Etiologi Gambaran Kasus Kasus Rujukan persalinan di Rsu Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014

C. Gejala klinik

Dikenal trias gejala klinik kehamilan ektopik yaitu : 1. Amenorhea Lamanya amenorhea bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa bulan. Dengan amenorhea terdapat tanda hamil muda yaitu, morning sickness, mual mual, perassan ngidam. 2. Terjadinya nyeri abdomen Nyeri abdomen disebabkan kehamilan tuba yang pecah. Rasa nyeri dapat menjalar keseluruh abdomen tergantung dari perdarahan di dalamnya. Bila rangsangan darah dalam abdomen mencapai diafragma dapat mencapai terjadi nyeri di bawah bahu. Bila darahnya membentuk hematokel yaitu himpunan di Cavum Douglas akan terjadi rasa nyeri di babgian bawah dan saat buang air besar. 3. Perdarahan Terjadinya abortus atau ehamilan tuba terdapat perdarahan ke dalam cavum abdomen dalam jumlah yang bervariasi. Darah yang tertimbun dalam cavum abdomen tidak berfungsi sehingga terjadi gangguan dalam sirkulasi umum yang menyebabkan nadi menungkat, tekanan darah menurun sampai jatuh kedalam keadaan syok

D. Penatalasanaan Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik terganggu merupakan masalah klinis yang memerlukan penanganan spesialis, sehingga rujukan merupakan langkah yang sangat penting. Dengan gambaran klinis kehamilan ektopik terganggu, kiranya bidan dapat menegakkan diagnosis kemungkinannya sehingga sikap yang paling baik di ambil adalah merujuk penderita ke fasilitas yang lebih lengkap seperti puskesmas, dokter atau langsung ke rumah sakit. Sebagai gambaran penanganan spesialistis tersebut yang akan dilakukan adalah penatalaksanaan kehamilan ektopik tergantung pada beberapa hal antara lain lokasi kehamilan dan tampilan klinis. Sebagai contoh penatalaksaan kehamilan tuba berbeda dari penataklsaan kehamilan abdominal. Selain itu perlu dibedakan pula penatalaksanaan kehamilan ektopik terganggu dengan kehamilan ektopik belum terganggu. Adapun prinsip umum penatalaksaan kehamilan ektopik adalah sebagai berikut : a. Segera ruju ke fasilitas lebih lengkap rumah sakit b. Optimalisasi keadaan ibu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah untuk mengkoreksi hipovolemia dan anemia, pemberian oksigen atau bila di curigai ada infeksi di bberikan juga antibiotik pada keaddaan syok segera berikan infus cairan dan oksigen sambil menuggu darah. Kondisi penderita harus diperbaiki, kontrol tekanan darah, nadi, dan pernafasan c. Penatalaksaan yang ideal adalah menghentikan sumber perdarahan segera dengan penatalaksanaan bedah operasilaparotomi setelah diagnosis di pastikan. 3 Mola Hidatidosa

A. Pengertian

Molahidatidosa adalah suatu penyakit tropoblas Gestasional PTG yang memiliki berbagai penyakit yang berasal dari plasenta yaitu molahidatidosa parsial dan komplit, koriokarsinoma mola infasif dan plasental site tropoblastik tumor Anik Maryunani, 2012 . Menurut Mistha Datta, 2010 Mola hidatidosa adalah tumor jinak pada jaringan tropoblas. Fertilisasi abnormal ovum yang mengalami enukleasi atau sperma haploid yang mengalami duplikasi atau dispermi.

B. epidemiologi

Insiden Molahidatidosa sering di dapatkan pada manusia usia reproduktif. Wanita pada masa remaja awal atau usia perimenopauase akan sangat beresiko. Wanita yang berusia 35 tahun memiliki resiko 2 kali lipat. Wanita Usia . 0 tahun memiliki resiko 7 kali lipat di banding dengan usia yang lebih muda. Paritas tidak mempengaruhi terjadinya molahidatidosa. C . Patofisiologi Hamil Anggur atau Molahiodatidosa dapat terjadi karena a. Tidak adanya Buah kehamilan atau adanya perubahan sistem aliran darah terhadap buah kehamilan, pada usia kehamilan munggu ke 3 sampai minggu ke 4. b. Aliran darah yang terus berlangsung tanpa bakal janin akibatnya terjadi peningkatan produksi cairan sel tropoblas bagian

C. Hipertensi dalam kehamilan

A. Pengertian Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5 – 15 penyulit kehamilan dan merupakan salah satu penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di indonesia Mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini di sebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan persalinan masih di tangani oleh petugas nonmedik dan sistem rujukan yang masih