Pembuatan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Oleh Notaris

Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008

BAB III KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI OLEH NOTARIS DALAM

PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN DAN AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR BADAN USAHA KOPERASI

A. Pembuatan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Oleh Notaris

Peran Notaris tidak hanya terkait dengan pembuatan akta pendirian koperasi saja, namun juga dalam kegiatan-kegiatan koperasi lainnya. Notaris diharapkan dapat membantu perkembangan koperasi dalam hal membangun sinergi dengan para pihak pemberi modal dan mengembangkan instrumen-instrumen permodalan dalam anggaran dasar. Notaris dapat membuat akta-akta koperasi secara detail dan utuh sehingga para anggota merasa terakomodir dalam membangun koperasi. Oleh karena itu, akta koperasi yang dibuat Notaris dapat memberikan sinyal yang positif bagi pertumbuhan dan perkembangan koperasi baik mikro maupun makro. Diharapkan dengan mengikuti secara sungguh-sungguh diharapkan para Notaris dapat memahami tentang sosok koperasi, sehingga pada saat berhubungan dengan koperasi benar-benar dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan koperasi yang bersangkutan 145 . Permasalahan di atas, mengingat sejak SK Menteri Negara Koperasi Nomor 98 Tahun 2004 diterbitkan, maka masyarakat yang akan mendirikan koperasi akan selalu berhubungan terlebih dahulu dengan Notaris. Sehingga mau tidak mau para Notaris diharapkan dapat menjadi pintu pertama dalam upaya menumbuhkan koperasi yang 145 Hasil wawancara dengan Notaris Nursaida Hasibuan SH, Tanggal 05 Mei 2008 Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 kuat, tangguh, mandiri, khususnya dengan meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi melalui peningkatan kualitas akta-akta koperasi. 146 Keterlibatan Notaris tidak semata-mata membantu proses pembuatan akta-akta koperasi saja, tetapi turut peduli terhadap prospek perkembangan koperasi yang menjadi kliennya dan bersedia memberikan bimbingan dan konsultasi hukum yang berkaitan dengan pembuatan akta koperasi. Tujuannya agar kalangan gerakan koperasi dan kalangan masyarakat koperasi semakin memahami dan tidak awam dengan hal-hal yang berbau hukum. Notaris diharapkan juga tidak mengenakan biaya yang terlalu memberatkan bagi koperasi berkaitan dengan pemberian jasanya. Hal ini bukan berarti memanjakan koperasi tetapi harus diingat bahwa masyarakat yang berminat untuk mendirikan koperasi umumnya adalah masyarakat tingkat menengah ke bawah. Umumnya mereka masih memandang berurusan dengan Notaris sebagai sesuatu yang mewah dan mahal. B. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Notaris Dalam Pembuatan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Dari penelitian lapangan tersebut, diperoleh penjelasan dan masukan dalam hal kebijakan pembuatan akta koperasi oleh Notaris. Terdapat beberapa permasalahan dalam pembuatan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi,antara lain: 1. Pembekalan tentang perkoperasian bagi Notaris calon NPAK dirasakan belum memadai jika mengingat bahwa Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi adalah pejabat pertama yang akan berhubungan langsung dengan para pendiri atau anggota koperasi dalam rangka pembuatan akta 146 Ibid Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 koperasi sehingga dibutuhkan pengetahuan yang cukup mendalam tentang perkoperasian. 2. Selain itu, diperlukan juga bekal pengalaman dengan menyerap pengalaman-pengalaman para petugas yang sebelum adanya Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi menangani langsung pembuatan Akta koperasi, termasuk di dalamnya pengetahuan tentang prosedur serta cara- cara yang efektif untuk dapat menampung kehendak dan tujuan para pendiri atau anggota koperasi. 