Universitas Sumatera Utara 2.2. Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan deskuamasi endometrium Prawirohardjo, 2008. Proses siklus
menstruasi sangat kompleks karena dipengaruhi oleh hormonal dan keadaan
mikrointra folikel Manuaba et al., 2010.
Usia remaja wanita pada waktu pertama kalinya mendapat menstruasi menarche bervariasi lebar, yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistik
menunjukan bahwa usia menarche dipengaruhi oleh faktor keturunan, keadaan
gizi, dan kesehatan umum Prawirohardjo, 2008.
Panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya Prawirohardjo, 2008. Panjang siklus
menstruasi normal biasanya 21-35 hari. Seorang wanita rata-rata mengalami 400 siklus menstruasi sebelum menopause dan siklus menstruasi rata-rata berlangsung
selama 5 hari Kumar et al., 2013.
Jumlah darah setiap menstruasi rata-rata 50 ± 30 cc Kumar et al., 2013. Apabila jumlah darah menstruasi lebih dari 80 cc, keadaan tersebut dianggap patologis
Prawirohardjo, 2008. Darah menstruasi normal tidak membentuk bekuan karena adanya fibrinolisin. Apabila perdarahan menstruasi banyak, jumlah fibrinolisin
tidak cukup untuk mencegah pembekuan, sehingga terbentuk gumpalan darah. Hal ini merupakan bukti klinis dari adanya kelainan dari uterus Manuaba et al.,
2010.
2.2.1. Siklus menstruasi 1. Siklus Ovarium
Siklus ovarium menurut Guyton Hall 2007 yaitu: a.
Fase folikel Tahap pertama, pertumbuhan folikel berupa pembesaran sedang dari ovum,
diameter ovum menjadi 2-3 kali lipat dan diikuti dengan pertumbuhan lapisan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
sel-sel granulosa tambahan. Folikel ini disebut dengan folikel primer. Sesudah dimulainya menstruasi, konsentrasi Follicle Stimulating Hormone
FSH dan Luteinizing Hormone LH meningkat. Peningkatan FSH sedikit lebih besar dan lebih awal beberapa hari dari LH. Hormon-hormon ini,
khususnya FSH, mempercepat pertumbuhan 6-12 folikel primer, hingga terbentuknya teka, yaitu teka interna dan teka eksterna.
Sesudah tahap awal pertumbuhan proliferasi yang berlangsung beberapa hari, masa sel granulosa menyekresi cairan folikular yang mengandung estrogen
dalam konsentrasi tinggi. Pengumpulan cairan ini menyebabkan terbentuknya antrum di dalam masa sel granulosa. Apabila antrum sudah terbentuk, sel
granulosa dan teka berproliferasi lebih cepat, laju kecepatan sekresinya meningkat, dan masing-masing folikel tumbuh menjadi folikel antral.
Peningkatan pertumbuhan secara besar-besaran terjadi di dalam folikel antral, menuju ke arah pembentukan folikel vesikular. Ketika folikel vesikular
membesar, ovum tetap tertanam di dalam massa sel granulosa yang terletak di sebuah kutup dari folikel. Ovum bersama sel granulosa di sekelilingnya
disebut kumulus ooforus. Setelah pertumbuhan selama satu minggu atau lebih, tetapi sebelum ovulasi, salah satu dari folikel mulai tumbuh melebihi
folikel lainnya, sisanya mengalami involusi atresia dan sisa folikel ini disebut atretik.
b. Fase Ovulasi
Ovulasi pada wanita dengan siklus menstruasi normal 28 hari terjadi pada hari ke-14 setelah menstruasi. Ovulasi dipengaruhi oleh LH. LH mempunyai
efek khusus terhadap sel granulosa dan sel teka, sehingga membuat sel tersebut menyekresikan banyak progesteron. Ada dua paristiwa yang
dibutuhkan untuk ovulasi: 1
Teka eksterna, mulai melepaskan enzim proteolitik dari lisozim yang menyebabkan pelarutan dinding kapsul sehingga dinding melemah. Hal
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ini menyebabkan semakin membengkaknya seluruh folikel dan degenerasi stigma.
2 Terjadi pertumbuhan pembuluh darah baru yang berlangsung sangat
cepat ke dalam dinding folikel dan sekresi prostaglandin dalam jaringan folikular.
Kedua efek ini menyebabkan transudasi plasma ke dalam folikel, yang berperan dalam pembengkakan folikel. Kombinasi dari pembengkakan folikel
dan degenerasi stigma menyebabkan folikel pecah disertai pengeluaran ovum.
c. Fase Luteal
Beberapa jam setelah ovum dikeluarkan dari folikel, sel-sel granulosa dan teka interna yang tersisa berubah menjadi sel lutein. Perubahan sel ini sangat
bergantung pada LH yang dihasilkan hipofisis anterior. Diameter sel ini membesar 2 kali atau lebih dan berisi inklusi lipid sehingga memberi
tampilan kekuningan, yang disebut korpus luteum. Pada wanita normal, korpus luteum tumbuh menjadi ± 1,5 cm, perkembangan ini dicapai selama 7-
8 hari setelah ovulasi. Kemudian, korpus luteum mulai berinvolusi dan akhirnya kehilangan fungsi sekresi, warna kekuningan serta sifat lipidnya
dalam waktu ± 12 hari setelah ovulasi. Kemudian, korpus luteum berubah menjadi korpus albikans; selama beberapa minggu korpus albikans akan
digantikan oleh jaringan ikat dan diserap dalam hitungan bulan. Pada saat ini, penghentian tiba-tiba sekresi estrogen, progesteron, dan inhibin dari korpus
luteum menghilangkan umpan balik halangan kelenjar hipofisis anterior, sehingga meningkatkan sekresi FSH dan LH yang merangsang pertumbuhan
folikel baru. Terhentinya sekresi progesteron dan estrogen saat ini menyebabkan menstruasi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 2. Siklus Endometrium
Menurut Prawirohardjo 2008, fase endometrium selama siklus menstruasi terdiri dari:
a. Fase menstruasi atau fase deskuamasi
Dalam fase ini endometriosis terlepas dari dinding uterus disertai perdarahan, tetapi stratum basale tetap tinggal utuh. Darah menstruasi mengandung darah
arteri dan vena, sel-sel epitel dan stroma, serta sekret dari uterus, serviks, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.
b. Fase pascamenstruasi atau fase regenerasi
Luka endometrium berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel-sel epitel endometrium. Pada fase ini
tebal endometrium ± 0,5 mm. Fase ini dimulai sejak fase menstruasi dan berlangsung selama ± 4 hari.
c. Fase intermenstruum atau fase proliferasi
Pada fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.
d. Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai hari ke-28. Fase sekresi dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
1 Fase sekresi dini, endometrium lebih tipis karena kehilangan cairan.
2 Fase sekresi lanjut, tebal endometrium sekitar 5-6 mm. Endometrium
sangat banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk-keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini ideal untuk nutrisi dan perkembangan
ovum. Sitoplasma sel-sel stroma bertambah. Sel stroma menjadi sel desidua jika terjadi kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Siklus Menstruasi Normal Sumber: Tortora Derrickson, 2009
2.2.2. Pengaturan Siklus Menstruasi