Universitas Sumatera Utara
1. Faktor enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium dan merangsang pembentukan glikogen dan
asam-asam mukopolisakarida. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, sehingga meningkatkan permeabilitas pembuluh-
pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian, zat-zat makanan banyak mengalir ke stroma endometrium
sebagai persiapan implantasi ovum apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, penurunan kadar progesteron menyebabkan pelepasan enzim-
enzim hidrolitik, dan merusak sel-sel yang berperan dalam sintesis protein. Oleh karena itu, timbul gangguan metabolisme endometrium, yang
menyebabkan regresi endomentrium dan perdarahan. 2.
Faktor vaskuler Pertumbuhan endometrium diikuti oleh pertumbuhan arteri-arteri, vena-vena
dan hubungan diantaranya. Regresi endometrium menyebabkan statis dalam vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, sehingga
terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari vena.
3. Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin. Dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi miometrium
sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada menstruasi.
2.2.4. Faktor Risiko Gangguan Menstruasi
1. Berat badan
Berdasarkan penelitian Rakhmawati 2012, pada kelompok subjek yang mengalami obesitas memiliki risiko mengalami gangguan siklus menstruasi
sebesar 1,89 kali lebih besar dibandingkan pada kelompok subjek dengan status gizi normal. Menurut Hupitoyo 2011 dalam Adnyani 2013, pada
wanita obesitas terjadi peningkatan kadar androgen dan estrogen. Akibatnya, terjadi gangguan fungsi ovarium dan kelainan siklus menstruasi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2. Stres
Stres menyebabkan peningkatan kadar Corticotropin Releasing Hormone CRH dan Glucocorticoid sehingga menghambat GnRH oleh hipotalamus. Hal
ini menyebabkan fluktuasi kadar FSH dan LH sehingga masa proliferasi dan sekresi mengalami pemendekan atau pemanjangan. Wanita yang mengalami
stres memiliki risiko gangguan siklus menstruasi 2 kali lebih besar dibandingkan wanita yang tidak mengalami stres Rakhmawati, 2012. Hal ini
sesuai dengan penelitian Mesarini Astuti 2013 yaitu wanita dengan stres yang berat cenderung mengalami gangguan siklus menstruasi lebih besar.
3. Penggunaan kontrasepsi
Menurut Laely Fajarsari 2011, kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progesteron dapat menyebabkan gangguan menstruasi. Amenorea
yang tinggi disebabkan oleh hormon progesteron menekan LH sehingga endometrium menjadi lebih dangkal dan mengalami kemunduran sehingga
kelenjarnya menjadi tidak aktif. 4.
Dysfunctional Uterine Bleeding DUB Dysfunctional Uterine Bleeding DUB adalah gangguan perdarahan dalam
siklus menstruasi yang tidak berhubungan dengan kondisi patologis. DUB meningkat selama proses transisi menopause Kusmiran, 2011.
5. Mioma uteri
Menurut Kurniasari 2010, hipermenorea dan menometroragia merupakan gejala klasik mioma uteri. Diperkirakan 30 wanita dengan mioma uteri
mengalami kelainan menstruasi, menoragia. Hal ini disebabkan oleh perubahan struktur vena pada endometrium dan miometrium sehingga terjadinya venule
ectasia. 6.
Gangguan endokrin a.
Diabetes melitus Prevalensi amenorea dan oligomenorea lebih sering terjadi pada pasien
diabetes Kusmiran, 2011. b.
Hipertiroid dan hipotiroid
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Hipertiroid berhubungan dengan oligomenorea dan lebih lanjut menjadi amenorea. Sedangkan hipotiroid berhubungan dengan polimenorea dan
menoragia Kusmiran, 2011. c.
Polikistik ovarium Amenorea dan oligomenorea pada penderita polikistik ovarium
berhubungan dengan insensitivitas hormon insulin dan menjadikan wanita tersebut obesitas Kusmiran, 2011. Resistensi insulin dan obesitas
menyebabkan keadaan hiperandrogen pada ovarium, sehingga menghambat perkembangan folikel dan memicu terjadinya siklus
anovulatorik Baziad, 2012.
2.2.5. Gangguan Menstruasi 1. Gangguan Siklus Menstruasi