3.1. Memperlihatkan Rasa Peduli yang Tinggi dalam Menerapkan
Caring
Berdasarkan analisa data didapatkan partisipan memperlihatkan rasa peduli yang tinggi
dalam menerapkan
caring
seperti 1 peduli pada pasien, 2 peka terhadap pasien, 3 perhatian pada pasien.
1. Peduli pada pasien
Partisipan dalam penelitian ini menyatakan bahwa salah satu bentuk mereka memperlihatkan rasa peduli yang tinggi dalam menerapkan
caring
adalah dengan peduli pada pasien. Peduli pada pasien tersebut dimaknai seperti
membantu memenuhi kebutuhan pasien dan tulus merawat pasien. a.
Membantu memenuhi kebutuhan pasien Partisipan pada penelitian ini menjelaskan bahwa
caring
dapat dicontohkan dengan siap sedia membantu memenuhi kebutuhan pasien. Hal ini
sejalan dengan pernyataan partisipan: “Caring itu adalah suatu sikap seseorang yang peduli, dan
ramah kepada seseorang, ketika pasien memerlukan bantuan kita,
kita siap sedia memfasilitasi kebutuhannya”
Partisipan 4
“Kalau yang peduli disini yang saya maksud, saya menerapkan
contohnya ya ketika lakennya basah nih, saya inisiatif untuk menggantinya, terus cairannya habis tanpa dipanggil pun saya
sudah menggantinya, atau ya seandainya kita melihat ibunya
belum oral hygiene ya kita melakukan oral hygiene”
Partisipan 9
b. Tulus merawat pasien
Partisipan dalam penelitian ini mengatakan
caring
tidak hanya diterjemahkan sebagai peduli melainkan ketulusan mahasiswa profesi ners
Universitas Sumatera Utara
merawat pasien. Ketulusan yang dijelaskan partisipan pada penelitian ini adalah dengan melakukan tindakan kepada pasien benar-benar dilakukan dari hati. Hal
ini sesuai dengan pernyataan berikut: “Setiap tindakan yang kita lakukan itu benar
-benar kita lakukan
dari hati”
Partisipan 2
“Caring tidak langsung diterjemahkan peduli kayak gitu kan
tetapi bagaimana sikap, tindakan, komunikasi kita, ketulusan kita
merawat pasien”
Partisipan 10
2. Peka terhadap pasien
Partisipan dalam penelitian ini juga mengatakan bahwa memperlihatkan rasa peduli yang tinggi kepada pasien salah satunya adalah dengan peka terhadap
pasien. Sebagai mahasiswa profesi ners, partisipan dituntut untuk peka terhadap pasien yang dirawat di rumah sakit. Untuk bersikap peka terhadap pasien,
partisipan menerapkan dengan cara empati dengan pasien dan ikhlas melakukan tindakan kepada pasien.
a. Empati dengan pasien
Satu dari sepuluh partisipan pada penelitian ini menjelaskan bahwa dia sebagai mahasiswa profesi ners berusaha untuk bersikap empati dengan pasien.
Partisipan tersebut juga menegaskan bahwa sebagai mahasiswa profesi ners, dia harus bersikap empati bukan simpati. Berikut pernyataan partisipan:
“Intinya kalau kakak sih kakak suka berkomunikasi sama orang,
peduli apa yang mereka rasakan, bersikap empati bukan
simpati”
Partisipan 1
Universitas Sumatera Utara
b. Ikhlas melakukan tindakan kepada pasien
Partisipan yang lain menjelaskan bahwa salah satu contoh sikap peka terhadap pasien adalah dengan ikhlas melakukan segala tindakan kepada pasien.
Partisipan menjelaskan bahwa dalam melakukan tindakan kepada pasien, mereka ikhlas tidak meminta imbalan apa-apa ke pasien karena bagi partisipan itu adalah
sudah tugas mereka sebagai mahasiswa profesi ners. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut:
“Terus kan pernah sekali .. saya cuman masukan obat, mau dikasih uangnya saya.. tapi saya menolak”
Partisipan 2
“Ikhlasnya itu maksudnya kita ga
minta imbalan apa-apa kalau
kita melakukan tindakan kepada pasien kita”
Partisipan 4
“Kadang dikasih tip juga kan, “Ibu ga usah Bu, kami ga terima uang, ga boleh”, “Tolonglah suster, suster itu udah mandiin
pasien”, waktu itu di ruang X , mandiin
pasien kan, pasiennya HIV, ga ada yang mau megang termasuk keluarganya gitu kan.
