21
2.3 Kinerja Keuangan
Menurut Mulyadi 1997 pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur
organisasi, dan karyawan yang berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
kinerja keuangan merupakan suatu prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
kesehatan keuanganan di dalam perusahaan itu. Pengukuran kinerja keuangan mempunyai arti yang penting bagi pengambilan keputusan baik bagi pihan
intern maupun ekstern. Dalam perusahaan yang dijadikan sebagai acuan penilaian untuk mengetahui kondisi keuangan, operasi dan hasil usaha
perusahaan adalah laporan keuangan.
2.4 Manajemen Laba
Earnings management atau juga disebut sebagai Manajemen Laba. Mempunya definisi yang luas, salah satunya teori Copeland 1968:10 yang
mengatakan “ Some Ability to Increase or Decrease Report Net Income at will ” , yang maknanya manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk
memaksimalkan maupun meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajer.
2.5 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan
Good corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja
22 manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder
dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi
semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan dengan baik maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus menanjak seiring dengan
transparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak. Pihak manajemen yang mempunyai
kepentingan tertentu akan cenderung menyusun laporan laba yang sesuai dengan tujuannya dan bukan demi untuk kepentingan prinsipal. Dalam
kondisi seperti ini diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak. Penarapan
good corporate governance kepemilikan direksi, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris,proporsi dewan komisaris independen serta komite
audit memiliki kemampuan dalam kaitannya menghasilkan suatu laporan keuangan yang memiliki kandungan informasi laba. “Dengan menerapkan
good corporate governance diharapkan dapat mengurangi dorongan untuk melakukan tindakan manipulasi oleh manajer, sehingga kinerja yang
dilaporkan merefleksikan keadaan ekonomi yang sebenarnya dari perusahaan bersangkutan” Jensen, 1993.
2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan replikasi atas penelitian dari Tuti 2009 yang telah menguji mekanisme good corporate governance manajmen laba
dan kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
23 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penambahan
kepemilikan direksi, ukuran dewan komisaris dan juga penambahan manajmen laba sebagai intervening serta pengurangan kepemilikan
managerial. Perbedaan juga terdapat pada periode peneltian yakni dari tahun 2011-2013 sedangkan sebelumnya 2006-2008 serta perbedaan tempat
penelitian yaitu di sektor perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
Tabel 2.1 : Peneltian Terdahulu
Judul Penelitian Peneliti
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Pengaruh Implementasi Corporate Governance
terhadap Manajemen Laba Pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek indonesia
Ruth Rogarate
M.L.T 2013
Variabel Independen :
Reputasi audit, indikator
corporate governance
Variabel Dependen :
Manajemen
Laba Secara parsial ,hasil pengujian
hipotesis menunjukan bahwa hanya reputasi audit yang
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
sedangkan indicator corporate governance lainnya memiliki
pengaruh terhadap manajamen laba . secara simultan ,
corporate governance terbukti berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba
Analisis pengaruh mekanisme
good corporate governance
terhadap manajemen laba pada perusahaan property
and real estate yang terdaftar di bursa efek
indonesia Sertauli
vovalina 2011
Variabel Independen :
kebijakan institusional,
dewan komisaris
,komisaris independen,ko
mite audit Variabel
Dependen : Manajemen
Laba Hasil penelitian menunjukan
bahwa variable kepemilikan institusional berpengaruh
negative signifikan terhadap manajemen laba, variable
dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap
manajemen laba, variable komite audit berpengaruh
signifikan posisitif terhadap manajemen laba dan variable
komisaris independen tidak berpengaruh terhadap
manajmen laba.
Judul Peneltian Peneliti
Variabel Peneliti
Hasil Penelitian
Pengaruh struktur kepemilikan, ukuran
perusahaan dan praktek Daniel
pasarelia tarigan
Variabel Independen :
stuktur Secara parsial struktur
kepemilikan,ukuran perusahaan dan praktek corporate
24
corporate governance terhadap kinerja keuangan
perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa
efek indonesia 2011
kepemilikan,u kuran
perusahaan dan praktek
corporate governance
Variabel Dependen :
Kinerja keuangan
governance tidak mempengaruhi kinerja
keuangan Secara simultan struktur
kepemilikan,ukuran perusahaan dan praktek corporate
governance mempengaruhi kinerja keuangan
Judul Peneliti Peneliti
Variabel penelitian
Hasil penelitian
Mekanisme good
corporatte governance pada manajemen laba dan
kinerja keuangan perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia Tuti
Sriwedari 2009
Variabel Independen:
kepemilikan institusional,
proporsi dewan
komisaris independen
dan komite audit
Variabel dependen:
manajemen laba dan
kinerja keuangan
1 kepemilikan institusional memberikan pengaruh negatif
tidak signifikan terhadap manajemen laba, 2 proporsi
dewan komisaris independen memberikan pengaruh negatif
tidak signifikan terhadap manajemen laba, 3 komite
audit memberikan pengaruh positif tidak signifikan terhadap
manajemen laba, 4 secara simultan dari kepemilikan
institusional, proporsi dewan komisaris independent dan
komite audit memberikan pengaruh positif tidak
signifikan terhadap manajemen laba, dan 6 manajemen laba
memberikan pengaruh negatif tidak signifikan terhadap
kinerja keuangan
25
2.7 Kerangka Konseptual