3. Dalam prakteknya, seringkali Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi harus berkonsultasi kembali dengan para petugas Dinas Koperasi dan UKM sebelum pembuatan akta koperasi. Hal ini menunjukkan bahwa pembekalan yang diterima oleh para Notaris calon Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi sebelumnya, masih belum memadai. Dapat dipahami bahwa pembekalan yang diberikan langsung oleh para pejabat Kementerian Negara Koperasi dan UKM dalam waktu singkat adalah sebagai upaya untuk mempercepat realisasi adanya Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi. 147 Akan tetapi idealnya ke depan, para calon Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi semestinya diberikan pembekalan oleh Dinas Koperasi dan UKM di masing-masing wilayah dengan waktu yang cukup agar selain memperoleh pengetahuan tentang perkoperasian yang memadai juga dapat berdiskusi untuk bertukar pengalaman tentang 147 Ibid Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 kondisi perkoperasian di lapangan pada masing-masing daerah, karena memang masyarakat Indonesia memiliki budaya dan kebiasaan yang beraneka ragam. 148 Sebagai suatu kebijakan baru, pelaksanaan pembuatan akta koperasi oleh Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi dalam praktek masih ditemukan beberapa kendala antara lain kekhawatiran yang dirasakan oleh para pendiri koperasi skala kecil, akan timbulnya pembebanan biaya yang mahal untuk membuat akta pendirian koperasi oleh Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi serta dirasakan bahwa rantai birokrasi proses pembuatan koperasi menjadi lebih panjang. 149 Permasalahan lainnya bagi sebagian Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi yang tingkat kesibukannya tinggi, sering terbentur dengan sulitnya mengatur waktu untuk menghadiri rapat para pendiri atau rapat anggota seperti yang biasa dilakukan oleh pejabat petugas Dinas Koperasi. 150 Pada umumnya, Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi belum siap dengan kelengkapan administrasi formulir-formulir yang harus diisi dan dilengkapi oleh para pendiri koperasi untuk keperluan pengesahan akta koperasi. Hal ini mengakibatkan para pendiri koperasi harus meminta bantuan kepada dua pihak yaitu petugas Dinas Koperasi dan UKM serta Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi. Sebagaian pejabat petugas Dinas Koperasi UKM belum memahami tentang Undang-Undang Jabatan Notaris sehingga masih terdapat kekeliruan persepsi terhadap tugas, kewenangan dan batasan kerja Notaris. 151 148 Ibid 149 Ibid 150 Ibid 151 Hasil wawancara dengan Notaris Anita Simanjuntak, SH, Tanggal 12 Mei 2008 Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 Dari penelitian lapangan di Kantor Dinas Koperasi Propinsi Sumatera Utara, ditemukan adanya pendapat bahwa Surat Keputusan Menteri Koperasi tentang Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi itu bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang koperasi dan masih belum jelasnya pemahaman tentang akta-akta lain yang berkaitan dengan kegiatan koperasi seperti dimaksud oleh SK Menteri tersebut diatas. Untuk hal itu, Penulis berpendapat bahwa pemahaman seperti tersebut di atas adalah keliru. Sebaliknya, Penulis berpendapat bahwa kerjasama Kementerian Negara Koperasi dan UKM dengan I.N.I. adalah sejalan dan tidak menyimpang dari Undang- Undang Koperasi. Pendapat tersebut didasari oleh hasil kajian terhadap isi Undang- Undang Koperasi dan peraturan pelaksanaannya, antara lain : 1 Pasal 7 ayat 1 UU No. 25 Tahun 1992 menyebutkan bahwa pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar. Atas dasar itu, pada waktu sebelum terbitnya SK Menteri Negara UKM No. 98KEPM.KUKMIX2004, para pendiri koperasi bebas memilih apakah akta pendirian akan dibuat dengan akta notariil atau cukup dengan akta di bawah tangan. 2 Persyaratan dan tata cara pengesahan akta pendirian koperasi serta perubahan anggaran dasar diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian Koperasi dan Perubahan Anggaran Dasar, yang diantaranya menugaskan kepada Menteri Koperasi dan UKM untuk mengatur tehnis pelaksanaannya. Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 3 SK Menteri Negara Koperasi UKM No. 98KEPM.KUKMIX2004 merupakan salah satu dari peraturan pelaksanaan itu, khususnya tentang persyaratan pendirian koperasi dan perubahan anggaran dasar yang harus dibuat dengan akta notariil dan dibuat oleh Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi. 4 Pengesahan akta koperasi oleh Pemerintah yang disebutkan oleh Pasal 9, 10 dan 11 Undang-Undang Koperasi tetap dilaksanakan dan diatur kembali dengan SK Menteri Negara Koperasi UKM No.123 Kep M.KUKM X 2004 dan No. 124Kep M.KUKM X 2004. Mengenai yang dimaksud dengan akta lain yang terkait dengan koperasi dan bagaimana hubungannya dengan NPAK, Penulis hendak menyampaikan pendapat tentang hal itu. Akta lain yang terkait dengan kegiatan koperasi sekurang-kurangnya dapat ditafsirkan sebagai: 1 Seluruh akta yang dibuat oleh koperasi dalam urusan apapun dan dengan pihak manapun, atau 2 Akta yang dibuat oleh siapapun sepanjang terkait dengan perkoperasian atau melibatkan koperasi sebagai salah satu pihak pada akta tersebut, atau 3 Akta yang dibuat oleh koperasi dan diperlukan pengesahannya dari Kementerian Negara Koperasi dan UKM atau perangkat pelaksananya. Dari ketiga kemungkinan penafsiran tersebut di atas, Penulis berpendapat bahwa secara hukum hanyalah penafsiran terakhir yang wajib dibuat oleh Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi. Namun demikian, para pihak yang membuat akta dan didalamnya terkait langsung atau tidak langsung dengan perkoperasian sebaiknya Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 mempergunakan jasa Notaris yang telah memahami secara mendalam tentang perkoperasian. Seyogyanya diingat bahwa permasalahan hukum perkoperasian memiliki peraturan perundangan tersendiri yang di dalamnya menyangkut hal-hal terkait dengan hak dan kewajiban anggota koperasi. Jika klausul-klausul dalam akta tersebut tidak memperhatikan hal itu, bukan tidak mungkin akan menimbulkan akibat-akibat hukum yang tidak diharapkan di kemudian hari. 152 Sama halnya dengan Perseroan Terbatas PT, Koperasi yang berstatus sebagai badan hukum adalah merupakan subjek hukum. Sehingga merupakan organisasi yang berdiri sendiri yang dapat mempunyai hak dan kewajiban di mata hukum. Pembentukan sebuah koperasi yang berstatus badan hukum adalah merupakan subjek hukum dan mempunyai kedudukan yang disamakan dengan persoonrecht. Salah satu syarat penting untuk memperoleh status badan hukum tersebut adalah dibuatnya akta pendirian. Wewenang untuk memberikan badan hukum perkoperasian menurut Pasal 42 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 Tentang Pokok-Pokok Perkoperasian ada pada Menteri. Selanjutnya, Menteri dapat melimpahkan wewenang tersebut kepada Pejabat Perkoperasian didaerah untuk memberikan badan hukum. Perolehan status badan hukum ini selanjutnya mengalami perubahan bersamaan dikeluarkannya Undang- undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menggantikan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 Tentang Pokok-pokok Perkoperasian. 152 Ibid Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 Dalam Pasal 9 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian yang menyebutkan” Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Pemerintah. Kemudian hal ini dipertegas lagi dalam Peraturan Pemerintah PP Nomor 4 Tahun 1994 Tentang Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi menyebutkan” Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Menteri.” Ketentuan ini lebih khusus lagi dijelaskan dalam Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 123 KEP M.KUKM X 2004 dan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 124 KEP M.KUKM X 2004 Tentang Penugasan Pejabat yang berwenang untuk memberikan Pengesahan Akta Pendirian, perubahan Anggaran Dasar Dan Pembubaran Koperasi Di Tingkat Nasional yang mengatur penyelenggaraan tugas pembantuan dalam rangka pengesahan akta pendirian, perubahan anggaran dasar serta pembubaran koperasi. Akhirnya melalui Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 98 KEP M.KUKM IX 2004, tugas pembuatan akta pendirian, perubahan anggaran dasar serta pembubaran koperasi dilaksanakan oleh Notaris. 153 Akta perkoperasian yang dibuat Notaris meliputi : 1. Akta Perubahan Anggaran Dasar Koperasai. 