Menjalin Komunikasi yang Menciptakan

“Kita yakinkan dia dengan cara kita, kita yakinkan dia kalau kita ini adalah perawat yang akan merawat dia, apapun nanti keluhan dia, kita yakinkan keluarga dan pasien, bahwa saya itu perawat yang mendukung dia” Partisipan 6

3.2. Menjalin Komunikasi yang Menciptakan

Trust dengan Pasien Berdasarkan hasil analisa data didapatkan pengalaman mahasiswa profesi ners dalam menerapkan perilaku caring pada pasien adalah dengan menjalin komunikasi yang menciptakan trust dengan pasien. Menjalin komunikasi yang menciptakan trust dengan pasien dimaknai partisipan pada penelitian ini seperti 1 komunikasi terapeutik dengan pasien, 2 komunikasi untuk membuat pasien percaya dengan mahasiswa profesi ners, 3 komunikasi untuk memberikan informasi kepada pasien. 1. Komunikasi terapeutik dengan pasien Beberapa partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa menjalin komunikasi yang menciptakan trust dengan pasien dapat dilakukan dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik dengan pasien dicontohkan dengan melakukan komunikasi yang baik dengan pasien dan komunikasi tersebut dapat menyelesaikan keluhan yang dikatakan pasien. a. Komunikasi yang dilakukan dengan baik kepada pasien Tiga partisipan mengatakan bahwa komunikasi terapeutik sangat diperlukan dan wajib ditingkatkan. Partisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah dengan melakukan komunikasi yang baik dengan pasien. Hal ini sesuai dengan penyataan berikut: Universitas Sumatera Utara “Perilaku caring itu sebenarnya dilihat dari bagaimana kita komunikasi sama pasien. Nah yang sering kita pelajari bahwa komunikasi terapeutik itu sangat diperlukan” Partisipan 1 “Kalau saya pribadi untuk meningkatkan awalnya perilaku caring dari komunikasi aja dulu dari yang saya tingkatkan..komunikasi terapeutik” Partisipan 6 “Apapun yang kita lakukan baik itu untuk pasien, baik itu untuk prosedur rumah sakit, kita melakukannya dengan komunikasi yang betul-betul gimana ya, komunikasinya itu betul-betul baik kita sampaikan, harus tepat, dan masuk sama pasien” Partisipan 8 b. Komunikasi yang bertujuan untuk menyelesaikan keluhan pasien Dua orang partisipan yang lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dapat menyelesaikan keluhan pasien. Berikut pernyataan partisipan: “Jadi perilaku caring itu yang pertama komunikasinya dan keluhan dari pasien itu kita selesaikan” Partisipan 5 “Caring tersebut bagaimana cara kita berkomunikasi dengan baik, dan kita mendengarkan keluhan pasien, seperti itu” Partisipan 8 2. Komunikasi untuk membuat pasien percaya dengan mahasiswa profesi ners Mahasiswa profesi ners dalam menerapkan perilaku caring pertama kali pada pasien berusaha untuk menciptakan trust pada pasien. Menciptakan trust pada pasien dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi. Bentuk komunikasi yang dicontohkan partisipan pada penelitian ini seperti melakukan komunikasi Universitas Sumatera Utara saat pertama kali dengan pasien, memperkenalkan diri kepada pasien dan sebelum melakukan tindakan kepada pasien. a. Saat pertama kali bertemu dengan pasien P artisipan dalam penelitian ini mengatakan bahwa perilaku caring pertama kali yang mereka terapkan pada pasien adalah dengan membina trust kepada pasien. Membina trust dengan pasien dilakukan partisipan saat pertama kali bertemu dengan pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini: “Jadi ya benar -benar kita bina trust dulu, bina trust dulu ya kayak mana biar pasien ini percaya sama kita. Ya setiap dinas kita tanya gimana