kepada pasien yang mereka rawat. Dukungan moril yang diberikan pada partisipan dicontohkan dengan cara memberi semangat pasien untuk tetap optimis
menghadapi penyakitnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut: “Misalnya ada pasien..ibu
-
ibu.. “Ibu, semangat ya Bu” gitu..
terus ada orang yang udah sekarat. Ga hanya ke pasien tapi ke keluarganya juga..
“Pasti ini ada hikmahnya, jadi kita harus tabah” kayak
-
kayak gitu..”
Partisipan 2
“Cuman saya memberi dukungan bahwa apapun yang terjadi,
apapun yang dia rasakan, tapi dia harus tetap semangat bahwa dia hanya bukan sendiri dan bukan dia yang membutuhkan
orang tetapi orang juga yang membutuhkan dia, kayak gitu sih”
Partisipan 8
3.4. Menunjukkan Sikap Menghormati Pasien
Partisipan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa salah satu sikap
caring
yang sudah mereka terapkan kepada pasien yaitu dengan menunjukkan sikap menghormati pasien. Contoh sikap menghormati pasien yang sudah partisipan
terapkan adalah 1 menghargai pasien, 2 mendahulukan kepentingan pasien, 3 tidak membedakan pasien, 4 ramah pada pasien.
1. Menghargai pasien
Beberapa partisipan dalam penelitian ini menunjukkan sikap menghormati pasien adalah dengan cara menghargai pasien. Menghargai pasien disini
dicontohkan partisipan dengan memanggil pasien dengan namanya, tetap menyapa pasien meskipun pasien dalam kondisi tidak sadar dan berusaha untuk
menganggap pasien seperti keluarganya sendiri ketika partisipan merawat pasien.
Universitas Sumatera Utara
a. Memanggil pasien dengan namanya
Salah satu partisipan dari penelitian ini mengatakan bahwa ia selalu memanggil pasien dengan namanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut :
“Kalau sama pasien yang tidak gangguan jiwa kakak
manggilnya kalau dia misalnya orang batak, ada marga, kadang kakak panggil amang boru, inang, itukan sapa -sapaan
yang biar lebih mendeka
tkan juga”
Partisipan 3
“Yang pasti kalau kita manggil namanya langsung itu ga
pernah. Kalau di rumah sakit palingan kakak memanggil pasien
dengan menyebutkan namanya “Pak Budi” bukan “Budi” saja.
Karna kan sekalian kita menyebutkan nama pasien kan kita juga
identifikasi pasien”
Partisipan 3
b. Menyapa pasien yang tidak sadar
Menghargai pasien disini dicontohkan partisipan yang lain dengan cara tetap melakukan komunikasi dan menyapa pasien meskipun pasien dalam kondisi
tidak sadar. Berikut pernyataan partisipan: “Kalau misalnya di ICU kan pasiennya ga sadar, tetap aja saya
caring “Ini Bu,dimasukkan ya obatnya” kan NGT..”dimasukan ya Bu susunya” gitu juga.., tetap disapa”
Partisipan 2
“Oh iya, waktu kemarin kan dinas di ICU pasca bedah ataupun
di ICU dewasa ya kami tetap melakukan minta izin, ya misalnya
“Maaf ya Bu ya, kita ganti spreinya” atau “Maaf ya Bu ya kita suntik kan obatnya” ataupun “Maaf ya Bu ya, infusnya macet
nih, jadi agak sedikit perih ya” atau apapun tindakan yang
memang selalu ya kalau saya ya, tapi kalau teman-teman yang lain saya kurang tau, tapi kalau teman yang satu dinas sama
saya selalunya kami melakukan menerapkan carin
g itu”
Partisipan 9
“Kakak juga pernah dinas di ICU, banyak pasien ga sadar,
bahkan pasien-pasien penurunan kesadaran juga. Perilaku caringnya tetap sih, perkenalkan diri sambil menyentuh
Universitas Sumatera Utara
tubuhnya sih, menyapa dia sih “Selamat Pagi Bapak ini”, kakak
sel
alu sebutkan sih nama pasiennya, “Selamat Pagi Ibu ini”, “Bapak Ini”
Partisipan 10
c. Menganggap pasien keluarga
Empat partisipan dalam penelitian ini menghargai pasien dicontohkan dengan menganggap pasien itu seperti keluarga mereka sendiri, sehingga dalam