2. Akta Pendirian Koperasi. 3. Berita Acara Rapat Anggota Koperasi, antara lain : 153 Ibid Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 a. Pembentukkan Koperasi b. Rapat Anggota : 1 Rapat Anggota Tahunan 2 Rapat anggota Penyusunan Dan Pengesahan RAPBK c. Rapat Anggota Luar Biasa 1 Penggabungan Koperasi 2 Pembagian Koperasi 3 Peleburan Koperasi 4 Dan Lain-Lain. 154 Anggaran Dasar dari suatu perkumpulan termasuk koperasi adalah merupakan kumpulan dari aturan-aturan main yang dibuat oleh para pendiri perkumpulan itu, mengatur hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan perkumpulan itu baik secara internal maupun eksternal. Demikian juga Anggaran Dasar dari suatu badan koperasi, memuat semua ketentuan hukum yang berlaku bagi semua anggota koperasi, baik mengenai hubungan hukum antara sesama anggota koperasi maupun antara para anggota koperasi dengan koperasinya ataupun mengenai hubungan-hubungan hukum yang berlaku terhadap koperasi apabila hendak menjalin hubungan usaha dengan pihak ketiga. 155 Anggaran dasar koperasi merupakan kumpulan ketentuan dan peraturan yang dibuat sebagai undang-undang by Laws terhadap para anggota koperasi. Pergeseran kedudukan Anggaran Dasar Koperasi dari statusnya semula sebagai kumpulan aturan- 154 Hasil wawancara dengan Notaris Syafril Warman SH, Tanggal 19 mei 2008 155 Ibid Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 aturan menjadi “Undang-Undang” yang berlaku bagi semua anggota koperasi, terjadi setelah anggaran dasar tersebut mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang. 156 Karena itu, di sini letak pentingnya fungsi Pejabat yang berwenang terhadap “perjanjian atau kesepakatan” yang dibuat oleh para pendiri koperasi yaitu memberikan legalitas sebagai badan hukum kepada koperasi dan anggaran dasarnya. Sama halnya dengan organisasi perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas PT, format dan isi pokok yang harus dibuat dalam akta pendirian atau anggaran dasar suatu koperasi telah dibuat dalam bentuk standar oleh pejabat yang berwenang. Namun, bentuk standar dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya harus diikuti dalam arti sama bunyinya, karena pada dasarnya hanya merupakan pedoman, sehingga isi anggaran dasar atau anggaran rumah tangga suatu koperasi dapat disesuaikan dengan kehendak bersama para anggota pendiri. 157 Karena itu, bentuk secara teknis berupa pola atau outline yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang berisi hal-hal atau pokok-pokok yang harus ada dalam suatu anggaran dasar koperasi. Jadi, fungsinya adalah untuk mempermudah para pendiri koperasi dalam merancang isi dari suatu rancangan anggaran dasar agar tidak menyimpang dari ketentuan hukum yang berlaku di bidang koperasi. Oleh karena itu, sepanjang kesepakatan dan kehendak para pendiri yang dituangkan ke dalam rancangan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga tersebut tidak bertentangan dengan aturan yang ada dan tidak bertentangan pula dengan tujuan 156 Hasil wawancara dengan Notaris Anita Simanjuntak SH, Op,cit 157 Ibid Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 bersama yang hendak dicapai, maka pola dasar bentuk standar tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan mereka. 158 Hal ini sesuai dengan Pasal 7 Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 98 KEP M.KUKM IX 2004 yang menyebutkan “Akta pendirian dan akta perubahan anggaran dasar koperasi serta akta-akta lain yang terkait dengan kegiatan koperasi dibuat dengan bentuk dan isi sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.” Ada beberapa faktor yang menyebabkan dunia koperasi semakin terpuruk. Selain krisis ekonomi yang belum mereda, persoalan modal juga menjadi penghambat berkembangnya koperasi. Untuk itu, akta koperasi yang dibuat Notaris menjadi salah satu solusi untuk memperkuat kedudukan koperasi. Kendati demikian beberapa pelaku koperasi menilai kebijakan membuat akta koperasi melalui Notaris justru menambah beban koperasi. Sejak berlakunya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 