Latar Belakang Masalah Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Working Capital Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponen yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peran industri-industri yang beroperasi di Indonesia memberikan dampak yang baik bagi kemajuan perekonomian di Indonesia. Salah satunya adalah industri otomotif dan komponennya yang berkembang pesat di Indonesia. Penjualan mobil di Indonesia meningkat sebesar 17 meskipun tengah terjadi kesulitan ekonomi global pada tahun 2010 hingga 2011, hampir 900.000 kendaraan baru, dan pada awal tahun 2011 terdapat tujuh perusahaan yang telah mengumumkan investasi di Indonesia senilai 2,2 miliar USD. Hal ini menunjukkan bahwa industri otomotif dan komponennya merupakan industri yang mempunyai peluang yang baik, sehingga para investor lebih tertarik untuk berinvestasi ke perusahaan otomotif dan komponennya. Persaingan bisnis yang kompleks membuat perusahaan berusaha memberikan citra positif melalui peningkatan kinerja perusahaan. Salah satu usaha yang dilakukan para manajer untuk menilai kinerja perusahaan adalah dengan melihat struktur modal perusahaan. Seorang manajer harus mampu mengambil keputusan pendanaan yang dapat meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan, sebab biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut adalah konsekuensi langsung dari keputusan yang diambil oleh manajer. Penggunaan hutang perusahaan menimbulkan biaya modal sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh pihak kreditur. Sedangkan, penggunaan dana internal dapat menimbulkan opportunity cost. Keputusan pendanaan yang tidak tepat, dapat menimbulkan tingginya biaya modal dan mengakibatkan rendahnya profitabilitas perusahaan. Struktur modal perusahaan yang optimal merupakan struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham Weston dan Brigham, 1994:150. Dalam menjalankan aktivitas bisnis, kebutuhan akan modal yang memadai dinilai sangat penting bagi perusahaan. Modal yang besar membuat perusahaan dapat bertahan dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada, termasuk jika perusahaan hendak melakukan ekspansi. Kebutuhan akan modal dapat diperoleh dari berbagai sumber dan memiliki jenis yang berbeda. Menurut Riyanto 1997:209 sumber dana dibedakan menjadi sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan. Dana internal perusahaan, yaitu dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan, seperti : laba ditahan dan akumulasi depresiasi. Dana eksternal perusahaan, yaitu dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan. Metode pemenuhan kebutuhan dana dengan cara ini disebut metode pembelanjaan dengan hutang debt financing. Sedangkan, dana dari pemilik, peserta pengambil bagian dalam perusahaan akan menjadi modal perusahaan tersebut. Metode pemenuhan dana dengan cara ini disebut metode pembelanjaan modal sendiri equity financing. Struktur modal adalah bauran proporsi pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang diwakili oleh utang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa Van Horne dan Wachowicz, 2007:232. Struktur modal menunjukkan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat tetap, utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Menurut Halim 2007:85 struktur keuangan menunjukkan cara bagaimana perusahaan membiayai asetnya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan pasiva di neraca, meliputi : hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan saham modal pemegang saham. Oleh karena itu, struktur modal perusahaan hanyalah sebagian dari struktur keuangannya. Menurut Sudana 2011 struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal di-proxy dengan Debt to Equity Ratio DER yang merupakan perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri. Data mengenai DER perusahaan-perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Debt to Equity Ratio DER Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaTahun 2010-2013 No. Nama Perusahaan Kode DER 2010 2011 2012 2013 1 Astra International Tbk ASII 1,10 1,02 1,03 1,02 2 Astra Otoparts Tbk AOP 0,38 0,47 0,62 0,32 3 Gajah Tunggal Tbk GJTL 1,94 1,61 1,35 1,68 4 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 1,76 1,77 1,35 0,98 5 Indo Kordsa Tbk BRAM 0,26 0,38 0,36 0,47 6 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS 4,99 1,54 2,08 2,35 7 Indospring Tbk INDS 2,39 0,80 0,46 0,25 8 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 0,41 0,33 0,27 0,37 9 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 0,86 1,68 0,68 0,68 10 Nipress Tbk NIPS 1,28 1,69 1,45 2,38 11 Prima Alloy Steel Tbk PRAS 2,41 2,44 1,06 0,96 Bersambung pada halaman berikutnya. No Nama Perusahaan Kode DER 2010 2011 2012 2013 12 Selamat Sempurna Tbk SMSM 0,96 0,69 0,76 0,69 Rata-Rata 1,56 1,20 0,96 1,01 Sumber : Tabel 1.1 di atas menunjukkan nilai rata-rata DER dari tahun 2010-2013 pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rata-rata DER tahun 2010 adalah 1,56. Selanjutnya, rata-rata DER tahun 2011 adalah 1,20. DER di tahun 2010 dan 2011 menunjukkan bahwa DER di atas 1, yang berarti perusahaan lebih banyak menggunakan dana dari hutang untuk aktivitas investasinya daripada modal sendiri. Rata-Rata DER tahun 2012 adalah 0,96 yang menunjukkan bahwa DER tahun 2012 di bawah 1, berarti perusahaan lebih banyak menggunakan modal sendiri untuk aktivitas investasinya. Sedangkan, rata-rata DER tahun 2013 adalah 1,01 yang menunjukkan bahwa DER di atas 1, berarti proporsi hutang lebih besar daripada modal sendiri. Perusahaan yang memiliki DER lebih dari 1 akan memiliki resiko bisnis yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki DER kurang dari 1. www.idx.co.id Dengan nilai DER yang berada di atas 1 berarti perusahaan memiliki jumlah hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri dan hal ini tidak tidak sesuai dengan teori struktur modal yang optimal, yang seharusnya jumlah hutang perusahaan tidak boleh lebih besar dari modal sendiri. Sementara itu, kebanyakan investor lebih tertarik menanamkan modalnya dalam bentuk investasi pada perusahaan yang mempunyai DER tertentu yang besarnya kurang dari 1. Jika DER lebih dari 1 berarti resiko yang ditanggung investor menjadi meningkat. Menurut Weston dan Brigham 1994:174 ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan, antara