Definisi Perilaku Teori Konsep

1.2. Definisi Perilaku

Caring Perilaku caring merupakan suatu sikap, rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain, artinya memberikan perhatian yang lebih kepada seseorang dan bagaimana seseorang itu bertindak. Perilaku caring sangat penting untuk mengembangkan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia. Perilaku caring sangat penting dalam pelayanan keperawatan karena akan memberikan kepuasan kepada pasien dan perawat akan lebih memahami konsep caring , khususnya perilaku caring dan mengaplikasikan dalam pelayanan keperawatan. Seorang perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang Dwidiyanti, 2007 dalam Nurbiyati, 2013. Perilaku caring menurut Watson 1979, dalam Tomey Alligood, 2006 adalah proses yang dilakukan perawat meliputi pengetahuan, tindakan dan dideskripsikan sebagai sepuluh faktor karatif yang digunakan dalam praktik keperawatan di beberapa setting klinik yang berbeda. Duffy 2005 menambahkan bahwa perilaku caring merupakan suatu harapan dari pasien maupun keluarga mengenai praktik keperawatan dan caring merupakan kata sifat yang biasa digunakan oleh perawat dan mahasiswa keperawatan untuk menggambarkan karakteristik praktik keperawatan. Perilaku caring juga sangat penting untuk tumbuh kembang, memperbaiki dan meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia Blais dkk, 2007. Universitas Sumatera Utara