menerapkan perilaku
caring
kepada pasien mereka melakukannya dengan benar. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut :
“Satu yang penting, anggaplah pasien itu memang benar
-benar seperti keluarga kita. Jadi kalau kita udah anggap itu keluarga
kita, udah capek kalipun ini, udah ngantuk kali, udah gimana
kan “Sus tolonglah, cairan infusnya habis”, pasti kalau kita lia
t
kita langsung “Ih kayak mana ya kalau misalnya ini keluargaku ya, kalau ku kerjakan begini gimana ya?”, pastilah kita buat
caring, maksudnya kita perlakukanlah pasien itu seperti
keluarga kita, pasti caring itunya sendiri pasti akan muncul”
Partisipan 3
“Kalau misalnya bentuk pedulinya juga kita berusaha
menjadikan pasien itu bukan orang lain tapi kayak keluarga,
gimana kayak kita merawat keluarga kita sendiri”
Partisipan 7
“Ya karena kita menerapkan perilaku caring itu ya.. kalau dari
sayanya ya saya menganggap pasien itu adalah keluarga saya,
gitu”
Partisipan 9
2. Mendahulukan kepentingan pasien
Menghargai pasien diterapkan partisipan pada penelitian ini adalah dengan selalu mendahulukan kepentingan pasien daripada kepentingan pribadi partisipan
itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
Universitas Sumatera Utara
“Ketika mereka membutuhkan bantuan atau mereka mengeluh
suatu hal..nah kita harus siap sedia walaupun kita lagi sibuk, walaupun kita lagi gak mood, kita harus siap sedia membantu
mereka”
Partisipan 1
“Apapun hal yang.. setidaknya kita..apa namanya.. menyampingkan urusan kita dulu lebih mementingkan mereka”
Partisipan 1
“Sebisa mungkin tetap perfeksionis, walaupun sebenarnya lagi
capek misalnya atau lagi benar-
benar ga fit. … Sejauh ini sih
kakak seperti itu, intinya sih masalah-masalah itu tinggalin dululah dirumah, nantilah dipikirin. Kita sekarang mau kerjain
tugas kita nih sekarang”
Partisipan 10
3. Tidak membedakan pasien
Partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa sikap
caring
yang mereka terapkan kepada pasien salah satunya adalah tidak membeda-bedakan
pasien yang satu dengan pasien yang lain. Partisipan menjelaskan bahwa mereka sebagai mahasiswa profesi ners berusaha untuk tidak membedakan pasien baik
berdasarkan suku, ras, dan agama maupun tidak membedakan pasien berdasarkan usia dan juga tidak membedakan mana pasien kelolaan mereka dan yang tidak
kelolaan mereka sebagai mahasiswa profesi ners. a.
Tidak membedakan pasien berdasarkan suku, ras, dan agama Dua dari sepuluh partisipan menjelaskan bahwa mereka tidak
membedakan pasien berdasarkan suku, ras dan agama. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut :
“Terus kakak juga ga pernah beda
-bedakan pasien. Yang namanya pasien pasti membutuhkan pertolongan kita. Kan gitu
kan..mau dia suku Jawa, suku Batak, mau suku apapun.. kakak ga pernah membeda-
bedakan”
Partisipan 1
Universitas Sumatera Utara
“Kakak juga ga beda
-bedakan suku antara pasien yang satu dengan pasien yang lain, bahkan kita ga bisa liat juga kan dia
itu suku apa, yang penting..maksudnya ketika kita ditempatkan
diruangan ini rawatlah pasien itu semua dengan caring sih”
Partisipan 10
b. Tidak membedakan pasien berdasarkan usia
Dua partisipan yang lain mengatakan mereka juga tidak membeda-bedakan pasien berdasarkan usia. Maksudnya disini adalah dalam memberikan perilaku
caring
partisipan sebagai mahasiswa profesi ners tidak pernah membeda-bedakan pasien baik dia pasien anak-anak maupun pasien dewasa. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dibawah ini: ”Kalau perilaku caring terhadap semua pasien, sama saya buat.
