39 Menurut Ghozali 2005 bahwa pengujian normalitas
data dalam penelitian ini dengan melihat melalui sebaran plot pada Graph P-P Plot berbentuk linier dan bertumpu disekitar
garis diagonal P-P Plot, maka dikatakan berdistribusi normal. b.
Uji Statistik Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model
regresi,variable pengganggu atau residual distribusi normal. Untuk itu dilakukan uji one sample kolmogrov smirnov test.
Dengan melihat asymp.sig maka dapat dikatakan
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan apakah nilai dari dari masing- masing variabel bebas mempunyai persoalan multikolinearitas. Karena data
yang dikatakan multikolinearitas tidak bagus. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance
inflation factor VIF. Menurut Gozhali 2005, pada umumnya jika VIF10 maka tidak terjadi multikolinearitas , sedangkan nilai
tolerance 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
40 omoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar
kemudian menyempit maka mengidindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode
t dengan kesalahan pada periode sebelumnya Gozhali,2005. Pendeteksian autokorelasi pada kasus ini digunakan uji
durbin Watson. Jika nilai DW
hitung
DW
tabel
dengan melihat nilai dL maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi.
3.6.2 Model Analisis
Rully dan Poppy 2014, 14 bahwa Variable intervening menggunakan model regresi linier yaitu merupakan analisis regresi
yang harus menggunakan analisis jalur path analysis. “Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan
sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi
41 juga secara tidak langsung” Robert,1993.
Untuk menguji hipotesis, maka model penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penerapan Good Corporate Governance kepemilikan direksi
KD, kepemilikan institusional KI, ukuran dewan komisaris UDK, proporsi dewan komisaris independen PDKin,
komite audit KA terhadap manajemen laba digunakan alat analisis regresi linear berganda . Model persamaan regresi
tersebut sebagai berikut :
DA = βo + β1KD + β2KI + β3UDK + β4PDKin + β5KA+ e
Keterangan: DA
= Discretionary accruals KD
= Kepemilikan direksi KI
= Kepemilikan institusional UDK = Ukuran dewan komisaris
PDKin = Proporsi dewan komisaris independen KA
= Komite Audit = Konstanta
= Koefisien regresi = Error
2. Penerapan good corporate governance kepemilikan direksi
KD, kepemilikan institusional KI, ukuran dewan komisaris UDK, proporsi dewan komisaris independen PDKin,
42 komite audit KA terhadap kinerja keuangan melalui
manajemen laba sebagai intervening. Model persamaan regresi linear sebagai berikut :
ROA= βo + β1KD + β2KI + β3UDK + β4PDKin + β5KA + β6DA +e
3.6.3 Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis , “metode analisis data yang digunakan adalah regresi Uji hipotesis terhadap suatu variabel
umumnya berupa uji perbedaan antara nilai sampel dengan populasi atau nilai data yang diteliti dengan nilai ekspektasi
peneliti” Erlina, 2007: 113.
a. Pengujian Hipotesis Secara Serempak uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat. Uji ini
dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan F tabel. Bentuk pengujiannya sebagai berikut:
1. a. H
: b
1
= =
= 0, artinya secara simultan, kepemilikan direksi, kepemilikan institusional, ukuran
dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, komite audit berpengaruh tidak signifikan terhadap
manajemen laba b. H
a
: minimal satu ≠ 0, artinya secara simultan,
kepemilikan direksi, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen,
43 komite audit berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba c. Dengan mengguna
kan tingkat signifikan α 5,jika nilai sig. F 0,05 maka H
diterima, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh tidak signifikan terhadap
variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F ≤ 0,05 maka
H
a
diterima, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2. a. H : b
1
= =
= 0, artinya secara simultan kepemilikan direksi, kepemilikan institusional, ukuran
dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, komite audit berpengaruh tidak signifikan terhadap
kinerja keuangan. b. H
a
: minimal satu ≠ 0, artinya secara simultan,
kepemilikan direksi, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen,
komite audit berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
c. Dengan mengguna kan tingkat signifikan α 5,jika nilai
sig. F 0,05 maka H diterima, artinya secara simultan
variabel bebas berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F
≤ 0,05 maka
44 H
a
diterima, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Pada penelitian ini nilai F
hitung
akan dibandingkan dengan F
tabel
p ada tingkat signifikan α = 5 . Kriteria
penilaian hipotesis pada uji- F : a.