lain : stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sifat manajemen, sikap kreditur dan konsultan, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Dalam penelitian ini tidak akan dibahas semua faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan, hanya beberapa faktor yang akan dibahas dalam penelitian ini, antara lain : pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan working capital. Perkembangan data penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.2 Rata-rata DER, pertumbuhan penjualan, likuiditas,profitabilitas, danworking capital padaperusahaan otomotif dan komponennya yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013 Variabel Rata-Rata 2010 2011 2012 2013 Pertumbuhan Penjualan X 1 0,33 0,22 0,10 0.16 Likuiditas X 2 1,65 1,68 1,61 1,76 ProfitabilitasX 3 0,09 0,08 0,09 0,06 Working Capital X 4 1.136,75 1.880,08 2.331,83 2.245,92 Debt to Equity Ratio Y 1,56 1,20 0,96 1,01 Sumber : Data diolah Penulis, 2015 Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa rata-rata faktor yang mempengaruhi struktur modal menunjukkan hasil yang fluktuatif, hal ini kemudian menjadi gap. Fenomena empiris dalam penelitian ini didasarkan pada inkonsistensi data, yang berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan working capital pada tahun 2010-2013 menunjukkan fenomena yang searah dengan DER. Untuk meningkatkan nilai perusahaan, disamping membuat kebijakan deviden, perusahaan juga dituntut untuk tumbuh. Pertumbuhan dapat diwujudkan dengan menggunakan kesempatan investasi yang baik. Pertumbuhan penjualan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan dapat dilihat dari pertambahan volume dan peningkatan harga, khususnya dalam hal penjualan karena penjualan merupakan suatu aktivitas yang umumnya dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu tingkat laba yang diharapkan. Cara menghitung tingkat pertumbuhan penjualan adalah dengan menghitung tingkat penjualan pada akhir periode dengan penjualan yang dijadikan periode dasar. Apabila nilai perbandingannya semakin besar, maka dapat dikatakan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan semakin baik. Dengan kata lain, perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan hutang. Penelitian terdahulu mengenai struktur modal telah dilakukan oleh Siswantoro 2011 dan Ticoalu 2013 yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitaian Purba 2014 yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Likuiditas yang di-proxy dengan menggunakan rasio lancar sangat berpengaruh terhadap kepercayaan pada kreditur. Kreditur akan mendapat suatu jaminan pengembalian atas pinjaman yang ditanamkan dalam perusahaan. Perusahaan yang memiliki nilai likuiditas yang tinggi akan semakin mudah untuk mendapatkan sumber pinjaman sebagai bagian aktivitas pendanaanya, sehingga dapat mempengaruhi struktur modal. Penggunaan hutang yang besar berdampak pada pengembalian hutang terhadap kreditur. Penelitian sebelumnya mengenai struktur modal telah dilakukan oleh Geoffrey 2014, Masnoon 2014, Naibaho 2013, Purba 2014, dan Siswantoro 2011 yang menunjukkan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian Seftianne dan Ratih Handayani 2011 yang menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Tingkat profitabilitas suatu perusahaan menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam kebijakan struktur modal. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang rendah cenderung menggunakan hutang yang besar untuk membiayai aktivitas perusahaan. Penelitian terdahulu mengenai struktur modal telah dilakukan oleh Geoffrey 2014, Masnoon 2014, Siswantoro 2011, dan Ticoalu 2013 yang menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. Tetapi hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purba 2014 dan Seftianne dan Ratih Handayani 2011 yang menunjukkan bahwa profitabilitas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Modal kerja memungkinkan perusahaan untuk melunasi semua kewajiban- kewajiban tepat pada waktunya. Modal kerja juga berpengaruh terhadap struktur modal dalam hal melunasi segala kewajiban perusahaan. Berdasarkan manajemen modal kerja, para investor dapat menilai kinerja suatu perusahaan efektif atau efisien dalam melakukan aktivitas operasionalnya. Penelitian Naibaho 2013 menunjukkan bahwa working capital tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, penelitian ini merupakan replikasi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Siswantoro 2011. Adapun perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitian sebelumnya adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Adapun perbedaan dalam variabel yang digunakan pada penelitian sekarang dan penelitian sebelumnya, antara lain : penelitian sekarang menggunakan variabel independen pertumbuhan penjualan, likuiditas, profitabilitas, dan working capital, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan variabel independen resiko bisnis, profitabilitas, pertumbuhan aktiva, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan. 3. Penelitian sekarang menggunakan periode data dari tahun 2010-2013, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan periode data dari tahun 2006-2009. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Working Capital Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponennya yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI Tahun 2010- 2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

1 50 100

Pengaruh Levarge Keuangan, Struktur Aktiva, Profitabilitas Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Sturktur Modal Pada Perusahaan Insdustri Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 96 109

Pengaruh Likuiditas, Perputaran Modal Kerja, Pertumbuhan Penjualan dan Leverage Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 143 87

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

18 122 114

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 28 93

Peangruh Profitablitas Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

0 2 1

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

8 117 64

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 1 11

Pengaruh profitabilitas , likuiditas, pertumbuhan penjualan dan struktur aset terhadap struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

1 2 18