Penatalaksanaan Gambaran Kasus Kasus Rujukan persalinan di Rsu Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014

3. Pemakaian obat obatan yang berpengaruh pula sebagi tokolitik anti prostaglandin : salbutamol, progestin, asam mefenamat. 4. Tidak diketahui penyebabnya Hal ini juga bisa disebabkan karena 1. Penuruna kadar estrogen pada kehamilan normal pada umumnya tinggi. 2. Pada kasus insufisiensi plasenta adrenal janin, hormone prokusor yitu isoadrosteron sulfat di ekresikan dalam cukup tinggi konversi menjadi estardiol dan secara langsung estradiol di dalam pasenta, contoh klinik mengenai defisiensi prekusor estrogen adalah anasefalus. 3. Faktor hormonal yaitru Kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. 4. Faktor lain adalah hereditas karena post matur atau pun serotinus seiring di jumpai pada suatu keluarga. C. Manifestasi klinis 1. Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang yaitu secara subjektif kurang dari 7 kali 20 menit atau secara objektif dengan kardiotokografi kurang dari 10 kali 20 menit. 2. Pada bayi ditemukan tanda tanda lewat waktu yang terbagi menjadi : a. Stadium 1 : kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh dan mudah meneglupas. b. Stadium 2 : Seperti satdium 1 disertai pewarnaan mekonium atau kehijauan di kulit . c. Stadium 3 : Seperti stadium 1di sertai pewarnaan kekuningan pada kuku kulit dan tali pusat. Dalam menilai apaah kehamilan matur atau tidak , pada ibu dapat dilakukan beberapa pemeriksaan yaitu : 1. Berat badan ibu turun dan lingkaran perut mengecil dan air ketuban berkurang 2. Pemeriksaan rontgenologi : dengan pemeriksaan ini dengan janin matur dapat ditemukan pusat osifikasi pada os cuboid, bagian distal femur dan bagian froksimal tibia, diameter bipariental kepala 9,8 cm lebih. Keberatan pemeriksaan ini adalah kemungkinan pengaruh tiida baik sinar ronntgen terhadap janin. Pemeriksaan dengan USG, dengan pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin dapat diukur dengan teliti tanpa bahaya. 3. Pemeriksaan sitologi liquor amnion, Amnioskopi dan periksa PH nya di bawah 7,20 di anggap sebagai tanda gawat janin. 4. Pemeriksaan Sitologi vagina untuk menentukan infusiensi plasenta di nilai berbeda beda. 5. Rasio lesitin , spingomielin dengan thin layer Cromatography atau dengan shake foam test, aktifitas tromboplastin dalam cairan amnion.

E. Penatalasaan

Penatalaksaan pada kehamilan lewat waktu atau serotinus adalah : 1. Setelah usia kehamilan 40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik baiknya. 2. Apabila tidak ada tanda tanda insufisiensi plasenta persalinan spontan dapat di tunggu dengan pengawasan ketat. 3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks kalau sudah matang boleh di lakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.