Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kinerja Keuangan

9 lead to large output cost , more regulated dan Perbankan menikmati manfaat dari jaring pengaman publik seperti lembaga penjamin simpanan, sehingga jaring pengaman publik dapat memicu terciptanya moral hazard. Setelah membaca peneltian terdahulu, maka peneliti membuat judul baru yaitu pengaruh penerapan good corporate governance kepemilikan direksi, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, komite audit terhadap kinerja keuangan dengan menggunakan manajemen laba sebagai variable intervening: studi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, peneliti merumuskan masalah penelitian ini : 1. Apakah penerapan good corporate governance kepemilikan direksi, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, komite audit berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap manajemen laba? 2. Apakah penerapan good corporate governance kepemilikan direksi, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, komite audit berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap kinerja keuangan? 3. Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja keuangan? 4. Apakah penerapan good corporate governance kepemilikan direksi, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, komite audit berpengaruh terhadap kinerja 10 keuangan dengan manajemen laba sebagai intervening?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah: 
 1. Untuk mengetahui apakah penerapan good corporate governance kepemilikan direksi,kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, komite audit berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap manajemen laba. 2. Untuk mengetahui apakah penerapan good corporate governance kepemilikan direksi, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, komite audit berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kinerja keuangan. 3. Untuk mengetahui apakah manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja keuangan. 4. Untuk mengetahui apakah penerapan good corporate governance kepemilikan direksi, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan manajemen laba sebagai intervening.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh diharapkan sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, melalui penelitian ini bermanfaat sebagai bahan 11 masukan, khususnya mengenai pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar BEI melalui manjemen laba sebagai variabel intervening. 2. Bagi manajemen bank, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam menentukan dan menerapkan kebijakan dan strategi khususnya mengenai good corporate governance dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan bank, 3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis khususnya yang berkaitan dengan good corporate governance serta pengaruhnya kinerja keuangan dan manajemen laba sebagai variabel intervening. 12 BAB II 
 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Agensi Agency Theory

Hubungan keagenan agency relationship didefinisikan oleh Jensen dan Meckling 1976 sebagai suatu kontrak antara satu atau lebih prinsipal pemilik yang melibatkan agen manajer untuk melakukan sesuatu atas nama prinsipal yang berhubungan dengan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. “Prinsip utama teori agensi adalah suatu hubungan kerja antara yang memberi wewenang prinsipal yaitu investor pemilik dengan pihak yang menerima wewenang agensi yaitu manajer” Elqorni, 2009. Menurut teori agensi, agen harus bertindak secara rasional untuk kepentingan prinsipalnya. Agen harus menggunakan keahlian, kebijaksanaan, itikad baik, dan tingkah laku yang wajar dan adil dalam memimpin perseroan. Dalam praktiknya dapat timbul masalah agency problem, karena ada kesenjangan kepentingan antara pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dengan pihak pengurus atau manajemen sebagai agen. Pemilik memiliki kepentingan agar dana yang telah diinvestasikannya memberikan pendapatan return yang maksimal. Sedangkan pihak manajemen memiliki kepentingan terhadap perolehan incentives atas perolehan dana pemilik perusahaan. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang 13 akan datang dibandingkan pemilik pemegang saham. Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. “Laporan keuangan tersebut penting bagi para pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya” Ujiyantho dan Pramuka, 2007. Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjebatani kepentingan prinsipal dan agen dalam mengelola keuangan perusahaan. Auditor ditugaskan untuk memonitor pekerjaan manajer melalui penilaian kewajaran atas laporan keuangan yang dibuat oleh agen. Selain itu, penerapan corporate governance menjadi sangat penting bagi perusahaan yang salah satu tujuannya adalah untuk menekan potensi konflik kepentingan. Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Corporate governance berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencurimenggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan danakapital yang telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan 14 bagaimana para investor mengontrol para manajer. Dengan kata lain corporate governance diharapkan dapat berfungsi untuk menekan atau menurunkan biaya keagenan agency cost.

