Universitas Sumatera Utara
Dinding kista tipis dan cairan di dalamnya jernih, serus dan berwarna kuning. Pada dinding kista terlihat lapisan epitel kubik
2. Kistadenoma ovarii serosum
Kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium. Ukurannya tidak lebih besar dari kistadenoma musinosum. Permukaannya licin, tetapi dapat pula
berbagala sehingga dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan dan isi kista cair, kuning, dan
kadang-kadang cokelat. Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50, dan keluar pada permukaan kista
sebesar 5. 3.
Kistadenoma ovarii musinosum Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, kista ini
berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lainnya. Tumor berbentuk multilokuler
sehingga permukaan berbagala lobulated, dapat mencapai ukuran yang sangat besar, unilateral atau bilateral. Dinding kista agak tebal dan berwarna
putih keabu-abuan yang berisi cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai cokelat. Dinding kista dilapisi oleh
epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel. 4.
Kista endometroid Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin. Pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. 5.
Kista dermoid Kista ini merupakan satu teratoma kistik yang jinak di mana struktur-struktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning seperti lemak terlihat
lebih menonjol dibandingkan elemen entoderm dan mesoderm.
2.3.3. Faktor Risiko
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya kista ovarium
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
1. Riwayat Keluarga
Sekitar 10 dari kanker ovarium disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan dalam gen tertentu sehingga dapat meningkatkan risiko kanker
ovarium. Misalnya, mutasi pada gen Breast Cancer 1 BRCA1 dan Breast Cancer 2 BRCA2 meningkatkan risiko kanker payudara. Kanker payudara
pada wanita dapat bermetastasis ke ovarium, sehingga wanita yang memiliki riwayat anggota keluarga dengan kanker payudara dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker ovarium American Cancer Society, 2013. 2.
Usia Risiko peningkatan kanker ovarium semakin tinggi seiring bertambahnya
usia. Kebanyakan kanker ovarium berkembang setelah menopause American Cancer Society, 2013.
3. Siklus menstruasi
Menurut penelitian Hariyanti 2012 tentang faktor risiko kista ovarium, didapatkan sebesar 80 wanita mengalami siklus menstruasi tidak teratur.
Dari hasil rasio prevalensi menunjukan bahwa siklus menstruasi tidak teratur mempengaruhi kejadian kista ovarium. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
sebelumnya. 4.
Obesitas Beberapa penelitian menemukan bahwa ada hubungan antara obesitas dengan
kanker ovarium. Body Mass Index BMI yang lebih dari 30 memiliki risiko lebih besar terhadap pekembangan kanker ovarium American Cancer
Society, 2013. 5.
Merokok Beberapa penelitian epidemiologi membuktikan adanya hubungan antara
merokok dengan perkembangan kista fungsional. Meskipun mekanisme merokok menyebabkan kista ovarium tidak diketahui, diduga adanya
perubahan pada sekresi gonadotropin dan fungsi ovarium Schorge et al., 2008.
6. Faktor lingkungan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Beberapa peneliti telah memperkirakan bahwa paparan bahan kimia lingkungan seperti pestisida dan herbisida berhubungan dengan kista
ovarium. Hubungan antara atrazine dan tumor ovarium telah diamati dalam dua penelitian di Italia, yang menunjukkan bahwa atrazine adalah
karsinogenik pada manusia Hariyanti, 2012. 7.
Hipotiroid Menurut Shivaprasad et al. 2013, ada beberapa teori yang menjelaskan
hubungan hipotiroid dengan kista ovarium yaitu:
a.
Kesamaan struktural antara Thyroid Stimulating Hormone TSH dengan Follicle Stimulating Hormone Receptor FSHR, sehingga tingginya level
TSH dapat menyebabkan aktivasi sel folikel.
b.
Pada pasien hipotiroid yang parah terjadi perubahan kadar gonadotropin. Mereka memiliki tingkat FSH relatif tinggi dan tingkat LH yang rendah.
c.
FSHR memperkuat efek Human Chorionic Gonadotropin HCG atau TSH pada folikel.
d.
TSH memiliki efek pada ovarium untuk menstimulasi gonadotropin dengan stimulasi reseptor nuklir tiroid dalam sel granulosa. Gangguan
dalam steroidogenesis oleh jenis myxedematou infiltrasi ovarium hipotiroidisme mempengaruhi perubahan kistik dalam ovarium.
2.3.4. Patogenesis