Rumusan Masalah Manfaat penelitian Pengertian

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Rujukan

1. Pengertian

Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal dari satu unit ke unit yang lebih lengkap Rumah Sakit maupun horizontal dari satu bagian ke bagian lain dalam satu unit Muchtar, 1977.

2. Tujuan Rujukan

a. Setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik- baiknya. b. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lengkap fasilitasnya. c. Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan transfer knowledge and skill melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah perifer Muchtar, 1977.

3. Sistem Rujukan

Program sistem rujukan sudah mulai diperkenalkan oleh pemerintah sejak tahun 1976 untuk memperoleh pelayanan obstetri kebidanan, terutama bagi kelompok resiko tinggi. Harapannya adalah dengan sistem ini pelayanan akan menjadi lebih efesien, efektif dan mudah di akses oleh mayoritas masyarakat tetapi pelayanan ini bukan hanya sekedar aktifitas dalam sistem rujukan, tetapi juga mencakup pelatihan dan penelitian. Agar sistem rujukan dapat bekerja secara efesien, kerja sama secara terus menerus sangat di perlukan antara institusi terkait dan petugas kesehatan seperti bidan. Maryunani A, 2012 Sistem rujukan pelayanan kesehatan gambar 1 : Penguatan sistem rujukan Skema 1 : Sistem Rujukan pelayanan kesehatan Intervensi di tingkat pelayanan dasar a. Pemeriksaan kehamilan b. Persalinan nakes di fasilitas yankes c. Penanganan balita MTBM d. Pelayanan Obstretri Neonatal emergensi dasar minimal 4 puskesmas kabupaten dan kota e. Pelayanan nifas dan bayi baru lahir Intervensi di tingkat pelayanan rujukan a. Pelayanan Obstetri neonatal emergency Komperhensif, 24 jam seminggu di kabupaten dan kota b. Pelayanan rujukan nifas dan bayi baru lahir c. Pelayanan rujukan d. Pelayanan level 3 di tingkat regional e. Transportasi rujukan Dinkes Provsu, 2013

4. Proses Rujukan

Di dalam suatu perujukan kasus obstetri kebidanan, dijumpai adanya suatu proses dari mulai ditemui kasus sampai pada pengiriman kasus tersebut ke instansi yang dirujuk. Proses ini umumnya mulai dari penemuan kasus, pemeriksaan, penegakan diagnosa, observasi sampai penentuan bahwa kasus memerlukan tindakan ataupun penanganan yang tidak dapat atau kurang sempurna dilakukan di instansi perujuk dan di putuskan untuk di rujuk . Maryunani A, 2012

B. Perdarahan Pada Kehamilan Muda

Perdarahan pervaginam merupakan keluhan umum yang banyak dijumpai dan merupakan penyebab cukup tinggi seorang wanita datang ke rumah sakit teerutama jika diketahui atau disangka ada kehamilan . Sekitar 20 wanita hamil mengalami perdarahan pada awal kehamilan kehamilan muda . Perdarahan pada kehamilan muda dapat disebabkan oleh bermacam macam keadaan tetapi yang tersering adalah abortus, Kehamilan ektopik, Molahidatidosa . Maryunani A, 2011

1. Abortus

A. Pengertian

Abortus adalah Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pertemuan sel telur dan sel sperma pada usia kehamilan kurang dari 20 minngu atau berat janin kurang dari 500 gr Nugroho T, 2010 Abortus adalah berahirnya suatu kehamilan oleh karena akibat akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Istilah abortus dapat di pakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Menurut terjadinya abortus di bedakan menjadi abortus spontan dan abortus, provokatus.

B. Etiologi

Abortus dapat di sebabkan antara lain 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, 2. Lingkungan endometrium kurang sempurna sehingga suplai zat makanan terganggu, 3. Pengaruh teratogenetik radiasi, virus, obat obatan . 4. Kelainan plasenta oksigenisasi, plasenta tegang, gangguan pertumbuhan janin, kematian . 5. Penyakit ibu

C. Patogenesis

Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hamil konsepsi janin terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu janin biasanya dikeluarkan seluruhnya karena vili korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan 8-14 minggu, vili koriales menembus desidua secara mendalam, plasenta tidak dilepaskan sempurna sehingga banyak perdarahan pada kehamilan di atas 14 minggu, setelah ketuban pecah, janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk kantong amnion kosong blighted ovum benda kecil yang tak jelas bentuknya dan kemudian plasenta Prawirohardjo,S,2002.

D. Diagnosis

Tindakan klinik yang dapat dilakukan untuk mengetahui terjadinya abortus antara lain: a. Terlambat haid atau amenorea kurang adri 20 minggu b. Pemeriksaan fisik yang terdiri dari keadaan umum tampak lemah, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, dan suhu badan normal atau meningkat jika keadaan umum buruk, lakukan resusitasi dan stabilisasi c. Adanya perdarahan pervaginam yang dapat disertai keluarnya jaringan janin, mual dan nyeri pinggang akibat kontraksi uterus rasa sakit atau kram perut diatas daerah sinopsis d. Pemeriksaan ginekologi meliputi inspeksi vulva dengan melihat perdarahan pervaginam, adatidak jaringan janin, dan terciumtidak bau busuk dari vulva inspekulo e. Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, adatidak jaringan keluar dari ostium, dan adatidak cairan atau jaringan busuk dari ositum f. Pada Periksa Dalam, dengan melihat porsio masih terbuka atau sudah tertutup teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada saat perabaan adneksa, dan kavum Douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.

E. Macam Macam Abortus

1. Abortus iminens merupakan abortus tingkat permulaan terjadi perdarahan pervaginam, sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam uterus. 2. Abortus insipiens merupakan abortus yang sedang mengancam yang di tandai dengan serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam uterus. 3. Abortus inkomplit dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang tertinggal. 4. Abortus komplit, dimana seluruh hasil konsepsi telah keluar dari uterus pada kehamilan kurang dari 20 minggu. 5. Missed abortion, abortus yang di tandai dengan embrio atau fetus yang telah meninggal di dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seliruhnya masih dalam kandungan. 6. Abortus infeksius, adanya abortus yang di sertai dengan infeksi 7. Abortus habitualis, abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau lebih

F. Asuhan yang di berikan pada abortus

Perhatikan atau yakinkan petugas kesehatan dalam situasi emergensi , berikan posisi tidur flat atau datar untuk mempertahankan fungsi optimal plasenta dan ginjal. Dapat juga memberikan terapi cairan dan memberikan oksigen guna untuk menggan ti cairan intravaskuler darah dan membantu oksigenisasi fetal yang adekuat. Batasi intake oral dan ukur intake output untuk mengantisipasi kebutuhan dan untuk mengetahui fungsi ginjal .