H diterima H
a
ditolak jika F
hitung
≤ F
tabel
pada α = 5 b.
H ditolak H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 b.
Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji T
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:
1. A. b
1
= Kepemilikan direksi
H :
= 0, artinya kepemilikan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
H
a
: ≠ 0, artinya kepemilikan direksi berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba
b
2
= Kepemilikan institusional
H :
= 0, artinya kepemilikan intitusional tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen laba
H
a
: ≠ 0, artinya kepemilikan intitusional
berpengaruh signifikan terhadap Manajemen laba b
3
= Ukuran dewan komisaris
45 H
: = 0, artinya ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh signifikan terhadap Manajemen laba H
a
: ≠ 0, artinya ukuran dewan komisaris
berpengaruh signifikan terhadap Manajemen laba
b
4
= Proporsi dewan komisaris independen
H :
= 0, artinya proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
Manajemen laba H
a
: ≠ 0, artinya proporsi dewan komisaris
independen berpengaruh signifikan terhadap Manajemen laba
b
5
= Komite audit
H :
= 0, artinya komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen laba
H
a
: ≠ 0, artinya komite audit berpengaruh
signifikan terhadap Manajemen laba
2. B. b
1
= Kepemilikan direksi
H :
= 0, artinya kepemilikan direksi berpengaruh tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan H
a
: ≠ 0, artinya kepemilikan direksi berpengaruh
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
b
2
= Kepemilikan institusional
46 H
: = 0, artinya kepemilikan intitusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap Manajemen laba H
a
: ≠ 0, artinya kepemilikan intitusional
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
b
3
= Ukuran dewan komisaris
H :
= 0, artinya ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
H
a
: ≠ 0, artinya ukuran dewan komisaris
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
b
4
= Proporsi dewan komisaris independen
H :
= 0, artinya proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan H
a
: ≠ 0, artinya proporsi dewan komisaris
independen berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
b
5
= Komite audit
H :
= 0, artinya komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
H
a
: ≠ 0, artinya komite audit berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan Kriteria pengambilan keputusan adalah:
a. Jika t
hitung
t
tabel
, H diterima H
a
ditolak, untuk α = 5
47 b.
Jika t
hitung
t
tabel
, H
a
diterima H ditolak, untuk α = 5
c. Uji Path Analisis
Teknik analisis jalur ini akan digunakan dalam menguji besarnya sumbangan kontribusi yang ditunjukan oleh
koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X2 terhadap Y serta dampaknya kepada X2
Intervening . Analisis korelasi dan regresi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisen jalur. Analisis jalur merupakan
analisis untuk mengetahui efek langsung dan tidak langsung serta total efek dari suatu variabel terhadap variabel lain.
Manajemen dikatakan sebagai variabel intervening jika: nilai koefisien standardized beta P2 X P3 P1, dengan catatan
koefisien standardize beta P2 dan P3 signifikan, maka berpengaruh secara langsung.
d. Uji Determinasi R²
Untuk regresi dengan variabel bebas lebih dari dua maka digunakan adjusted R² sebagai koefisien determinasi.
Pengujian adjusted R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti
terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Adjusted R² berkisar antara 0 sampai dengan 1 0
≤ adjusted R² ≤ 1. Hal ini berarti bila adjusted R² = 0 menunjukan tidak ada
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan
48 bila adjusted R² semakin besar mendekati satu, menunjukan
semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dan bila adjusted R² semakin kecil
mendekati nol, menunjukan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian