Melakukan Tindakan Keperawatan secara Holistik kepada Pasien

“Terus keluarganya juga diberikan penkes, tentang nutrisi juga, terus perjalanan penyakitnya” Partisipan 10 c. Menjelaskan setiap keluhan pasien secara rasional Sebagai seorang mahasiswa profesi ners, partisipan pada penelitiannya ini berusaha untuk menjelaskan setiap keluhan pasien secara rasional. Partisipan menjelaskan keluhan pasien sesuai dengan asuhan keperawatan yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut: “Adek kenap a harus dikasih suntikan? Nah supaya adek sehat. Kan ini obat masuk”, itu pasiennya anak riko kalau ga salah, dia sama sekali panik waktu dipasang infus. Jadi kami diam semuanya dulu, habis itu baru diajarin sama kakak pegawainya kan waktu itu. ayok coba dulu komunikasi kata kakak itu kan, cobalah “Adek kalau ga dikasih obatnya nanti kek mana cepat sembuhnya? Tengok lukanya kan belum sembuh tu, kalau belum sembuh harus dikasih obat kan? Obatnya melalui infus makanya kita harus pasang infus, nanti cairan masuk ke tubuh adek habis itu masuklah ke daerah luka, habs itu sembuh dia” Partisipan 5 “Saya menjelaskan sesuai masalah yang mereka hadapi, saya jelaskan sesuai dengan asuhan keperawatan yang kita punya kan” Partisipan 6

3.3. Melakukan Tindakan Keperawatan secara Holistik kepada Pasien

Beberapa partisipan mengatakan bahwa pengalaman mereka dalam menerapkan perilaku caring salah satunya adalah dengan melakukan tindakan keperawatan secara holistik kepada pasien. Melakukan tindakan keperawatan secara holistik kepada pasien dicontohkan partisipan dengan 1 memenuhi kebutuhan pasien secara komprehensif, 2 memberikan intervensi keperawatan secara tepat, 3 memberikan dukungan secara total kepada pasien. Universitas Sumatera Utara 1. Memenuhi kebutuhan pasien secara komprehensif Beberapa partisipan pada penelitian ini berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasien secara komprehensif. Memenuhi kebutuhan pasien secara komprehensif ini dicontohkan dengan memberikan pelayanan yang menyeluruh serta menerapkan pengetahuan dan tindakan keperawatan kepada pasien. a. Memberikan pelayanan yang menyeluruh Empat partisipan dalam penelitian ini sudah memberi pelayanan yang menyeluruh kepada pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut ini: “Kita memperhatikan pasien dari ujung kepala sampai ujung kaki. Maksudnya itu kebersihannya, eliminasi, nutrisi, tidurnya, abis itu kan ada fisik psikis psikososialnya..holistik kayak gitu” Partisipan 4 “Mereka perlunya apa tangani secara keseluruhan, kebutuhan dasarnya, terus mereka butuh informa si apa” Partisipan 7 “Holistik disini kita melihat yaitu bukan hanya kita melihat dia sakit ini, kita melihat sakitnya, tetapi kita juga melihat sebenarnya di penyakit itu ada ga yang memperberat, karena banyak pasien yang saya lihat di rumah sakit dia terkadang hanya nyeri biasa, tetapi dia kebanyakan dia meraung-raung, itu mungkin saya asumsikan bisa karena keluarga atau psikologisnya” Partisipan 8 “terus kan kita harus perhatikan secara menyeluruh juga kebutuhan pasiennya maupun perilaku caring yang kita lakukan” Partisipan 9 b. Menerapkan pengetahuan dan tindakan keperawatan pada pasien Partisipan pada penelitian ini menjelaskan caring dilakukan tidak hanya stand by disamping pasien melainkan harus memiliki pengetahuan, sikap dan Universitas Sumatera Utara kepedulian yang diterapkan secara profesional kepada pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut : “Perilaku caring itu ialah proses yang dilakukan seorang perawat dimana proses tersebut meliputi pengetahuan, tindakan kita, kepedulian kita terhadap p asien kita” Partisipan 6 “Caring itu juga tidak hanya stand by disamping pasien sih tapi ketika kita punya knowledge yang baik, kita punya afektif yang baik, kita mengerti kebutuhan mereka, kita terapkan secara profesional” Partisipan 10 2. Memberikan intervensi keperawatan secara tepat Partisipan dalam penelitian ini menerapkan perilaku caring juga dengan cara memberikan intervensi keperawatan kepada pasien secara tepat. Beberapa intervensi keperawatan yang mereka berikan adalah dengan mengobservasi keadaan pasien, mengukur tanda-tanda vital, menjaga privasi pasien dan memfasilitasi kebutuhan pasien. a. Mengobservasi keadaan pasien Dua dari sepuluh partisipan memberikan intervensi keperawatan kepada pasien dengan cara mengobservasi keadaan pasien. Partisipan mengobservasi keadaan umum pasien yang mereka rawat dengan menanyakan apakah pasien mengeluh nyeri atau merasa demam. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan dibawah ini: “Sekali setengah jam observasi pasiennya apakah pasiennya demam atau nyeri, selalu itu. Per setengah jam observasi pasien, keadaannya kayak mana. Kan kadang-kadang bisa sekarang nyeri, nanti dua jam kemudian misalnya ga nyeri lagi yang lain lagi keluhannya” Partisipan 4 Universitas Sumatera Utara “Paling melihat keadaannya, kadang kita observasi ba gaimana keadaannya.Ya keadaan umumnya, bagaimana penampilannya, seharusnya kalau dia sudah bisa .. tidak dianjurkan untuk bedrest, seharusnya dia bisa melakukan aktivitas-aktivitas minimal, jadi bisa kita lihat sendiri” Partisipan 8 b. Mengukur tanda-tanda vital Intervensi keperawatan yang juga diberikan partisipan kepada pasien salah satunya adalah dengan mengukur tanda-tanda vital pasien. Partisipan dalam penelitiannya ini menjelaskan bahwa selain melakukan pengkajian, mereka juga melakukan tindakan keperawatan seperti mengukur tanda-tanda vital pasien dengan tepat dan benar. Berikut pernyataan partisipan: “ Misalnya kan dinas pagi datang jam 8 sampai jam 2. Selama rentang waktu itu misalnya kalau pasiennya yang gawat, mesti monitor TTV-nya per jam ya dilakukan, kemudian ukur tekanan darahnya, RR-nya, HR- nya dan suhunya” Partisipan 4 “Selain mendengarkan keluhan -keluhan pasien, saya juga selama dinas juga menjalankan apa yang ada dalam rumah sakit,contohnya mengukur vital sign dengan tepat dan benar, tidak mengada- ngada” Partisipan 6 “Tapi saya lakukan untuk pengkajiannya, untuk tindakan keperawatannya, untuk mengkaji TTV-nya, saya sendiri yang melakukan” Partisipan 8 c. Menjaga privasi pasien Partisipan dalam penelitian menerapkan intervensi keperawatan salah satunya dengan menjaga privasi pasien. Maksudnya disini adalah ketika pasien Universitas Sumatera Utara menceritakan sesuatu tentang keadaannya, sebisa mungkin partisipan tetap menjaga privasi pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut: “Kemudian menjaga privasi pasien, ada juga terkadang keluarga cerita sama kita, kita jaga privasinya, kalau cerita tentang masalah penyakit pasien, kita tetap jaga privasinya” Partisipan 6 d. Memfasilitasi kebutuhan pasien Delapan dari sepuluh partisipan dalam penelitian ini memberikan intervensi kepada pasien dengan cara memfasilitasi kebutuhan pasien. Partisipan mencontohkan dengan memfasilitasi kebutuhan pasien ketika pasien akan dilakukan tindakan operasi, pasien ingin BAB atau BAK dan membantu memfasilitasi kebutuhan nutrisi pasien dengan pemasangan NGT. Hal ini sesuai pernyataan dibawah ini: “Ini dek contohnya kan waktu sebelum operasi kan ada tindakan gitu kan persiapan sebelum operasi, nah disitukan ada pasiennya juga kan.Sama halnya kita tanya-tanya juga.Kita tanya-tanya, kita kasih alat. Kita fasilitasilah pasien menggunakan pakaian operasi” Partisipan 1 “Misalnya dia bedrest, ga pakai kateter, dia mau buang air kecil, kita bilang “Bu ambil pispotnya ya Bu”, nan ti pasiennya buang air kecilnya ke pispot aja, kalau ga pakai pampers aja.Kalau misalnya pampersnya penuh ya diganti” Partisipan 4 “Kan bukan cuman obat aja tapi kita bisa membantu yang lain juga, kayak ngasi makan, kalau misalnya pasiennya pakek NGT disondein, abis itu, kalau perlu kekamar mandi di bantu difasilitasi, kayak- kayak gitu” Partisipan 7 Universitas Sumatera Utara 3. Memberikan dukungan secara total kepada pasien Partisipan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa perilaku caring yang mereka terapkan kepada pasien salah satunya dengan memberi dukungan secara total kepada pasien. Adapun dukungan yang partisipan berikan kepada pasien adalah memberi dukungan spiritual dan dukungan moril pada pasien. a. Memberi dukungan spiritual pada pasien Dukungan sprititual biasa diberikan partisipan ketika pasien dalam kondisi kritis maupun pasien yang akan dilakukan tindakan operasi. Dukungan spiritual tersebut dicontohkan dengan mengajak pasien untuk berdoa dan menyerahkan semua masalah yang terjadi pada Tuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dibawah ini: “Terus kan dek..kakak juga pernah memotivasi pasien untuk berserah diri kepada Tuhan. Ya namanya dunia medis kesembuhan pasti pakai obat kan? tapi kita kan lebih percaya sama yang di atas ga bi sa terelakkan lagi tu” Partisipan 1 “Terkait dengan spiritual ya paling kalau misalnya ya kalau kondisi yang operasi tadi kan ya “Serahkan sama Tuhan” ataupun “Ibu berdoa” Partisipan 9 “Mungkin secara spiritual sih mengingatkan untuk tetap berdoa sih, karena kesembuhan itu berasal dari Tuhan, selalu kakak bilang gitu sih dek. Dokter dan perawat hanya alat yang dipakai Tuhan. Kesembuhan itu hanya dari Tuhan semuanya” Partisipan 10 b. Memberi dukungan moril pada pasien Dukungan yang diberikan partisipan dalam penelitian ini tidak hanya dengan dukungan spiritual saja tetapi dukungan moril juga diberikan partisipan Universitas Sumatera Utara kepada pasien yang mereka rawat. Dukungan moril yang diberikan pada partisipan dicontohkan dengan cara memberi semangat pasien untuk tetap optimis menghadapi penyakitnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut: “Misalnya ada pasien..ibu - ibu.. “Ibu, semangat ya Bu” gitu.. terus ada orang yang udah sekarat. Ga hanya ke pasien tapi ke keluarganya juga.. “Pasti ini ada hikmahnya, jadi kita harus tabah” kayak - kayak gitu..” Partisipan 2 “Cuman saya memberi dukungan bahwa apapun yang terjadi, apapun yang dia rasakan, tapi dia harus tetap semangat bahwa dia hanya bukan sendiri dan bukan dia yang membutuhkan orang tetapi orang juga yang membutuhkan dia, kayak gitu sih” Partisipan 8

3.4. Menunjukkan Sikap Menghormati Pasien