udah, apa obatnya sudah dimakan? Kita cek apakah obatnya sudah dapat semua” Partisipan 3 “Kalau dari awal saya terapkan..saya mendatangi keluarga atau pasien, saya terapkan..saya buat mereka supaya mereka percaya kepada saya, supaya mereka terbuka kepada saya, disitu kita komunikasi” Partisipan 6 “Saya menerapkan car ing itu dengan..awalnya saya bina trust walaupun dia tidak peduli terhadap saya, saya datang tapi lama-lama dia mau saya ajak ngobrol walaupun awal-awalnya sangat susah” Partisipan 8 b. Memperkenalkan diri pada pasien Cara lain yang dilakukan partisipan untuk melakukan bina trust pada pasien adalah dengan memperkenalkan diri mereka kepada pasien. Berikut pernyataan partisipan: Universitas Sumatera Utara “Bina trust kami memperkenalkan terlebih dahulu diri kami. Lalu kami menjelaskan apa yang kami lakukan, dinas disini berapa lama, kami jelaskan” Partisipan 8 “Jadi ya kita identifikasi sih, setelah kita tanya nama dia baru ya kita juga perkenalkan diri namanya siapa, kita bertugas sampai kapan, shif apa” Partisipan 10 “Oh ya misal nya kalau pertama, kalau kakak ketemu pasien berusaha untuk mengakrabkan diri lagi, senyum, perkenalan, terus dijelasin mahasiswa lagi praktek disini” Partisipan 7 c. Sebelum melakukan tindakan kepada pasien Membina trust pada pasien juga dilakukan partisipan sebelum mereka melakukan tindakan kepada pasien. Partisipan pada penelitian ini mengatakan bahwa sebelum melakukan tindakan kepada pasien, bukan hanya melakukan tindakannya saja tetapi mereka terlebih dahulu harus membina trust kepada pasien kemudian memperkenalkan diri mereka kepada pasien. Hal ini sejalan dengan pernyataan berikut: “Sebelum melakukan tindakan kita bina trust dengan pasiennya” Partisipan 3 “Terus itu sangat sulit kan untuk pemberian obat, malah beberapa pemasangan tindakan yang akan kita lakukan, tindakan-tindakan untuk pemasangan infus, jadi sebelumnya ya kita bina trust dulu” Partisipan 8 “Apalagi..contohnya ketika kita mau melakukan tindakan sama pasien kan ga boleh langsung kia kerjakan tindakan, kita harus perkenalkan diri dulu, terus bina trust, kita tanya namanya, terus kenalkan nama kita, bilang kita siapa, apa yang mau kita kerjakan, bilang” Partisipan 10 Universitas Sumatera Utara 3. Komunikasi untuk memberikan informasi kepada pasien Partisipan dalam penelitian ini menjelaskan salah satu bentuk komunikasi yang mereka lakukan dengan pasien adalah dengan cara memberikan informasi kepada pasien. Mahasiswa profesi ners memberi informasi kepada pasien dilakukan ketika mahasiswa profesi ners menjelaskan tindakan pada pasien, memberikan penkes kepada pasien dan keluarga serta menjelaskan setiap keluhan pasien secara rasional. a. Menjelaskan tindakan pada pasien Partisipan pada penelitian ini membiasakan diri untuk menjelaskan tindakan yang mereka lakukan kepada pasien dan juga keluarga pasien. Partisipan pada penelitian ini mencontohkannya dengan ketika partisipan akan memberi obat maupun menginjeksi pasien, mereka sebisa mungkin memberi penjelasan tindakan yang mereka lakukan kepada pasien dan juga keluarga sehingga nantinya pasien dan keluarga tidak bingung dengan tindakan yang dilakukan mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut: “Kan idealnya kan kita yang kasih tau “Bu ini, saya Natalisda kita mau skintest, ada obat yang mau dimasukkan, ada obat yang mau dikasih ke anak ibu, tapi kita mau coba dulu anak ibu alergi apa engga sama obatnya. Nah kalau nanti alergi kita ga kasih obatnya. tapi kalau anak ibu tidak alergi nanti kita kasih obatnya”. “Jadi kalau nanti alergi apa obatnya yang d ikasih sama anak saya? “. “Nanti akan dicari obat lain Bu, yang isinya sama cuman dengan merk yang berbeda. Tapi itu pun nanti akan dicoba lagi”, Kita jelaskan dulu kenapa rupanya, jangan langsung aja masukan, dicucuk-cucuk anaknya, kan kayak gitu” Partisipan 3 “Pokoknya setiap melakukan tindakan selalu komunikasi sama pasien dan keluarga pasien. Misalnya kalau melakukan tindakan disini kan lebih sering injeksi yakan, dibilang..