Alat–alat bukti tersebut dalam proses suatu perkara di Pengadilan semuanya adalah penting, tetapi dalam RBg yang menganut atas pembuktian formal, maka disini tampak
bahwa bukti surat yang merupakan alat bukti tertulis merupakan hal yang sangat penting di dalam pembuktian. Kekuatan pembuktian mengenai alat bukti surat ini diserahkan pada
kebijaksanaan hakim. “Di dalam masalah keperdataan sering sekali orang dengan sengaja menyediakan
suatu bukti yang dapat dipakai kalau timbul suatu perselisian, dan bukti yang disediakan tadi biasanya berupa tulisan.”
15
Di dalam KUHPerdata mengenai alat bukti tulisan ini pengaturannya dapat dilihat dalam pasal 1867-1894, dimana Pasal 1867 KUHPerdata menyatakan : Pembuktian dengan
tulisan dilakukan dengan tulisan–tulisan otentik maupun dengan tulisan–tulisan di bawah tangan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu pengkajian lebih dalam untuk membahas masalah kekuatan alat bukti surat, terutama mengenai kekuatan pembuktian akta
di bawah tangan, karena apabila melihat ketentuan dalam buku IV KUHPerdata dan dalam Pasal 1874, 1874a, 1880 disana dinyatakan bahwa surat–surat dimaksud perlu ada legalisasi
dari Notaris. Hal inilah yang menarik bagi penulis untuk mengadakan penelitian dan untuk
selanjutnya melakukan pengkajian, penganalisaan, dan oleh karena itu penulis mengambil
15
R. Subekti,Op Cit, hlm 470
Merry Natalia Sinaga: Tinjauan Yuridis Terhadap Kekuatan Pembuktian Akta Dibawah Tangan Yang Telah Di Legalisasi Dan Registrasi Oleh Notaris, 2007.
USU e-Repository © 2008
judul dalam pembuatan tesis ini dengan judul: “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DI BAWAH TANGAN YANG TELAH DI
LEGALISASI DAN WAARMERKING OLEH NOTARIS.”
B. Rumasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk membatasi masalah dengan mengidentifikasinya sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kekuatan akta di bawah tangan sebagai alat bukti? 2. Apakah fungsi legalisasi dan waarmerking atas akta yang dibuat di bawah tangan
memberikan tambahan kekuatan pembuktian dalam sidang di Pengadilan? 3. Apakah akta di bawah tangan yang telah memperoleh legalisasi dan waarmerking dari
Notaris dapat dibatalkan oleh hakim?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kekuatan akta di bawah tangan sebagai alat bukti.
2. Untuk mengetahui dapat tidaknya fungsi legalisasi dan waarmerking atas akta yang dibuat di bawah tangan memberikan tambahan kekuatan pembuktian dalam sidang di
Pengadilan. 3. Untuk mengetahui dapat tidaknya akta di bawah tangan yang telah memperoleh
legalisasi dan waarmerking dari Notaris dibatalkan oleh hakim.
Merry Natalia Sinaga: Tinjauan Yuridis Terhadap Kekuatan Pembuktian Akta Dibawah Tangan Yang Telah Di Legalisasi Dan Registrasi Oleh Notaris, 2007.
USU e-Repository © 2008
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis:
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan tentang kekuatan pembuktian akta di bawah tangan, dan memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu
pengetahuan hukum pada umumnya dan hukum pembuktian pada khususnya, terutama tentang kewewenang notaris atas legalisasi dan waarmerking terhadap akta di bawah
tangan . 2. Manfaat Praktis:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi kelangan praktisi dalam menangani suatu perkara dalam suatu pemeriksaan mengenai bukti–bukti terutama
mengenai bukti surat, juga memberikan masukan kepada masyarakat mengenai sejauh mana peranan notaris dalam legalisasi dan waarmerking akta–akta di bawah tangan.
E. Keaslian Penelitian