Universitas Sumatera Utara
dyschezia, perdarahan abnormal pada vagina, perdarahan pascacoitus, dan ketidakteraturan siklus bulanan. Penyebab dismenorea sekunder antara lain:
1 Endometriosis pelvis dan adenomiosis
2 Penyakit radang pelvis kronik seperti salpingitis
3 Uterus miomatoses
4 Kelainan bentuk uterus seperti hipoplasi dan anomali kongenital traktus
genital 5
Kelainan letak uterus retrofleksi atau hiperantefleksi 6
Stenosis kanalis servikalis 7
Adanya Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR 8
Tumor ovarium
2.3. Kista Ovarium 2.3.1. Definisi
Kista ovarium merupakan rongga berbentuk kantong yang berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista ovarium disebut juga dengan kista fisiologis karena
terbentuk selama siklus menstruasi dan biasanya menghilang setelah 1-3 bulan
Yatim, 2005.
2.3.2. Klasifikasi Kista Fisiologis
1. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel yang tidak ruptur. Kista ini biasanya dapat menghilang secara spontan dan memiliki ukuran kurang dari 6 cm Umami
Safitri, 2007. 2.
Kista korpus luteum Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi
korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri korpus luteum persistens; perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan
terjadinya kista yang berisi cairan berwarna merah coklat karena darah tua. Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan menstruasi seperti
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Kista ini juga dapat menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah Prawirohardjo, 2008.
3. Kista lutein
Pada kasus mola hidatidosa, ovarium banyak terdapat kista teka lutein yang disebabkan oleh pengaruh HCG yang berlebihan. Kista ini dapat mengalami
torsi, infark, dan perdarahan Leveno et al., 2009. 4.
Kista inklusi germinal Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Kista ini lebih banyak terdapat pada wanita yang lanjut usia, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm
Prawirohardjo, 2008. 5.
Kista endometrium Kista endometrium terbentuk dari jaringan endometrium yang berkembang di
luar tempat normalnya, paling sering terdapat di ovarium. Terdapat tiga teori tentang patogenesis dari kista endometrium, yaitu transpor retrograd dan
implantasi, transpor retrograd dan transformasi metaplastik pada peritonium yang berdekatan, dan penyebaran limfatik atau hematogen Graber et al.,
2006. 6.
Kista Stein-Leventhal atau Polycystic Ovarian Syndrome PCOS Kelainan ini disebabkan oleh gangguan proses pengaturan ovulasi dan
ketidakmampuan enzim yang berperan pada proses sintesis estrogen di ovarium. Pada perempuan dengan PCOS, tidak dijumpai gangguan sintesis
estrogen, tetapi justru ditemukan produksi estrogen yang tinggi yang meningkatkan risiko terkena kanker endometrium dan payudara Baziad,
2012.
Kista Patologis
Menurut Prawirohardjo 2008, kista ovarium yang patologis terdiri dari: 1.
Kistoma ovarii simpleks Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai sehingga
dapat terjadi torsi putaran tangkai, sering bilateral dan dapat membesar.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dinding kista tipis dan cairan di dalamnya jernih, serus dan berwarna kuning. Pada dinding kista terlihat lapisan epitel kubik
2. Kistadenoma ovarii serosum
Kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium. Ukurannya tidak lebih besar dari kistadenoma musinosum. Permukaannya licin, tetapi dapat pula
berbagala sehingga dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan dan isi kista cair, kuning, dan
kadang-kadang cokelat. Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50, dan keluar pada permukaan kista
sebesar 5. 3.
Kistadenoma ovarii musinosum Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, kista ini
berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lainnya. Tumor berbentuk multilokuler
sehingga permukaan berbagala lobulated, dapat mencapai ukuran yang sangat besar, unilateral atau bilateral. Dinding kista agak tebal dan berwarna
putih keabu-abuan yang berisi cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai cokelat. Dinding kista dilapisi oleh
epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel. 4.
Kista endometroid Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin. Pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. 5.
Kista dermoid Kista ini merupakan satu teratoma kistik yang jinak di mana struktur-struktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning seperti lemak terlihat
lebih menonjol dibandingkan elemen entoderm dan mesoderm.
2.3.3. Faktor Risiko