“Pak Universitas Sumatera Utara kita kasih obatnya melalui injeksi ya”, misalnya ini jam 10 dia dapat 2 jam,misalnya jam 10 sama jam 12, bilang,, “Bu ini jam 10 ya Bu, nanti jam 12 ada lagi ya Bu”,dibilang sama keluarga sama pasiennya” Partisipan 4 “Kalau misalnya pasiennya mau diberikan obat, saya terlebih dahulu menjelaskan obat apa yang saya berikan, dan saya tanya dulu apa benar ibu yang saya berikan tepat., seperti itu. Prinsip 6 benar dalam pemberian obat itu insyaAllah sudah kakak terapkan seperti itu” Partisipan 8 b. Memberikan penkes Delapan dari sepuluh partisipan memberi informasi kepada partisipan salah satunya adalah saat partisipan memberikan penkes kepada pasien dan keluarga pasien. Salah satu pemberian penkes yang partisipan lakukan adalah pemberian penkes tentang mengatasi kecemasan, teknik relaksasi, kebersihan diri, dan cara pemenuhan nutrisi. Berikut pernyataan partisipan: “Terus kalau dia psikologisnya lebih kepada pikiran.. kita coba, kami pernah coba ajarin untuk mengatasi kecemasan, karena kan mungkin beda-beda ya kalau kami buat penkes kemarin tentang mengatasi stress hospitalisasi pada anak. Jadi sama anak-anak itu cara mengatasi stressnya kami buat dengan nonton tv, kebetulan emang ada ruangan yang ada tvnya, tapi ga semua ruangan. Nah cuman kan, kan sekarang kan ada gadget gitu kan, nah bisa nonton tv dari situ, contohnya nonton upin-ipin mereka kayak gitu, dan memang ya terbukti gitu bisa mengurangi stres anak ini biarpun a walnya dia gimana gitu kan nangis-nangis, terus dengan permainan-permainan mereka terus itu dikasih balon- balon” Partisipan 3 “Melakukan caring ini pun kadang -kadang kita bisa langsung berikan penkes juga sama keluarga pasien, contoh penyuluhan, “Ibu, i ni kita ajarin penyuluhan tentang mencuci tangan yang benar” Partisipan 4 Universitas Sumatera Utara “Terus keluarganya juga diberikan penkes, tentang nutrisi juga, terus perjalanan penyakitnya” Partisipan 10 c. Menjelaskan setiap keluhan pasien secara rasional Sebagai seorang mahasiswa profesi ners, partisipan pada penelitiannya ini berusaha untuk menjelaskan setiap keluhan pasien secara rasional. Partisipan menjelaskan keluhan pasien sesuai dengan asuhan keperawatan yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut: “Adek kenap a harus dikasih suntikan? Nah supaya adek sehat. Kan ini obat masuk”, itu pasiennya anak riko kalau ga salah, dia sama sekali panik waktu dipasang infus. Jadi kami diam semuanya dulu, habis itu baru diajarin sama kakak pegawainya kan waktu itu. ayok coba dulu komunikasi kata kakak itu kan, cobalah “Adek kalau ga dikasih obatnya nanti kek mana cepat sembuhnya? Tengok lukanya kan belum sembuh tu, kalau belum sembuh harus dikasih obat kan? Obatnya melalui infus makanya kita harus pasang infus, nanti cairan masuk ke tubuh adek habis itu masuklah ke daerah luka, habs itu sembuh dia” Partisipan 5 “Saya menjelaskan sesuai masalah yang mereka hadapi, saya jelaskan sesuai dengan asuhan keperawatan yang kita punya kan” Partisipan 6

3.3. Melakukan Tindakan Keperawatan secara Holistik kepada Pasien