Karena pasien kan, namanya manusia kan sama, mau dia baik anak-anak, orang tua, perilaku caring sama tidak saya beda -
bedakan”
Partisipan 6
“Kalau yang di rumah sakit s
atu lagi kemarin, merawat anak-
anak ya sama sih kuterapkan sama orang dewasa”
Partisipan 9
c. Tidak membedakan pasien kelolaan dengan yang tidak
Tiga partisipan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa dalam memberikan perilaku
caring
kepada pasien, mereka berusaha untuk tidak membedakan mana pasien kelolaan dan pasien yang tidak kelolaan dalam
menerapkan perilaku
caring
. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut: “Walaupun punya pasien kelolaan kan kita megang pasien yang
lain juga. Ya sama aja, gimana ya dek.. kalau kayak dirumah
sakit itu kan, semua pasien itu disama ratain”
Partisipan 7
Universitas Sumatera Utara
“Sama semua pasien yang kakak hadapi itu selalu kakak
terapkan, tapi lebih banyak mungkin, tapi kalau pasien kelolaan lebih sering kan dikunjungi, tapi kalau tentang menerapkan
caring ke semua sih sama pasien”
Partisipan 10 Itu sih penerapan caringnya, tapi disini ga jauh berbeda sih
kakak terapkan dengan pasien lain maupun pasien kelolaan
gitu”
Partisipan 9
4. Ramah pada pasien
Partisipan dalam penelitian ini menjelaskan sikap
caring
yang diterapkan kepada pasien salah satunya adalah dengan ramah pada pasien. Ramah yang
ditunjukkan partisipan dicontohkan dengan menyapa pasien, tersenyum ketika melihat pasien dan menyentuh pasien saat berkomunikasi dengan pasien.
a. Menyapa pasien
Empat dari sepuluh partisipan pada penelitian ini menunjukkan keramahan mereka kepada pasien dengan cara menyapa pasien. Partisipan berusaha ramah
pada pasien dengan cara selalu menyapa pasien ketika bertemu dengan pasien. Berikut pernyataan partisipan:
“Kita bersikap ramah kepada pasien walaupun sebenarnya kita ada masalah gitu kan kita tetap bersifat profesional”
Partisipan 1
“Pertama itu berkomunikasi yang efektif. Sampaikan nama kita,
terus kita menya
pa pasien dengan menyebutkan nama dia juga”
Partisipan 5
“Aku juga sering misalnya kalau setiap.. kan biasanya kami di
bagi tugas kan setiap ruangan, biasanya kakak selalu menyapa sih per bed-
bed gitu kan”
Partisipan 10
Universitas Sumatera Utara
b. Tersenyum ketika melihat pasien
Berdasarkan hasil wawancara terdapat seorang partisipan mengatakan ketika menyapa pasien, partisipan membiasakan untuk tersenyum dengan pasien.
Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan dibawah ini: “Dengan senyuman dek.
Misalkan kakak juga observasi sih perawat-perawat yang lain seperti apa ya merawat pasien dan
akan sangat berbeda ketika kita menyapa mereka dengan senyuman Yang kakak terapkan sih senyuman, ketika melihat
pasien selalu senyum”
Partisipan 10
c. Menyentuh pasien saat berkomunikasi dengan pasien
Dua dari sepuluh partisipan berperilaku sopan kepada pasien dengan cara menyentuh pasien saat berkomunikasi. Ketika menyapa pasien, tersenyum dengan
pasien, partisipan juga membiasakan untuk menyentuh pasien saat berkomunikasi dengannya. Sentuhan yang diberikan partisipan disini mengartikan bahwa
partisipan ingin memberi perhatian maupun dukungan kepada pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
“Ya kalau untuk pasien yang sejenis, walaupun ibu
-ibu ya kadang saya..saya senang untuk memegang tangan mereka,
apalagi ibu-ibu seperti itu kan. Saya senang untuk menyentuh
mereka. Itu salah satu bentuk perilaku caring juga sih dek”
Partisipan 8
“Terus kakak sering sentuh sih, sering sentuh tubuhnya, gitu
kan. Karna kakak juga merasakan kalau kita sedang kesakitan kita butuh dukungan orang lain dan itu bisa didukung dengan
sentuhan, gitu. Kakak sering sih melakukan itu, pegang
tangannya”
Partisipan 10
Universitas Sumatera Utara
Selain pengalaman tersebut, penelitian ini juga mengungkapkan dampak perilaku
caring
dan hambatan yang dialami mahasiswa profesi ners dalam menerapkan perilaku
caring.
3.5. Dampak Perilaku