struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapatmeminimalkan biaya
penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan Martono dan Agus, 2001:239.
Menurut Brigham dan Houston 2001:6 terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, antara lain :
a. Risiko bisnis
Tingkat risiko yang terdapat dalam operasi perusahaan apabila tidak menggunakan utang. Semakin besar risiko bisnis perusahaan, semakin
rendah rasio utang yang optimal.
b. Posisi pajak perusahaan
Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam penghitungan pajak, sehingga menurunkan biaya
utang yang sesungguhnya.
c. Fleksibilitas keuangan
Kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan
mengetahui bahwa penyedia modal yang mantap diperlukan untuk operasi yang stabil, dan merupakan faktor yang sangat menentukan
keberhasilan jangka panjang.
d. Konservatisme atau agresivitas manajemen
Sebagian manajemen lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan
laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal atau yang memaksimalkan nilai, tetapi akan mempengaruhi struktur modal
yang ditargetkan atauyang telah ditetapkan manajer.
2.1.2 Teori Struktur Modal
2.1.2.1 Teori MM
Pada tahun 1958 Franco Modigliani dan Merton Miller menerbitkan tulisannya pada journal of finance, yang membahas
struktur modal. Teori struktur modal yang dikemukakan oleh Franco Modigliani dan Merton Miller ini kemudian dikenal dengan nama
“MM-Theory”. Teori ini mempunyai asumsi sebagai berikut :
a. Perusahaan dengan kelas yang sama mempunyai resiko bisnis yang
dapat diukur dengan standar deviasi dari laba sebelum bunga dan pajak S
EBIT
. b.
Investor mempunyai harapan yang sama atau homogeny terhadap laba dan resiko perusahaan serta memiliki ekspektasi yang sama
terhadap EBIT di masa mendatang. c.
Surat hutang seperti obligasi dan penyertaan dalam bentuk saham diperdagangkan pada pasar yang sempurna perfect capital market
dengan kriteria sebagai berikut : 1.
Tidak adanya pajak pribadi dan pajak perusahaan. 2.
Adanya informasi yang merata dan dapat diakses dengan tanpa biaya.
3. Tidak adanya biaya transaksi.
4. Adanya tingkat bunga pinjaman dan meminjamkan dalam
jumlah yang sama besarnya, yaitu tingkat bunga bebas resiko risk free rate.
5. Semua hutang perusahaan tidak mengandung resiko risk free
rate, sehingga berapapun jumlah hutang perusahaan tingkat bunga dari hutang tersebut sama.
6. EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang.
Tahun 1958 Franco Modigliani dan Merton Miller menyatakan pemikirannya bahwa dengan asumsi kondisi pasar sempurna tidak ada
pajak, struktur modal dari suatu perusahaan tidak mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Karena beberapa asumsi tersebut tidak realistik,
maka pendapat Franco Modigliani dan Merton Miller hanya dipandang sebagai permulaan munculnya teori struktur modal.
2.1.2.2 Teori Trade-Off
Model trade-off
mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan
menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut Hartono, 2003. Esensi teori trade-off dalam
struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang
timbul sebagai akibat dari penggunaan hutang. Apabila lebih besar manfaat yang dirasakan, maka tambahan hutang masih diperbolehkan.
Namun, ketika pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik
tersebut, penggunaaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan Hartono, 2003. Meskipun model teori trade-off tidak
dapat menentukan secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut
memberikan kontribusi penting, yaitu : 1.
Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya menggunakan sedikit hutang.
2. Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak
menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah Hartono, 2003.
2.1.2.3 Pecking Order theory