendirian Koperasi dalam waktu paling lama satu bulan sejak diterimanya pemberitahuan penolakan. 8. Menteri memberikan keputusan terhadap permintaan ulang dalam jangka waktu paling lama satu bulan terhitung sejak diterimanya permintaan ulang pengesahan secara lengkap. 9. Dalam hal pengesahan atas akta pendirian Koperasi diberikan, Menteri menyampaikan surat keputusan pengesahan dan akta pendirian Koperasi yang telah mendapatkan pernyataan pengesahan kepada pendiri atau kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu paling lama tujuh hari terhitung sejak keputusan pengesahan ditetapkan. 10. Dalam hal permintaan ulang pengesahan atas akta pendirian Koperasi ditolak, Menteri menyampaikan keputusan penolakan serta alasannya kepada pendiri atau kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 paling lama tujuh hari terhitung sejak keputusan penolakan ditetapkan. Keputusan Menteri terhadap permintaan ulang tersebut merupakan putusan terakhir. 11. Apabila Menteri tidak memberikan keputusan dalam jangka waktu yang telah diatur, pengesahan atas akta pendirian Koperasi diberikan berdasarkan kekuatan Peraturan Pemerintah ini. 19 E. Pembuatan Akta Koperasi, Akta Perubahan dan Pendaftaran Koperasi menurut Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 98KEPM.KUKMIX2004 Ketentuan-ketentuan pada surat keputusan tersebut pada intinya, antara lain : 1. Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi bertugas memberikan pelayanan dalam proses pembuatan akta pendirian, perubahan anggaran dasar, pembubaran serta akta lain yang terkait dengan kegiatan koperasi akta koperasi serta bertanggung jawab atas otentisitas akta-akta yang dibuatnya. 2. Untuk dapat ditetapkan sebagai Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi, Notaris harus mengikuti pembekalan di bidang perkoperasian dengan bukti sertifikat yang ditanda tangani oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM. 3. Permohonan penetapan Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi ditujukan kepada Menteri Negara dan UKM melalui kepala Dinas yang membidangi koperasi tingkat Kabupaten Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Koperasi dan Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi tingkat Propinsi. 4. Menteri Negara dan UKM menetapkan NPAK melalui surat keputusan yang disampaikan langsung kepada Notaris yang bersangkutan, dengan tembusan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, Gubernur dan Kepala Dinas Instansi yang membidangi koperasi tingkat Propinsi Daerah Tingkat I serta 19 Peraturan Pemerintah Nomor. 4 Tahun 1994, Op. Cit Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 kepada Bupati Wakil kota dan Kepala DinasInstansi yang membidangi koperasi tingkat Kabupaten Kota pada tempat kedudukan Notaris. 5. Akta koperasi dibuat dengan bentuk dan isi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dibacakan dan dijelaskan isinya oleh NPAK kepada para pendiri, angggota atau kuasanya sebelum menandatangani akta. 6. Pembuatan Akta koperasi untuk koperasi primer dan sekunder di tingkat kabupatenkota, propinsi maupun Nasional, adalah kewenangan NPAK sesuai dengan kedudukan kantor koperasi tersebut berada. Khusus untuk koperasi yang berkedudukan di DKI Jakarta, merupakan kewenangan NPAK yang berkedudukan di DKI jakarta. 7. NPAK memberikan jasa tanpa memungut biaya kepada mereka yang menyatakan tidak mampu berdasarkan surat keterangan yang dikeluarkan oleh Lurah Kepala Desa tempat kedudukan koperasi dan diketahui oleh Kepala Dinas Instansi yang membidangi Koperasi Kabupaten Kota setempat. 8. Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi wajib mengirimkan laporan tahunan mengenai akta-akta koperasi yang dibuatnya kepada Menteri Negara Koperasi danUKM dengan tembusan kepada Pejabat yang berwenang di wilayah kerjanya paling lambat pada bulan Februari, setelah berakhirnya tahun yang telah berjalan. 9. Kementerian Koperasi dan UKM serta Dinas Instansi yang membidangi koperasi dan UKM Propinsi, Kabupaten Kota berkewajiban mensosialisasikan pembuatan akta koperasi oleh Notaris kepada gerakan koperasi di wilayah kerjanya. Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008

BAB III KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI OLEH NOTARIS DALAM