Definisi kanker leher rahim dan pemeriksaan Pap Smear Karakteristik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi kanker leher rahim dan pemeriksaan Pap Smear

Kanker Leher rahim Kanker Serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahimserviks bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina Medicastore, 2007. Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina, Sarjadi,1995. Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Kanker serviks merupakan kanker yang tersering dijumpai di Indonesia baik diantara kanker pada perempuan dan pada semua jenis kanker Tapan, 2005. Pemeriksaan papanicolau Pap Smear adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil usapan sel dan lendir leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan pada sel secara mikroskopis, Depkes, 2001. Tes Pap merupakan alat skrining kanker serviks uteri yang dipergunakan untuk memantau perubahan sel epitel serviks uteri mulai dari perubahan displasia ringan, sedang, berat dan karsinoma in situ, Tambunan, 1991. Menurut BKKBN 2006, Tes Pap Smear merupakan suatu pemeriksaan yang dianjurkan sebagai skrining terhadap kanker serviks dan merupakan pemeriksaan sitologi dengan tingkat sensitivitas menengah cukup baik dan relative murah. 10 Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 Pemeriksaan Pap Smear adalah pengamatan sel-sel yang dieksfoliasi dari genetalia wanita, Tjokronegoro, 2002.

2.2 Karakteristik

Karakteristik adalah ciri-ciri khusus atau mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu Daryanto,1997. Faktor yang termasuk ke dalam karakteristik adalah umur, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi. 2.2.1 Umur Umur adalah lamanya hidup yang telah dilalui, umur reproduksi sehat adalah 20-35 tahun, Menurut Verralls 2003 wanita umur 35-55 tahun mempunyai risiko tinggi untuk timbulnya kanker serviks, tetapi sekarang telah terjadi peningkatan jumlah wanita muda yang sel-sel abnormalnya, bahkan dapat di diagnosis pada sitologis cervik. Menurut Yatim, 2005 di RSCM kanker serviks terjadi pada usia 25-34 tahun dan umur 35-54 tahun. Secara umum, stadium IA lebih sering ditemukan pada kelompok umur 40-49 tahun, sedangkan untuk stadium IB dan II sering ditemukan pada kelompok umur 40-49 tahun, stadium III dan IV sering ditemukan pada kelompok umur 60-69. Di RSCM ditemukan pada stadium IB, IIA, dan IIB sering terdapat pada kelompok umur 35-44 tahun, sedangkan stadium IIB sering pada kelompok umur 45-54. Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 Kejadian kanker diusia muda disebabkan karena melakukan aktivitas seksual pada usia muda, menurut Price 2006, Puncak insiden karsinoma adalah usia 20-30 tahun. Pemeriksaan pelvis dan penapisan pulasan Pap Smear setiap tahun bagi wanita yang telah aktif melakukan hubungan seksual. Semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar resiko mendapatkan karsinoma servik uteri dan menikah pada usia 20 tahun dianggap usia muda, Tambunan, 1991. 2.2.2 Pendidikan Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik didalam maupun diluar sekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila, Hasibuan,2005. Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek sekalian objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Menurut Mj.Langveld, pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertujukan pada kedewasaan. Sedangkan pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian materi guna mencapai perubahan dan tingkah laku Notoatmojo, 1997. Menurut Daryanto 1997, pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Peningkatan manusia ketaraf insani itulah yang disebut mendidik, sedangkan menurut Dictionary of Education tahun 1984, pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya didalam lingkungan masyarakat. Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 Menurut Notoatmojo 1996, konsep dasar dari pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, perubahan kearah yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang sehingga dapat menghasilkan perubahan perilaku pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Koentjoroningrat 1997, mengatakan pendidikan adalah kemahiran menyerap pengetahuan akan meningkatkan sesuai dengan pendidikan seseorang dan kemampuan ini berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah untuk dapat menyerap pengetahuan. 2.2.3 Pekerjaan Pekerjaan adalah aktivitas rutin yang dilakukan subjek penelitian diluar maupun di dalam rumah yang menghasilkan imbalan materi maupun uang Daryanto,1997. Pekerjaan lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan khusus dan derajat keterpaparan tersebut serta besarnya risk menurut sifat pekerjaan juga akan berpengaruh pada lingkungan kerja dan sifat sosial ekonomi karyawan pada pekerjaan tertentu, Notoatmodjo, 2003. 2.2.4 Sosial ekonomi Status sosiol ekonomi adalah tingkat pendapatan penduduk, semakin tinggi pendapatan penduduk semakin tinggi pula pengeluaran yang dibelanjakan untuk barang makanan, semakin tinggi pendapatan keluarga semakin baik juga status gizi masyarakat BPS, 2006. Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 Tingkat ekonomi yang baik memungkinkan anggota keluarga untuk memperoleh kebutuhan yang lebih misalnya di bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan karir dan sebagainya. Demikian juga sebaliknya jika ekonomi lemah maka menjadi hambatan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Keadaan sosial ekonomi kemiskinan, orang tua yang bekerja atau penghasilan rendah yang memegang peranan penting dalam meningkatkan status kesehatan keluarga. Jenis pekerjaan orang tua erat kaitannya dengan tingkat penghasilan dan lingkungan kerja, dimana bila penghasilan tinggi maka pemanfaatan pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit juga meningkat, dibandingkan dengan penghasilan rendah akan berdampak pada kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam hal pemeliharaan kesehatan karena daya beli obat maupun biaya transportasi dalam mengunjungi pusat pelayanan kesehatan Zacler, dalam Notoatmodjo, 1997. Pendapatan merupakan ukuran yang sering digunakan untuk melihat kondisi status sosial ekonomi pada suatu kelompok masyarakat. Semakin baik kondisi ekonomi masyarakat semakin tinggi persentase yang menggunakan jasa kesehatan. Data Survey Kesehatan Nasional tahun 1992, memperlihatkan rata-rata penggunaan pelayanan kesehatan berhubungan dengan meningkatnya pendapatan, baik pada pria maupun wanita, oleh karena itu status sosial ekonomi berhubungan dengan kondisi seseorang, keluarga dan masyarakat Depkes RI,2000. Menurut Verralls 2003 wanita pada kelompok sosial ekonomi rendah cenderung memulai aktivitas seksualnya pada umur yang lebih muda dan terdapat pengurangan insidens kanker serviks pada para wanita yang suaminya disirkumsisi. Cut Nurhasanah: Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur PUS Terhadap Pemeriksaan Pap Smear Di RSUZA Banda Aceh Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 Kanker serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah yang berkaitan dengan gizi dan imunitas, pada sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang, hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.

2.3 Perilaku

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

4 62 108

Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014

2 76 45

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Pasangan Usia Subur tentang Pemeriksaan Pap smear di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara

0 56 108

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan Upaya Mengurangi Premenstrual Syndrome di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe Tahun 2013

1 92 159

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

10 80 82

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Yang Belum Menikah Tentang Tradisi Badapu Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2013

1 43 116

Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan dan Tradisi Wanita Usia Subur (WUS) terhadap Pemeriksaan Pap Smear dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011

4 70 88

Analisa Pengaruh Pasangan Usia Subur Dan Pengguna Alat/Cara Kb Terhadap Angka Kelahiran Di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 1995-2009

0 27 72

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Pada Pasangan Usia Subur Terhadap Perilaku Pemeriksaan Pap Smear Di Desa Pucangan Kartasura Sukoharjo.

0 1 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) MENGENAI PAP SMEAR DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAP SMEAR.

0 0 9