Dimana: WT = Waktu total
PP = Persen produktif
RF = Rating factor TP
= Total produk
3.4. Utilisasi
8
Faktor utilisasi adalah ukuran kemampuan stasiun kerja dalam memanfaatkan kapasitas tersedia secara tersedia available capacity secara
efektif. Utilisasi merupakan persentase dari waktu yang tersedia dengan kata lain utilisasi merupakan ukuran seberapa intensif sumberdaya dapat dimanfaatkan.
Dalam hal ini idle time harus dilaporkan guna mengidentifikasi dan memperbaiki masalah-masalah seperti equipment breakdown, kekurangan tenaga kerja, material
problem dan lain-lain. Utiliasi pada umumnya menekankan bahwa semua stasiun kerja tidak perlu beroperasi pada tingkat 100 tetapi seharusnya beroperasi pada
tingkat permintaan normal. Utilisasi mencerminkan seberapa besar suatu sumberdaya seperti mesin atau waktu yang digunakan. Misalnya suatu stasiun
kerja mempunyai kapasitas tersedia sebesar 40 jam-mesin per minggu. Sehubungan dengan berbagai permasalahan teknis yang berakibat tingginya idle
time yang mencapai jam rata-rata 6 jam perminggu maka tingkat utilisasi stasiun kerja tersebut menjadi rendah yaitu [40-640] x 100 = 85 .
8
Sukaria Sinulingga, op, cit., hal.170
Universitas Sumatera Utara
Utilisasi = x 100
3.5. Depresiasi
9
Kemampuan dari mesin ataupun benda lainnya yang digunakan akan menurun secara perlahan-lahan tetapi pasti. Kenyataannya umur ekonomis suatu
mesin akan tergantung kepada beberapa faktor antara lain : rencana teknis waktu mesin dibuat, frekuensi pengunaan maupun pemeliharaan mesin. Bila umur
ekonomis suatu mesin sudah dilampaui, mesin tersebut umumnya mengalami gangguan seperti frekuensi kerusakan bertambah tinggi yang mengakibatkan
naiknya nilai ongkos pemeliharaan mesin, menurunnya kapasitas produksi dan bahkan kemungkinan kualitas produksi menjadi diluar standar
Mesin adalah benda modal. Oleh karena itu nilai mesin menjadi berkurang karena dipakai, maka nilai uang hilang tersebut dianggap sebagai biaya dan
diperhitungkan tahun demi tahun sampai pada batas umurnya. Pengurangan nilai mesinperalatan disebut depresiasi
Pengurangan nilai mesin dapat disebabkan oleh : 1.
Physical Depreciation pengurangan nilai secara fisik 2.
Functional Depreciation pengurangan nilai secara fungsional 3.
Technological Depreciation pengurangan secara teknik 4.
Monetary Depreciation pengurangan secara moneter
9
Ginting Elisabeth. 2013. Ekonomi Teknik. Hal 56-58,
Universitas Sumatera Utara
3.5.1. Metode Perhitungan Depresiasi
Metode perhitungan depresiasi yang umum digunakan adalah metode akutansi. Metode tersebut didasarkan kepada nilai yang tetap dari semua asset.
Tujuan utama pemakaian metode akutansi adalah untuk penetapan pajak. Metode perhitungan depresiasi terdiri atas:
1. Straight line method metode garis lurus
2. Declining balance method metode persentasi tetap
3. Sum of the year digit method metode jumlah digit
4. Sinking find method metode dana lunas
5. Service output method metode hasil layanan
6. Machine hour method metode jam mesin
1. Straight line method metode garis lurus Perhitungan depresiasi dengan straight line method mengasumsikan bahwa
nilai, misalnya sebuah mesin mempunyai harga awal Rp 4.000.000, diperkirakan mempunyai harga akhir Rp 500.000 maka total depresiasi selama umurnya adalah
Rp 4.000.000 – Rp 500.000 = Rp 3.500.000. Jika ditaksir umur mesin 10 tahun,
maka depresiasitahun adalah Rp 3.500.00010 = Rp 350.000. Jadi depresiasi dengan straight line method berbanding lurus dengan umur peralatan.
Keterangan D = Depresiasi tahunan
Universitas Sumatera Utara
n = umur ekonomis P = harga awal
L = harga akhir
3.6. Biaya Lembur
Overtime
10
Menurut Swastha dan Sukotjo 2007, Premi Shift Kerja adalah Upah yang diberikan kepada karyawan karena bekerja diluar jam kerja normal, misalnya sore
atau malam hari. Upah tipe ini biasanya diberikan kepada karyawan pabrik yang bekerja 24 jam sehari,yang terbagi 3 shift, yaitu: pagi, sore dan malam. Premi sihft
malam biasanya lebih tinggi dari pada tarif upah biasa. Perlakuan terhadap premi lembur tergantung atas alasan-alasan terjadinya lembur tersebut. Premi lembur
dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibebankan pada pekerjaan atau departemen tempat terjadinya lembur tersebut.Perlakuan ini dapat
dibenarkan apabila pabrik telah bekerja pada kapasitas penuh. Premi lembur dapat diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik atau dikeluarkan sama sekali
dari harga pokok produk dan dianggap sebagai biaya periode period expenses . Perlakuan yang terakhir ini hanya dapat dibenarkan jika lembur tersebut terjadi
karena ketidak efesienan atau pemborosan waktu kerja. Berdasarkan Pasal 1 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor KEP.102MENVI2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur, waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7
tujuh jam sehari dan 40 empat puluh jam dalam1 satu minggu untuk 6 enam
10
Swatsha, Basu Sukotjo, Ibnu. 2007. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: PT Liberty.
Universitas Sumatera Utara
hari kerja dalam 1 satu minggu, atau 8 delapan jam sehari, dan 40 empat puluh jam dalam 1 satu minggu untuk 5 lima hari
3.7. Theory of Constraint TOC