2.2 Good Corporate Governance

Persepsi Good dalam good corporate governance adalah pencapaian terhadap suatu hasil upaya yang memenuhi persyaratan, menunjukan kepatutan dan keteraturan operasional perusahaan sesuai dengan konsep corporate governance. Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI berpendapat Good corporate governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan Menurut Johnson,et al 2000 bahwa pelaksanaan corporate governance dalam sistem hukum yang lemah menyebabkan dampak krisis ekonomi yang sangat meluas ketika terjadinya krisis ekonomi di Asia. Kualitas pelaksanaan corporate governance yang lemah menjadi alasan kuat bagi terjadinya krisis mata uang dan menurunnya kinerja pasar modal selain berbagai alasan ekonomi lainnya. Menurut Surya dan Yustiavandana 2006 keberadaan mekanisme corporate governance diharapkan dapat menciptakan manajemen yang efektif dan efisien dalam menjalankan suatu perusahaan, sehingga terjadi 15 peningkatan kapabilitas sekaligus kelancaran keadaan finansial dari suatu perusahaan yang berjalan secara aktif. Hal ini dapat dicapai dengan adanya penerapan prinsip-prinsip GCG secara mantap dan menyeluruh. Prinsip – prinsip dasar penerapan Good Corporate Governance yang dikemukakan oleh Forum for Corporate governance in Indonesia FCGI adalah sebagai berikut: 1. Fairness kewajaran Prinsip Good corporate governance ini menjadikan kunci untuk memonitori dan menjamin perlakuan yang adil diantara beragam kegiatan dan kepentingan dalam perusahaan. Akan tetapi fairness mempunyai syarat untuk menjadikan prinsip ini berjalan efektif seperti adanya peraturan dan perundang-undangan yang jelas, tegas, konsisten, dan dapat ditegakan secara baik serta efektif. 2. Disclosure and Transparancy Pengungkapan dan transparansi Prinsip good corporate governance ini membahas mengenai keterbukaan atas pengungkapan informasi , artinya perusahaan wajib melakukan pemberitahuan yang terbuka baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Keberhasilan dalam keterbukaan informasi ini, perusahaan harus menyediakan informasi yang cukup, akurat dan tepat waktu kepada berbagai pihak internal maupun eksternal. 3. Accountability Akuntabilitas Prinsip ini membahas tentang kejelasan fungsi, struktur, system, dan pertanggung jawaban organ perusahaan sehingga kegiatan kinerja perusahaan berjalan dengan efektif. Artinya sering sekali ada kesalahpahaman bertindak dalam keterbatasan fungsi dari jabatan masing-masing. 4. Responsibility responsibilitas Prinsip ini meliputi pemahaman dalam menjalankan pengolahan perusahaan secara kerja sama antara pemegang saham dan pemegang kepentingan perusahaan lainnya untuk menciptakan kesejahteraan, lapangan kerja dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan. perusahaan juga harus mematuhi peraturan dan perundang- undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga mendapatkan kesinambungan 16 usaha dalam jangka panjang serta pengakuan dari good corporate citizen. 5. Independency independen Prinsip ini dimana pengolahan perusahaannya dilaksanakan secara professional, yang artinya semua kegiatan kerja dilakukan hanya untuk tercapainya kesejahteraan perusahaannya dan bukan karena kepentingan hal internal ataupun eksternal yang tidak berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta prinsip korporasi yang sehat.

2.2.1 Manfaat dan Tujuan Good Corporate Governance

Menurut Forum Corporate Governance in Indonesia FCGI ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari penerapan Good Corporate Governance yang baik, antara lain: 1. Meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value. 3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk kembali menanamkan modalnya di Indonesia. 4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders’s value dan deviden Good corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Selain itu, Secara umum penerapan good corporate governance yang konkret, memiliki tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut: 1. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing 2. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah 3. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan 17 4. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholder terhadap perusahaan 5. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum. Dari berbagai tujuan tersebut, tujuan utama yang hendak dicapai adalah untuk pemenuhan kepentingan seluruh stakeholder secara seimbang berdasarkan peran dan fungsinya masing-masing dalam suatu perusahaan. Pelaksanaan Good Corporate Governance yang baik adalah merupakan langkah penting dalam membangun kepercayaan pasar market convidence dan mendorong arus investasi internasional yang lebih stabil, bersifat jangka panjang.

2.2.2 Penerapan Good Corporate Governance 1. Kepemilikan direksi

Didalam sebuah perusahaan system pengolahan dan kegiatan yang dilakukan berdasarkan prinsip korporasi dan peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, didalam suatu perusahaan juga ada namanya kebijakan dan strategi perusahaan serta visi dan misi, hal ini ditentukan oleh dewan direksi perusahaan. Ini lah yang disebut kepemilikan direksi segala sesuatu yang dilakukan dan diputuskan harus melalui dewan direksi dan tentunya melalui kesepakatan bersama.

2. Kepemilikan Institusional

Menurut Priana 2009 dalam corporate governance 18 menyangkut masalah siapa yang seharusnya mengendalikan terlaksananya kegiatan korporasi dan mengapa harus dilakukan pengendalian terhadap terlaksananya kegiatan korporasi yang dimaksud siapa who adalah para pemegang saham dan mengapa why adalah hubungan antara pemegang saham dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan perusahaan. Kepemilikan institusional bisa disebut sebagai investor institusional, yang juga sering disebut investor canggih sophisticated. Yang artinya para investor instituisional lebih tepat dan cepat dalam memprediksi laba masa depan dibanding investor non-institusional. Investor institusional mempunyai akses untuk mendapatkan sumber informasi yang lebih tepat waktu dan relevan yang dapat mengetahui kegiatan pengolaan laba lebih cepat dan lebih muda dari investor individual. Tindakan pengawasan para investor institusional dapat mempengaruhi kinerja manager yang langsung berpengaruh terhadap managemen laba yang berakibat pada kinerja keuangan perusahaan. Kepemilikan institusional ini diukur dengan indikator persentase jumlah saham yang dimiliki pihak institusional dari seluruh jumlah saham perusahaan.

3. Ukuran dewan komisaris

Menurut Priana 2009 ukuran dewan komisaris suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Jika 19 perusahaan memiliki ukuran dewan komisaris yang besar, maka perusahaan tersebut tidak bisa berkoordinasi, komunikasi dan pengambilan keputusan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki dewan komisaris kecil. Tentu saja perusahaan yang memiliki dewan komisaris besar mempunyai nilai perusahaan yang rendah dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai dewan komisaris kecil. Semakin besar ukuran dewan komisarisnya maka semakin besar beban diskresi managerial yang terjadi. Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa ukuran dan komposisi dewan komisaris secara significan berpengaruh terhadap kinerja dengan adanya penurunan biaya ke agenan agency cost.

4. Proposi Dewan komisaris independen

Komisaris independen atau disebut dewan komisaris luar. Komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang bukan dari pegawai atau orang yang berhubungan langsung dengan perusahaan, dan tidak juga mewakili pemegang saham. Artinya dewan komisaris independen adalah seorang yang ahli dibidang pengolaan kinerja perusahaan serta pengalamannya dianggap berguna bagi perusahaan tersebut tetapi dari perusahaan yang berbeda. Komisaris independen biasanya berguna dalam melerai sengketa antara komisaris dalam, atau antara pemegang saham dan 20 dewan komisaris, mereka berguna dalam menyikapin permasalahan dalam perusahaan karena bersikap adil, professional, objektif . Peranan proposi dewan komisaris independen sama halnya dengan ukuran dewan komisaris. Tingkat tinggi dan rendahnya nilai perusahaan berpengaruh dengan banyaknya dan kecilnya dewan komisaris.

5. Komite audit

Anggota tambahan yang dibuat dewan komisaris adalah komite audit. Komite audit dibentuk untuk melakukan tugas pemeriksaan dan penelitian yang diperlukan dalam pelaksanaan fungsi direksi dalam kegiatan pengolaan perusahaan dan kegiatan menyangkut pengolaan sistem pelaporan perusahaan. Komite audit memiliki kewenangan dan fasilitas untuk mengakses data perusahaan. Komite audit biasanya berasal dari kalangan luar perusahaan yang mempunyai ahli, karena menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal auditor. Komite audit harus bebas dari pengaruh dewan direksi, eksternal auditor dan hanya bertanggung jawab pada dewan komisaris. Fungsi dari komite audit ini dibentuk untuk mencapai kualitas audit pada perusahaan, dan tugas dari komite audit tidak jauh dari prinsip- prinsip good corporate governance. 21

2.3 Kinerja Keuangan

Menurut Mulyadi 1997 pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur organisasi, dan karyawan yang berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. kinerja keuangan merupakan suatu prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan keuanganan di dalam perusahaan itu. Pengukuran kinerja keuangan mempunyai arti yang penting bagi pengambilan keputusan baik bagi pihan intern maupun ekstern. Dalam perusahaan yang dijadikan sebagai acuan penilaian untuk mengetahui kondisi keuangan, operasi dan hasil usaha perusahaan adalah laporan keuangan.

2.4 Manajemen Laba

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan dengan mengunakan Manajemen Laba sebagai variabel intervening , Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 170 122

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 41 110

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 46 93

Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bei Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening

6 48 113

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 14 22

“PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2012.

1 8 16

this PDF file PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ( Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar di Bursa efek Indonesia) | Taufiq | Jurnal Telaah dan Rise

0 0 10

PENGARUH IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN MANAJEMEN RISIKO SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2017

0 3 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan dengan mengunakan Manajemen Laba sebagai variabel intervening , Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan dengan mengunakan Manajemen Laba sebagai variabel intervening , Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13