Pengaruh Karakteristik PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Karakteristik PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear

5.1.1. Umur Umur adalah lamanya hidup yang telah dilalui, umur tidak berisiko adalah 20- 35 tahun. Dari hasil tabulasi silang Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa proporsi yang tertinggi melakukan Pap Smear pada PUS dengan umur tidak berisiko 33 orang 40,2 sedangkan yang sedikit melakukan Pap Smear pada PUS yang berisiko 3 orang 50. Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa variabel umur tidak mempunyai hubungan signifikan dengan pemeriksaan Pap Smear dengan p=0,685 p0,05; RP= 1,485, artinya pemeriksaan Pap Smear 1,48 kali kemungkinan besar tidak terjadi pada umur berisiko di bandingkan dengan PUS umur tidak berisiko. Umur bukan suatu patokan untuk melakukan Pap Smear kalau tidak didasari oleh kesadaran sendiri untuk melakukan Pap Smear. Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel umur tidak berpengaruh terhadap pemeriksaan Pap Smear, dimana p=0,639. Hal ini disebabkan karena tidak mau melakukan pemeriksaan Pap smear merasa tidak ada keluhan, takut mengetahui adanya kelainan, malu untuk melakukannya dan menganggap Pap Smear tidak terlalu penting. Hasil ini sama dengan penelitian Bakheit dan Haroon 2001, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kelompok umur dengan pemeriksaan Pap Smear P= 0,92. 61 Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 5.1.2. Pendidikan Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek sekalian objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Menurut Notoatmojo. 1997, pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertujukan pada kedewasaan. Sedangkan pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian materi guna mencapai perubahan dan tingkah laku. Dari hasil tabulasi silang Tabel 4.11 proporsi yang tertinggi melakukan Pap Smear Pada PUS dengan tingkat pendidikan rendah 20 orang 57,1 sedangkan yang sedikit melakukan Pap Smear pada PUS dengan tingkat pendidikan tinggi 4 orang 22,2. Keadaan tersebut disebabkan karena mereka yang berpendidikan rendah banyak terdapat keluhan dan sering berkunjung ke Rumah Sakit sehingga informasi tentang pemeriksaan Pap Smear mudah diperoleh. Hari uji chi square menunjukkan bahwa variabel pendidikan mempunyai hubungan signifikan dengan pemeriksaan Pap Smear dengan nilai p=0.029 nilai ini lebih kecil dari level of significance sebesar 0,05; RP= 1,48, artinya pemerksaan Pap Smear 1,48 kali kemunkinan besar terjadi pada PUS dengan pendidikan rendah dibandingkan dengan pendidikan tinggi. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap pemeriksaan Pap Smear dimana p=0,029 p0,05. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Gamarra dkk 2004 pendidikan berpengaruh secara signifikan Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 terhadap pemeriksaan Pap Smear P=0.01. Penelitian di RSU Adam Malik yang dilakukan oleh Subakti 2004, ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kejadian kanker serviks. 5.1.3. Pekerjaan Pekerjaan adalah aktivitas rutin yang dilakukan subjek penelitian diluar maupun di dalam rumah yang menghasilkan imbalan materi atau uang. Daryanto,1997. Dari hasil analisis tabulasi silang Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa proporsi yang tertinggi melakukan Pap Smear pada PUS yang bekerja 25 orang 55,6 sedangkan proporsi terendah melakukan Pap Smear pada PUS yang tidak bekerja 11 orang 25,6. Hal ini dapat dipahami bahwa meskipun sibuk dengan pekerjaannya tetapi informasi tentang Pemeriksaan Pap Smear bisa didapatkan melalui teman sekerja, seminar, Telivisi, Radio dan sebagainya. Dari hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa variabel pekerjaan tidak mempunyai hubungan signifikan dengan pemeriksaan Pap Smear dengan nilai p=0,445 p0,05; RP= 0,704, artinya pemeriksaan Pap Smear 0,7 kali kemungkinan besar tidak terjadi pada PUS yang tidak bekerja dibandingkan dengan PUS yang bekerja. Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemeriksaan Pap Smear dimana p=0,445 p0,05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pekerjaan tidak ada kaitannya dengan pemeriksaan Pap Smear bila tidak ada keinginan dan kesadaran untuk menjaga kesehatan kearah yang lebih baik. Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 5.1.4. Sosial ekonomi Status sosial ekonomi adalah tingkat pendapatan penduduk, semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi pula pengeluaran yang dibelanjakan untuk barang makanan, semakin tinggi pendapatan keluarga semakin baik juga status gizi masyarakat BPS, 2006. Dari tabulasi silang tabel 4.13 menunjukkan bahwa Proporsi yang tertinggi melakukan Pap Smear pada PUS dengan sosial ekonomi tinggi 28 orang 50 sedangkan proporsi terendah melakukan Pap Smear pada PUS dengan sosioal ekonomi rendah 8 orang 25., artinya semakin baik tingkat sosial ekonomi semakin baik dalam melakukan pemeriksaan Pap Smear. Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel sosial ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap pemeriksaan Pap Smear, dimana p= 0,022 p0,05 RP=0,333, artinya pemeriksaan Pap Smear 0,3 kali kemungkinan besar terjadi pada tingkat sosial ekonomi tinggi dibandingkan dengan ekonomi rendah. Tingkat ekonomi yang baik memungkinkan anggota keluarga untuk memperoleh kebutuhan yang lebih misalnya di bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan karir dan sebagainya. Demikian juga sebaliknya jika ekonomi lemah maka menjadi hambatan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Keadaan sosial ekonomi kemiskinan, orang yang bekerja atau penghasilan rendah yang memegang peranan penting dalam meningkatkan status kesehatan keluarga. Jenis pekerjaan erat kaitannya dengan tingkat penghasilan dan lingkungan kerja, dimana bila penghasilan tinggi maka pemanfaatan pelayanan kesehatan dan pencegahan Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 penyakit juga meningkat, dibandingkan dengan penghasilan rendah akan berdampak pada kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam hal pemeliharaan kesehatan karena daya beli obat maupun biaya transportasi dalam mengunjungi pusat pelayanan kesehatan Zacler, dalam Notoatmodjo, 1997. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ekonomi sangat menentukan seseorang untuk lebih meningkatkan kesehatannya kearah yang lebih baik terutama untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear .

5.2. Pengaruh Perilaku PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

4 62 108

Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

2 76 45

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

0 56 108

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan Upaya Mengurangi Premenstrual Syndrome di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe Tahun 2013

1 92 159

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

10 80 82

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Yang Belum Menikah Tentang Tradisi Badapu Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2013

1 43 116

Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan dan Tradisi Wanita Usia Subur (WUS) terhadap Pemeriksaan Pap Smear dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011

4 70 88

Analisa Pengaruh Pasangan Usia Subur Dan Pengguna Alat/Cara Kb Terhadap Angka Kelahiran Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 1995-2009

0 27 72

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pada Pasangan Usia Subur Terhadap Perilaku Pemeriksaan Pap Smear Di Desa Pucangan Kartasura Sukoharjo.

0 1 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) MENGENAI PAP SMEAR DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAP SMEAR.

0 0 9