98 KEP M.UKM IX 2004 peranan Notaris dalam pembuatan akta Koperasi sangat besar sekali. Selain memiliki wewenang membuat Akta Koperasi, Notaris juga berperan untuk menterjemahkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi kepada para pendiri, pengurus dan anggota koperasi. Selain itu Notaris, sebagai seorang yang sarjana hukum memiliki tanggungjawab moral memberikan bimbingan dan penyuluhan hukum kepada para pendiri, dan seluruh anggota koperasi. Sayangnya tugas penyuluhan dan bimbingan hukum ini belum 158 Ibid Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 sepenuhnya dapat dilaksanakan. Notaris hanya memberikan penyuluhan terkait dengan akta pendirian dan pada saat penandatanganan akta saja. Draft Akta Pendirian Koperasi saat ini memang telah disiapkan oleh Kementrian Koperasi dan UKM. Namun, jika memang diperlukan adanya penambahan dan perubahan sesuai dengan keinginan para pendiri, Notaris akan mengakomodirnya di dalam akta selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 159 Selama ini draft baru yang ada masih banyak kekurangan terutama mengenai aturan penyertaan modal dan Sisa Hasil Usaha Koperasi. Dari permasalan tersebut, diketahui bahwa selama ini belum adanya aturan yang jelas yang mengatur hubungan koordinasi antara Notaris sebagai Pejabat Pembuat Akta Koperasi dengan Dinas Koperasi selaku Pejabat yang memiliki otoritas di bidang perkoperasian. 160 Selain itu selama ini belum ada ketentuan baku yang mengatur tarif pembuatan Akta Koperasi baik yang dikeluarkan Dinas Koperasi maupun Notaris itu sendiri. Kebijakan tarif ini belum seragam diantara Notaris Pembuat Akta Koperasi. Meskipun demikian, persoalan tarif, Notaris dibatasi ketentuan Pasal 12 Kepmen Nomor 98 KEP M.UKM IX 2004 yang menyebutkan “Notaris Pembuat Akta Koperasi wajib memberikan jasa tanpa memungut biaya kepada mereka yang menyatakan tidak mampu berdasarkan surat keterangan tidak mampu yang dikeluarkan Lurah Kepala Desa tempat kedudukan koperasi dan diketahui oleh Kepala Dinas Instansi yang membidangi koperasi Kabupaten Kota setempat”. 161 159 Hasil wawancara dengan Notaris Nursaida Hasibuan SH, Op, cit 160 Ibid 161 Ibid Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 Di lain pihak, bagi pejabat yang berwenang dapat menjadikan pola dasar bentuk standar tersebut sebagai dasar untuk memberikan persetujuan kepada suatu rancangan anggaran dasar menjadi anggaran dasar yang sah dari sebuah koperasi. 162 Mengingat standar anggaran dasar atau akta pendirian koperasi tersebut hanya berisi garis-garis besar tentang aturan main dalam suatu koperasi, maka aturan-aturan yang detail dan teknis dibuat dalam anggaran rumah tangga. Jadi, suatu anggaran dasar atau akta pendirian merupakan akta yang bersifat dasar dan pokok, sehingga hal-hal yang mendetail terdapat di dalam anggaran rumah tangga. Anggaran dasar ditentukan standarnya oleh pejabat yang berwenang, karena : a. Ingin memberikan kemudian kepada para calon pendiri koperasi dengan suatu kerangka outline dalam merumuskan dan menyusun ini kesepakatan yang mereka buat kedalam rancangan anggaran dasar; b. Memberikan kemudahan dan pedoman kepada para pendiri koperasi dalam rangka membuat aturan-aturan dasar yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota koperasi dalam hubungan internal dan eksternal dengan koperasinya; c. Memberikan kemudahan kepada pihak ketiga dalam hal membaca dan mempelajari koperasi aturan main internal dan eksternal dari suatu badan usaha koperasi yang membuat pejabat membuat hubungan hukum dengannya; d. Memudahkan pejabat yang berwenang untuk memberikan status hukum kepada sebuah badan usaha koperasi dan sekaligus menjadi dasar kontrol terhadap bentuk dan isi dari suatu anggaran dasar dari sebuah koperasi yang akan diberi status badan hukum. 