Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Siklus Menstruasi Normal Sumber: Tortora Derrickson, 2009
2.2.2. Pengaturan Siklus Menstruasi
Menurut Guyton Hall 2007, mekanisme ritmik dasar yang menyebabkan
terjadinya variasi siklus menstruasi, yaitu:
1. Hipotalamus tidak menyekresikan Gonadotropin Releasing Hormone
GnRH secara terus menerus tetapi secara pulsatil selama 5-25 menit setiap 1-2 jam. Pelepasan GnRH secara pulsatil menyebabkan pengeluaran LH
secara intermiten setiap 90 menit. Aktivitas saraf yang menyebabkan pelepasan GnRH secara pulsatil terutama terjadi di hipotalamus mediobasal,
khususnya di nukleus arkuatus. Banyak pusat saraf dalam sistem limbik otak sistem yang mengatur psikis menghantarkan sinyal ke nukleus arkuatus
untuk memodifikasi intensitas pelepasan GnRH dan frekuensi pulsasi. Hal inilah yang menyebabkan faktor psikis dapat memodifikasi fungsi seksual
wanita.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2. Estrogen memiliki efek yang kuat dalam menghambat produksi LH dan FSH.
Efek penghambatan akan berlipat ganda bila ada progesteron. Efek umpan balik ini bekerja langsung pada hipofisis anterior dan bekerja sedikit pada
hipotalamus untuk menurunkan sekresi GnRH, terutama mengubah pulsasi GnRH. Selain itu, hormon inhibin juga berperan dalam menghambat sekresi
FSH dan LH. Hormon ini disekresikan bersama hormon seks steroid oleh sel- sel granulosa dari korpus luteum.
3. Efek umpan balik positif dari estrogen untuk merangsang peningkatan LH
sebelum ovulasi. Tanpa peningkatan LH sebelum ovulasi yang normal, tidak akan terjadi ovulasi.
Gambar 2.3. Regulasi Hormon pada Siklus Menstruasi Sumber: Tortora Derrickson, 2009
2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Siklus Menstruasi
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam siklus menstruasi menurut Prawirohardjo 2008 yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium dan merangsang pembentukan glikogen dan
asam-asam mukopolisakarida. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, sehingga meningkatkan permeabilitas pembuluh-
pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian, zat-zat makanan banyak mengalir ke stroma endometrium
sebagai persiapan implantasi ovum apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, penurunan kadar progesteron menyebabkan pelepasan enzim-
enzim hidrolitik, dan merusak sel-sel yang berperan dalam sintesis protein. Oleh karena itu, timbul gangguan metabolisme endometrium, yang
menyebabkan regresi endomentrium dan perdarahan. 2.
Faktor vaskuler Pertumbuhan endometrium diikuti oleh pertumbuhan arteri-arteri, vena-vena
dan hubungan diantaranya. Regresi endometrium menyebabkan statis dalam vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, sehingga
terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari vena.
3. Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin. Dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi miometrium
sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada menstruasi.
2.2.4. Faktor Risiko Gangguan Menstruasi