timbul sebagai akibat dari penggunaan hutang. Apabila lebih besar manfaat yang dirasakan, maka tambahan hutang masih diperbolehkan.
Namun, ketika pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik
tersebut, penggunaaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan Hartono, 2003. Meskipun model teori trade-off tidak
dapat menentukan secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut
memberikan kontribusi penting, yaitu : 1.
Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya menggunakan sedikit hutang.
2. Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak
menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah Hartono, 2003.
2.1.2.3 Pecking Order theory
Teori ini pertama kali dikenal oleh Donaldson pada tahun 1961, sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh Myers pada
tahun 1984. Teori ini disebut juga dengan pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki
sumber dana yang paling disukai. Menurut Brealy and Myers 2007:25 secara ringkas teori tersebut menyatakan bahwa:
1. Perusahaan menyukai pendaan internal. Karena dana ini terkumpul
tanpa mengirimkan sinyal balik yang dapat menurunkan harga saham.
2. Jika dana eksternal dibutuhkan, perusahaan menerbitkan utang
lebih dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas sebagai pilihan terakhir. Pecking order ini muncul karena penerbitan utang tidak
terlalu diterjemahkan sebagai pertanda buruk oleh investor apabila dibandingkan dengan penerbitan ekuitas.
Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan- perusahaan yang profitable menguntungkan umumnya meminjam
dana dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan dikarenakan debt ratio yang rendah, melainkan karena perusahaan memerlukan sumber
dana eksternal yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena
sumber dana internal tidak cukup. Penggunaan dana eksternal dalam bentuk hutang lebih disukai daripada sumber dana internal berupa
modal sendiri karena dua alasan, yaitu : pertama, pertimbangan biaya emisi dimana biaya emisi obligasi akan lebih murah daripada biaya
emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Kedua, manajer khawatir
penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai keputusan yang buruk oleh para pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal ini
disebabkan oleh kemungkinan adanya ketidaksamaan informasi antara pihak manajemen dengan pihak pemodal Suad Husnan, 2000 dalam
Hapsari 2010:30.
2.1.2.4 Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. Pendekatan ini menjelaskan bahwa
struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan Mamduh M. Hanafi, 2003
dalam Hapsari 2010:30. Manajemen sebagai pemilik perusahaan merupakan agen dari pemegang saham. Para pemegang saham
berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Agar dapat menjalankan
fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan imbalan dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dilakukan dengan cara
seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen.
Kegiatan pengawasan membutuhkan biaya yang disebut sebagai biaya agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan
pengawasan manajemen untuk memastikan bahwa manajemen berperilaku dalam cara yang konsisten dengan kesepakatan
kontraktual perusahaan dengan para kreditor serta pemegang saham Van Horne dan Wachowicz, 2007:243.
Oleh karena itu, Agency theory adalah teori mengenai struktur kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik
yang pada kenyataannya bahwa manajer profesional bukanlah agen yang sempurna dari pemilik perusahaan. Para manajer perusahaan
belum tentu akan bertindak untuk kepentingan pemilik, tetapi bisa saja dalam pengambilan keputusan hanya untuk memaksimalkan kepuasan
dirinya sendiri.
2.1.2.5 Signaling Theory