163 162 Ibid 163 Ibid Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 Untuk itu dapatlah dikatakan bahwa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga tersebut berlaku sebagai dokumen persetujuan kontrak perjanjian antara para pendiri. Oleh karena itu, suatu perjanjian wajib ditaati dan berlaku sebagai Undang- undang yang mengikat para pembuatnya. Syarat utama untuk mendirikan sebuah koperasi, baik yang diatur di dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian maupun yang diatur di dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 Tentang Pokok-pokok Perkoperasian sangat sederhana, yaitu hanya memerlukan calon pendiri sebanyask minimal 20 orang. Dari dua puluh orang tersebut kemudian dapat menjadi anggota semua dan di antara mereka dapat dipilih menjadi anggota pengurus, maupun anggota pengawas. Ketentuan mengenai jumlah dari orang-orang yang dapat mendirikan koperasi seperti disebut di atas, sebetulnya tidak perlu sedemikian mutlak karena dalam praktek ternyata pendiri sebuah koperasi sering jumlahnya hanya beberapa orang saja yang umumnya telah mempunyai pengalaman praktis dalam badan usaha koperasi. Melalui ketentuan tentang jumlah keanggotaan minimal itu diharapkan mengandung potensi awal yang nantinya akan terakumulasi menjadi lebih banyak, namun ini bukanlah ketentuan prinsip dari berdirinya sebuah koperasi. 164 Setelah jumlah anggota minimal dan kesemua anggota telah memahami betul mengenai hubungan hukum dan aturan main dalam koperasi yang hendak mereka dirikan tersebut, maka proses selanjutnya adalah menuangkan kesepakatan bersaa tersebut ke dalam Anggaran Dasar yang berbentuk akta pendirian koperasi. Di dalam Anggaran Dasar tersebut, para pendiri wajib memuat dan menyatakan sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut : 164 Ibid Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 a. Daftar nama pendiri; b. Nama dan tempat kedudukan koperasi; c. Landasan dan asas; d. Maksud dan tujuan serta bidang usaha; e. Ketentuan mengenai keanggotaan; f. Ketentuan mengenai rapat anggota; g. Ketentuan mengenai pengurus; h. Ketentuan mengenai pengawas; i. Ketentuan mengenai pengelola; j. Ketentuan mengenai permodalan; k. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya koperasi; l. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha SHU; m. Ketentuan mengenai sanksi; n. Ketentuan mengenai pembagian, penggabungan, peleburan dan Pembubaran; o. Ketentuan mengenai perubahan anggaran dasar; p. Ketentuan mengenai anggaran rumah tangga dan peraturan khusus. 165 Materi anggaran dasar koperasi dapat diperluas dengan menetapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan kepentingan anggota, organisasi atau usaha koperasi yang bersangkutan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. 166 Anggaran dasar koperasi harus memuat ketentuan-ketentuan pokok yang merupakan dasar bagi tata kehidupan koperasi, sehingga di dalam dimuat hal-hal yang harus disusun secara ringkas, jelas dan mudah dimengerti oleh siapapun. Ketentuan pokok yang dimuat dalam anggaran dasar meliput : 165 Hasil wawancara dengan Salmeks Saragih SH, MHum, Op, Cit 166 Ibid Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008 1. Struktur organisasi dalam sebuah koperasi biasanya memuat tentang : a. Nama dan tempat kedudukan b. Maksud dan tujuan c. Landasan dan azas d. Keanggotaan e. Perangkat organisasi f. Rapat-rapat, termasuk rapat anggota g. Jangka waktu berdirinya h. Daftar nama pendiri i. Sanksi 2. Pengaturan kegiatan usaha dalam anggaran dasar koperasi mengenai : a. Kegiatan usaha yang dijalankan Koperasi b. Pendapatan koperasi, sisa hasil usaha SHU dan pembagiannya c. Tanggungan d. Tahun buku koperasi 3. Pengaturan modal dan keuangan adalah terkati dengan : a. Modal sendiri b. Modal pinjaman c. Modal penyertaan 4. Pengaturan manajemen dalam koperasi adalah mengenai : a. Wewenang, hak, tugas, kewajiban dan tanggungjawab dari perangkat organisasi dan pengelola koperasi b. Hubungan kerja antar perangkat organisasi dan antara perangkat organisasi dengan pengelola usaha koperasi c. Laporan keuangan dan neraca 167 167 Ibid Treesna Sari Berliana L.Tobing : Peran Notaris Dalam Membuat Akta Pendirian Dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Badan Usaha Koperasi, 2008 USU Repository © 2008

BAB IV UPAYA MENGATASI KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI OLEH