Pemeriksaan Pap Smear TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Pemeriksaan Pap Smear

Pap Smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat perubahan- perubahan yang terjadi dari sel, Riano, 2006. Pap Smear sering juga disebut dengan Pap Test, ditemukan pertama sekali oleh dokter yang bernama George N papanicolau pada tahun 1928, sehingga dinamakan Pap Smear test BKKBN, 2006. Sitologi ginekologik Pap Smear adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas atau dekuamasi dari alat kandungan wanita, meliputi sel-sel yang lepas dari vagina, servik, endoservik, dan endometrium, Lestadi, 1997. Suatu pemeriksaan ginekologik harus dilengkapi dengan pemeriksaan sitologi apusan Pap Smear karena dari pemeriksaan sitologi ini dapat diketahui ada tidaknya proses infeksi, kelainan pra kanker dan kanker didalam vagina dan serviks.Kanker serviks di Indonesia masih menduduki peringkat pertama sebagai kanker yang terbanyak dijumpai pada wanita, maka dengan melakukan pemeriksaan apusan pap berarti telah melakukan usaha pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Deteksi dini kanker serviks adalah upaya yang dilakukan untuk pemeriksaan keadaan leher rahim sedini mungkin sehingga keadaan leher rahim dapat diketahui lebih awal dan apabila terdapat kelainan dapat diatasi segera mungkin Price, 2006. 2.4.1 Klasifikasi Pemeriksaan Pap Smear Klasifikasi pemeriksaan Pap Smear, sistim Bethesda Pemakaian terbaru menurut Price.2006 adalah : Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 a. ASCUS Sel Skuomosa atipikal yang tidak dapat ditentukan secara signifikan sel skuomosal adalah sel datar, tipis yang membentuk permukaan serviks. b. LSIL Lesi Skuamosa Intraepitelial, yaitu tingkat rendah berarti perubahan dini dalam ukuran dan bentuk sel. Lesi mengaju pada daerah jaringan abnormal, intraepithelial beraati sel abnormal hanya terdapat pada permukaan lapisan sel- sel. c. HSIL Lesi Skuomosa Intraepitel Tingkat-Tinggi, yaitu tingkat tinggi berarti berarti bahwa terdapat perubahan yang lebih jelas dalam ukuran dan bentuk abnormal sel-sel pra kanker yang terlihat berbeda dengan sel-sel normal. Rekomendasi terbaru dari American college of obstetricions and gynecologist dan the Amerika cancer society adalah untuk melakukan pemeriksaan pelvis dan penapisan pulasan Pap setiap tahun bagi semua perempuan yang telah aktif secara seksual atau telah mencapai usia 18 tahun. Setelah tiga kali atau lebih secara berturut- turut hasil pemeriksaan tahunan ternyata normal, uji Pap dapat dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang atas kebijakan dokter Price, 2006. Menurut Tjokronegoro 2002, Skrining Pap Smear pada setiap wanita sekali dalam hidupnya pada wanita berumur 35-40 tahun, kalau fasilitas tersedia lakukan setiap 10 tahun pada wanita berumur 35-55 tahun, bila fasilitas tersedia lebih maka lakukan setiap 5 tahun pada wanita berumur 35-55 tahun. Ideal atau jadwal yang optimal setiap 3 tahun pada wanita yang berumur 25-60 tahun. Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 2.4.2 Manfaat Pemeriksaan Pap Smear Pap Smear dilakukan untuk mendeteksi dini kanker serviks dan sebagai uji penapisan untuk mendeteksi perubahan neoplastik. Pulasan yang abnormal dapat dilakukan biopsy untuk mendapatkan jaringan untuk pemeriksaan sitologis. Menurut Sumaryati 2003, manfaat dari pemeriksaan Pap Smear adalah : Untuk mendeteksi dini tentang adanya radang pada rahim dan tingkat radangnya, adanya kelainan degeneratif pada rahim, adatidaknya tanda-tanda keganasan kanker pada rahim. a. Mengetahui penyebab radang penyakit, bakteri, jamur. b. Untuk menyelidiki infeksi-infeksi tertentu dan penyakit yang disebarkan secara seksual. c. Untuk menentukan penanganan dan pengobatan. 2.4.3 Kegunaan dari pada Pap Smear Kegunaan dari pada Pap Smear menurut Lestadi, 1997 adalah : a. Evaluasi sitohormonal, untuk menentukan adanya penyakit-penyakit gangguan hormonal, menentukan ada tidaknya ovulasi pada kasus infertibilitas. b. Mendiagnosis peradangan, akan memberikan gambaran perubahan sel yang khas, yang sesuai dengan organisme penyebabnya. c. Identifikasi organisme penyebab peradangan, dengan pulasan papanicolaou, beberapa macam infeksi oleh kuman tertentu akan menimbulkan perubahan sel yang khas. Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 d. Mendiagnosis kelainan pra kanker displasia serviks dan kanker serviks dini atau lanjut karsinoma in situinvasif. Kini telah diakui bahwa Pap Smear merupakan alat diagnostik pra kanker dan kanker serviks yang ampuh dengan ketepatan diagnostik yang tinggi. Walaupun ketepatan diagnostik sitologi ginekologik Pap Smear sangat tinggi yaitu sebesar 96, tetapi diagnostik histopatologik sebagai alat pemasti diagnosis. Hal itu berarti setiap diagnostik sitologi kanker serviks harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologik jaringan biopsi serviks sebelum dilakukan tindakan berikutnya. e. Memantau hasil terapi,misalnya pada kasus invertibilitas atau gangguan endokrin. Memantau hasil terapi radiasi pada kasus-kasus kanker serviks yang telah diobati dengan elektrokauter, kriosurgeri atau konisasi. 2.4.4 Wanita yang perlu melakukan Pemeriksaan Pap Smear Wanita yang perlu melakukan pemeriksaan Pap Smear, BKKBN, 2006 adalah a wanita menikah atau melakukan hubungan seksual pada usia muda 20 tahun, b wanita muda memiliki mulut rahim yang belum matang, ketika hubungan seksual terjadi gesekan yang dapat menimbulkan luka kecil, yang dapat mengundang masuknya virus, c wanita sering berganti-ganti pasangan seks, akan menderita infeksi didaerah kelamin, sehingga dapat mengundang virus HPV dan herves genetalis, d wanita yang sering melahirkan, kanker serviks banyak dijumpai pada wanita yang sering melahirkan yang disebabkan oleh truma persalinan, perubahan Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 hormonal dan nutrisi selama kehamilan, e wanita perokok, memiliki resiko dibandingkan dengan wanita tidak merokok, karena rokok akan menghasilkan zat karsinogen yang menyebabkan turunnya daya tahan didaerah serviks Menurut Tjokronegoro 2002, tembakau menggandung bahan-bahan karsinogen baik yang dihisap sebagai rokoksigaret atau dikunyah. Asap rokok menghasilkan polycyclic aromatic hydrocarbons heterocyclic aminemyang sangat karsinogen dan mutagen, sedang bila dikunyah dapat menghasiklan nitrosamine. a. Wanita menopause dan mengeluarkan darah pervaginam, harus menjalani pemeriksaan Pap smear karena kemungkinan adanya suatu keganasan. b. Peserta KB yang sudah 5 tahun terutama dengan kontrasepsi hormonal atau IUD, tali IUD akan menyebabkan trauma pada serviks yang menyebabkan mudah timbul infeksi, dan dikhawatirkan akan terjadi proses metaplasia. Sedangkan pada kontrasepsi hormonal dapat terjadi perdarahan yang tidak teratur, BKKBN, 1995. 2.4.5 Bahan Pemeriksaan Sitologi Pap Smear Bahan pemeriksaan terdiri atas sekret vagina,sekret servikal eksoserviks, sekret endo servika, sekret endometrial, sekret fornik posterior, lestadi, 1997. Jangan melakukan pemeriksaan Pap Smear pada saat menstruasi karena sel-sel darah merah mengaburkan sel-sel epitel pada pemeriksaan mikroskop. Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 2.4.6 Alat dan tindakan yang dilakukan pada pemeriksaan Pap Smear Alat yang digunakan untuk pemeriksaan Pap Smear adalah formulir konsultasi sitologi, spatula ayre, kaca objek, spikulum cocor bebek kering dan tabung berisi larutan fiksasi alkohol 95, kapas lidipensil gelas atau pensil intan, sapu endometrium dan lampu sorot, Lestadi,1997. Tindakan yang dilakukan oleh pasien sebelum pemeriksaan Pap Smear adalah tidak bersenggama selama 3 hari sebelum pemeriksaan Pap Smear, tidak menggunakan obat peroralpervagina dalam waktu 3 hari sebelum pemeriksaan dan bila menggunakan pil KB tidak perlu berhenti, hanya diberitahukan kepada petugas yang akan melakukan Pap Smear serta pasien tidak dalam keadaan haid.Tindakan ini dilakukan agar tidak meragukan hasil penilaian pemeriksaan Pap Smear PKBI, 2004. Sedangkan tindakan yang dilakukan oleh petugas adalah pasien terlentang. Spekulum dimasukkan kedalam vagina untuk membuka dan menahan dinding vagina supaya tetap terbuka, sehingga leher rahim terlihat dengan jelas. Sel-sel serviks kemudian diambil dengan cara menggusap leher rahim dengan spatula kemudian diolesi pada objek glass dan dikirim ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan lebih lanjut Riono, 2006. 2.4.7 Cara pelaporan dan klasifikasi sitologi ginekologik Hasil pemeriksaan sitologi ginekologik Pap Smear biasanya dilaporkan dengan suatu cara tertentu yang disebut klasifikasi atau terminologi. Ada beberapa jenis klasifikasi hasil pemeriksaan sitologi Pap Smear yang pada dasarnya kurang lebih sama, yaitu : Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 a. Klasifikasi menurut Papanicolou Klas I Terdapat sel-sel normal Klas II Sel-sel tidak normal yang tidak dicurigai ganas Klas III Sel epitel diskariotik atau displasia ringan, sedang dan berat. Klas IV Terdapat sel-sel yang dicurigai ganas Klas V Sel-sel ganas. b. Klasifikasi menurut WHO Negatif Tidak ada sel maligna Displasia Kecurigaan maligna Positif Terdapat sel maligna Inkonklusif Sediaan tidak dapat diinterpretasikan, Hacker,2001. c. Stadium secara klinik Tabel 2.1. Stasium Secara Klinik Stadium 0 Sel kanker masih di selaputi lender serviks karsinoma insitu Stadium I Stadium IA Stadium IAI Stadium IA2 Stadium IB Stadium IBI Stadium IB2 Kanker masih terbatas di dalam jaringan serviks dan belum menyebar ke badan rahim Karsinoma yang di diognosa baru hanya secara mikroskop dan belum menunjukkan kelainan keluhan klinik. Kanker sudah mulai menyebar ke jaringan otot dengan dalam 3 mm, serta ukuran besar tumor 7 mm. Kanker sudah menyebar lebih dalam 3 mm-5 mm dengan lebar = 7 mm. Ukuran kanker sudah dari IA2 Ukuran tumor = 4 cm. Ukuran tumor 4cm. Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 Lanjutan Tabel 2.1. Stasium Secara Klinik Stadium 0 Sel kanker masih di selaputi lender serviks karsinoma insitu Stadium II Stadium IIA Stadium IIB Kanker sudah menyebar keluar jaringan serviks tetapi belum mengenai dinding rongga panggul. Meskipun sudah menyebar ke vagina tetapi masih terbatas pada 13 atas vagina. Tumor jelas belum menyebar ke sekitar uterus. Tumor jelas sudah menyebar ke sekitar uterus. Stadium III Kanker sudah menyebar ke dinding panggul dan sudah mengenai jaringan vagina lebih rendah dari 13 bawah. Bias juga penderita sudah mengalai ginjal bengkak karena bendungan air seni hidroneprosis dan mengalami gangguan fungsi ginjal. Stadium IIIA Stadium IIIB Kanker sudah menginfasi dinding panggul. Kanker menyerang dinding panggul disertai gangguan fungsi ginjal dan atau hidronephrosis. Stadium IV Stadium IVA Stadium IVB Kanker sudah menyebar keluar rongga panggul, dan secara klinik sudah terlihat tanda-tanda infeksi kanker keselaput lender kandung kencing danatau rectum. Sel kanker menyebar pada alatorgan yang dekat dengan serviks. Kanker sudah menyebar pada alatorgan yang jauh dari serviks. Sumber : Penyakit kandungan,Yatim, 2005. 2.4.8 Kelebihan dan kelemahan screening serviks pada wanita perorangan a. Kelebihan 1. Menenangkan hati bagi sebagian besar orang yang mengalami perubahan sebelum ganas. 2. Menenangkan hati bagi orang-orang yang mengalami perubahan sebelum keganasan ditemukan pada setiap stadium awal. 3. Menghindari perawatan radikal jika kondisi ditangai lebih dini. 4. Menghasilkan peningkatan harapan hidup. Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 b. Kelemahan 1. Rasa takut menemukan kanker, 2. Kecemasan terjadi saat menuggu hasil. 3. Rasa takut yang berasal dari hasil positif salah.

2.5 Gambaran Umum Penyakit Kanker Serviks

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

4 62 108

Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

2 76 45

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

0 56 108

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan Upaya Mengurangi Premenstrual Syndrome di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe Tahun 2013

1 92 159

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

10 80 82

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Yang Belum Menikah Tentang Tradisi Badapu Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2013

1 43 116

Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan dan Tradisi Wanita Usia Subur (WUS) terhadap Pemeriksaan Pap Smear dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011

4 70 88

Analisa Pengaruh Pasangan Usia Subur Dan Pengguna Alat/Cara Kb Terhadap Angka Kelahiran Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 1995-2009

0 27 72

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pada Pasangan Usia Subur Terhadap Perilaku Pemeriksaan Pap Smear Di Desa Pucangan Kartasura Sukoharjo.

0 1 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) MENGENAI PAP SMEAR DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAP SMEAR.

0 0 9