Kakak ga mungkin kan biarin dia bau dia di kelas 3 semua orang udah kebauan siapa lagi, dan kakak disitu dikasih sendiri,
yaudalah..terus kan dikasih uang kan “Engga Bu, itu t
ugas saya, nanti biar Allah aja yang balas, udah nanti Bapak lebih
butuh banyak uang lagi”, kakak bilang kayak gitu kan”
Partisipan 5
3. Perhatian pada pasien
Partisipan dalam penelitian ini juga memperlihatkan rasa peduli yang tinggi kepada pasien dicontohkan dengan perhatian kepada pasien. Perhatian yang
diberikan partisipan seperti bertanya pada pasien terkait kondisinya, mengingatkan pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar, mendatangi pasien jika
dibutuhkan dan meyakinkan pasien bahwa mahasiswa yang akan merawatnya.
Universitas Sumatera Utara
a. Bertanya pada pasien terkait kondisinya
Delapan dari sepuluh partisipan memberi perhatian kepada pasien dengan cara bertanya pada pasien terkait kondisinya. Partisipan pada penelitian ini sering
menanyakan kepada pasien bagaimana kondisi pasien saat ini, apa yang mereka rasakan dan perasaan pasien setelah diberikan tindakan keperawatan. Hal ini
sesuai dengan pernyataan partisipan: “Perhatian juga bisa dicontohkan kayak kita tanya keadaan
pasiennya “Gimana hari ini?” “Semalam gimana tidurnya? Enak? Ada gangguan?” Misalnya kalau ada gangguan,
“Berapa jam tidurnya? Berapa kali terbangun? Apa yang membuat tidurnya ga nyenyak?”
Partisipan 4
“Kalau misalnya mendengarkan keluhannya lah, misalnya
kalau kita mau bawa pasiennya atau mau ngasi tindakan, kita
tanya, “Bapaknya sakit apa? Kenapa dibawa kerumah sakit? Apa yang dirasakan?”, dan dari situ kita juga bisa lebih peduli
sama dia benernya dia itu maunya gimana sih, mau diapain”
Partisipan 7
“Misalnya ya kita anggap ya dia pasiennya ibu
-ibu ya
..”Selamat Pagi, Bu. Perkenalkan saya perawat Desnalia,
saya disini yang akan merawat Ibu selama 1 minggu ke depan.
Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”. Terus nanti di jawab sama si ibunya baik. “Ibu udah minum obat? Kalau misalnya belum
ya kita tanyakan sam
a pegawainya”, kan terus kita tanya, “Bagaimana keadaan ibu sekarang?”. “Masih sakit”. Ya kita
tanyakan lagi, “Dibagian mana yang sakitnya Bu?”, “Ini di bagian kaki”. Nanti diceritain jadinya semuanya, “Iya kaki saya
rasanya seperti ini seperti ini seperti
ini”, yaudah “Oh seperti itu Bu”
Partisipan 9
Universitas Sumatera Utara
b. Mengingatkan pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar
Perhatian pada pasien juga dilakukan partisipan pada penelitian ini dengan cara selalu mengingatkan pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka
misalnya, mengingatkan pasien untuk makan. Berikut pernyataan partisipan: “Pada saat kita memberikan, kita wajib mengkomunikasikan.
Udah jam..misalnya untuk makan siang “Ibu sudah waktunya
u
ntuk makan siang, jadi kita harus..Ibu harus makan ya Bu”,
terus kita juga kasih tau berapa pemberian kita. Misalnya,
“saya kasihnya sesuai dengan intruksi dokter, 250 ml ya Bu”, seperti itu”
Partisipan 8
“Terus kalaupun mau makan, datang nih diet mau m
akan,
yaudah “ibu, ini Bu makanannya”, nah kalau kita yang bagi kan, nah kita bilang “Jangan lupa doa ya Bu”
Partisipan 9
c. Mendatangi pasien jika dibutuhkan
Partisipan pada penelitian ini berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasien bagaimanapun kondisi partisipan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan
dibawah ini: “Apalagi tantangan pada saat dinas malam kan, banyak sih
mereka mengeluh, terutama keluarga pasien. Dan terkadang perutnya yang sakit atau terkadang dada pasien yang sesak, nah
disitu kita langsung datang ke pasien tersebut apa yang bisa kita lakukan sesuai dengan asuhan keperawatan kita, ya kita
berikan”
Partisipan 6
d. Meyakinkan pasien bahwa mahasiswa yang akan merawatnya
Sebagai mahasiswa profesi ners, partisipan pada penelitian ini memberi perhatian pada pasien dengan cara meyakinkan pasien bahwa mereka yang akan
merawat pasien tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan partisipan berikut:
Universitas Sumatera Utara
“Kita yakinkan dia dengan cara
kita, kita yakinkan dia kalau kita ini adalah perawat yang akan merawat dia, apapun nanti
keluhan dia, kita yakinkan keluarga dan pasien, bahwa saya itu
perawat yang mendukung dia”
Partisipan 6
3.2. Menjalin Komunikasi yang Menciptakan