1.3. Teori

Caring Watson Watson 2001, dalam Fawcett, 2005 menjelaskan empat komponen dari Theory of Human Caring yaitu: 1. Transpersonal Caring Relationship Transpersonal Caring Relationship dijelaskan lebih lanjut dalam hal hubungan atau proses intersubjektif antara perawat dan klien, dimana Watson 1985, dalam Fawcett, 2005 melihatnya baik sebagai ilmu dan seni. Komponen Transpersonal Caring Relationship adalah Self, Phenomenal Field dan Intersubjectivity . Caring yang ideal memerlukan suatu intersubjektivitas, dimana kedua orang yang terlibat memiliki potensi untuk memungkinkan pemberi perawatan dan menjadi penerima perawatan Watson, 1989 dalam Fawcett, 2005 . 2. Caring Moment Caring Occasion Watson 1996, dalam Fawcett, 2005 menjelaskan Caring Moment adalah momen ketika perawat dan pasien bersatu dalam suatu cara dimana kesempatan untuk perawatan manusia tercipta. Keduanya dengan perbedaan dan keunikan masing-masing memiliki tanggung jawab untuk menyatukan hubungan satu sama lain. 3. Caring Healing Consciousness Watson 2001, dalam Fawcett, 2005 mendefinisikan dan menggambarkan konsep Caring Healing Consciousness menggunakan istilah caring- penyembuhan - kesadaran menyayangi. Konsep Caring Healing Consciousness menjelaskan caring menghubungkan kesadaran satu individu untuk caring dengan Universitas Sumatera Utara individu lainnya. Selain itu, Caring Healing Consciousness dikomunikasikan perawat untuk pasien yang dirawatnya. 4. Clinical Caritas Processes Clinical Caritas Processes merupakan kompotensi caring dalam keperawatan yang lebih dikenal sebagai representasi nilai, sikap dan perilaku perawat yang menimbulkan perasaan dipedulikan yang dipersepsikan oleh klien. Clinical Caritas Processes merupakan komponen caring yang interaktif di semua proses dengan pendekatan holistik untuk pemahaman dan mempelajari asuhan keperawatan. Clinical Caritas Processes disini menyatukan tindakan fisik, interaksi, hubungan dan memahami antara perawat dan klien. Watson menggunakan istilah karatif sebagai kontras terhadap faktor kuratif dalam kedokteran konvensional Watson, 2001 dalam Fawcett, 2005 . Perilaku caring yang dilakukan oleh perawat meliputi pengetahuan, tindakan dan dideskripsikan sebagai sepuluh faktor karatif serta digunakan dalam praktik keperawatan di beberapa setting klinik yang berbeda. Sepuluh faktor karatif tersebut adalah Watson, 1979 dalam Tomey Alligood, 2006 : 1 Membentuk dan menghargai sistem nilai humanistic dan altruistic Nilai-niai humanistic dan altruistic adalah sikap yang didasari pada nilai- nilai kemanusiaan yaitu menghormati otonomi dan kebebasan klien terhadap pilihan yang terbaik menurutnya serta mementingkan orang lain dari pada diri sendiri, dimanifestasikan dengan memanggil nama klien dengan nama sehari-hari, mengenal karakteristik klien umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, Universitas Sumatera Utara mendahulukan kepentingan klien dari pada kepentingan pribadi, serta memberi waktu pada klien meskipun sedang sibuk. 2 Menanamkan sikap penuh pengharapan atau kepercayaan Faith-Hope Faktor ini sangat erat hubungannya dengan nilai altruistic dan humanistic . Perawat membantu klien untuk memperoleh kesejahteraan dan kesehatan melalui hubungan yang efektif dengan klien dan memfasilitasi klien untuk menerapkan gaya hidup sehat. Perawat juga memotivasi penerimaan klien terhadap pengobatan yang dilakukan dan membantu klien memahami alternatif terapi yang diberikan, memberikan keyakinan akan adanya kekuatan penyembuhankekuatan spiritual dan penuh pengharapan. 3 Menumbuhkan sensisitifitas atau kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain Perawat harus belajar untuk mengembangkan sifat sensitif dan peka terhadap perasaan klien sehingga dapat lebih ikhlas, otentik dan sensitif dalam memberikan asuhan keperawatan, ditandai dengan sikap empati dan mampu menempatkan diri pada posisi klien, ikut merasakan atau prihatin terhadap ungkapan penderitaan yang dikatakan klien serta siap membantu setiap saat, dapat mengendalikan perasaan ketika klien bersikap kasar terhadap perawat serta perawat menyetujui keinginan klien akan sesuatu yang dibutuhkan klien. 4 Mengembangkan hubungan saling percaya dan saling membantu Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang memfasilitasi untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk dalam hal ini, kejujuran, empati, kehangatan dan komunikasi efektif. Manifestasi Universitas Sumatera Utara perilaku caring terkait faktor ini seperti mengucapkan salam ketika berinteraksi dengan klien, memperkenalkan diri kepada klien saat awal kontrak serta membuat kontrak hubungan dan waktu, meyakinkan klien bahwa ia siap menolong setiap saat dibutuhkan dengan tulus dan ikhlas, mengenali keluarga klien, bersikap hangat dan bersahabat, menyediakan waktu bagi klien untuk mengekspresikan perasaan dan pengalamannya melalui komunikasi efektif serta menjelaskan prosedur setiap tindakan yang akan dilakukan kepada klien. 5 Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif Perawat berbagi perasaan dengan klien merupakan hal yang riskan. Perawat harus mempersiapkan diri dalam menghadapi ekspresi perasaan positif dan negatif klien dengan cara memahami ekspresi klien secara emosional maupun intelektual dalam situasi yang berbeda. Manifestasi perilaku caring terkait faktor ini antara lain memotivasi klien untuk mengemukakan perasaan positif maupun negatif, mendengarkan keluhan klien dengan sabar walaupun waktunya lama, mendengarkan keinginan klien untuk sembuh dan apa yang akan dilakukan jika sembuh. 6 Menggunakan metode sistematis dalam menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan Perawat menggunakan proses keperawatan yang sistematis dan terorganisir untuk menyelesaikan masalah kesehatan klien sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan. Perilaku caring perawat terkait faktor ini antara lain memeriksa dan mengkaji lebih lanjut tentang masalah yang dihadapi klien, bertanya tentang keinginan klien yang khusus untuk dipenuhi dan cara pemenuhan kebutuhan Universitas Sumatera Utara tersebut, mengabulkan permintaan klien untuk mendapatkan sesuatu karena tahu bila tidak dipenuhi dapat menimbulkan kecemasan serta memenuhi keinginan klien yang berbeda-beda dengan sabar. 7 Meningkatkan proses pembelajaran dalam hubungan interpersonal Faktor karatif ini merupakan konsep yang penting bagi keperawatan untuk membantu kesembuhan dengan bentuk kepedulian. Perawat memfasilitasi proses ini dengan teknik belajar mengajar bertujuan untuk memandirikan klien dalam memenuhi kebutuhan diri dan memberikan pribadi klien kesempatan untuk berkembang. Pasien diharapkan untuk mendapat informasi tentang status kesehatannya. 8 Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosial dan spiritual yang suportif, protektif dan korektif Perawat harus menyadari bahwa lingkungan internal dan eksternal berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit individu. Lingkungan internal meliputi mental dan kesejahteraan spiritual serta keyakinan sosial budaya individu. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi kenyamanan, privacy , keamanan dan kebersihan serta keindahan. Manifestasi perilakunya antara lain menyetujui keinginan klien untuk bertemu atau mendatangkan pemuka agamanya, mengijinkan dan mendorong klien untuk berdoaberibadah sesuai dengan agamanya, bersedia menghubungi keluarga dan teman yang diharapkan untuk mengunjungi klien. Universitas Sumatera Utara 9 Membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia Perawat harus memahami kebutuhan biofisikal, psikososial dan interpersonal bagi dirinya sendiri dan juga klien. Klien harus terpenuhi kebutuhan tingkat dasar terlebih dahulu sebelum berusaha mencapai kebutuhan yang berada di atasnya. Perawat yang bersifat caring selalu berusaha memperlakukan klien sebagai individu dan mencoba mengidentifikasi kebutuhan pasien. Mereka juga mendahulukan kepentingan pasien, dapat dipercaya dan terampil. 10 Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic Perawat harus memahami pertumbuhan dan kematangan jiwa klien fenomenologis tentang data serta situasi yang membantu pemahaman klien tentang fenomena. Yang dapat dilakukan perawat antara lain mengajarkan perubahan gaya hidup yang sehat kepada klien untuk meningkatkan kesehatan, menyediakan lingkungan yang mendukung, mengajarkan metode pemecahan masalah, mengenalkan pada klien keterampilan koping maupun adaptasi terhadap rasa kehilangan, mengijinkan klien menggunakan kekuatan spiritual untuk melakukan terapi alternatif sesuai pilihannya, memotivasi klien dan keluarga untuk berserah diri kepada Tuhan, menyiapkan klien dan keluarga saat menghadapi fase berduka.

1.4. Teori