Penelitian Kuat Lentur Kayu Kesimpulan Hasil Penelitian Physical dan Mechanical Properties Kayu

Shafira Frida : Kajian Perbandingan Sambungan Antar Kayu Dengan Kayu Dan Antar Kayu Dengan Pelat Baja Berdasarkan PKKI Ni-5-2002 Teoritis Dan Eksperimental, 2010. Standard deviasi 1 2 − − Σ = n x x i = 63.61 kgmm² Elastis Karakteristik = 1856.667 kgmm² - 2.33 x 63.61 kgmm² = 1708.456 kgmm² = 17084.56 MPa Sehingga modulus elastisitas dari kayu yang digunakan adalah 17084.56 MPa.

IV.1.1.5 Penelitian Kuat Lentur Kayu

Kuat lentur kayu dihitung berdasarkan perhitungan tegangan sumbu y pada tabel perhitungan elastisitas kayu. Rata-rata sampel = x 3 78608 . 36 = = 12.26203 kgmm² Standard deviasi 1 2 − − Σ = n x x i = 0.0798 kgmm² Kuat lentur rata-rata = 12.26203 kgmm² - 2.33 x 0.0798 kgmm² = 12.0761 kgmm² = 1207.61 kgcm 2 = 120.761 MPa Sehingga kuat lentur rata-rata dari kayu yang digunakan adalah 120.761 MPa.

IV.1.1.6 Kesimpulan Hasil Penelitian Physical dan Mechanical Properties Kayu

Dari hasil penelitian physical dan mechanical properties yang telah dibahas di atas, maka dapat ditabulasikan pada Tabel IV.8. Tabel IV.9 Rangkuman Penelitian Kayu Shafira Frida : Kajian Perbandingan Sambungan Antar Kayu Dengan Kayu Dan Antar Kayu Dengan Pelat Baja Berdasarkan PKKI Ni-5-2002 Teoritis Dan Eksperimental, 2010. Jenis Penelitian Hasil Penelitian Kadar Air 15.8974 Berat Jenis 1.058 grcm³ Kuat Tekan Sejajar Serat 691.1586 kgcm² Elastisitas Kayu 1708.456 MPa Tegangan Lentur 1207.61 kgcm² Menurut ketentuan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu PKKI 2002, kuat acuan berdasarkan pemilahan secara mekanis diambil berdasarkan modulus elastisitas lentur. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa menurut ketentuan kuat acuan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu PKKI 2002 seperti yang tercantum pada Tabel II.1, maka kayu yang digunakan dengan modulus elastisitas 1708.456 MPa termasuk kayu dengan kode mutu E18. Menurut PKKI 1961 seperti yang tercantum pada Tabel II.3 berdasarkan pengamatan secara visual maka kayu Merbau termasuk ke dalam Kelas Mutu A. Maka, pada Tabel II.2 Nilai Rasio Tahanan kayu Merbau adalah 0.8. Berdasarkan Tabel II.4 dan II.5, kelas awet kayu Merbau ke dalam kelas I dan kelas kuat kayu termasuk dalam kelas I.

IV. 2 KAJIAN PERBANDINGAN GAYA TEKAN TERFAKTOR

MAKSIMUM YANG DIIJINKAN P U IV.2.1. Hasil Perhitungan Teoritis IV.2.1.1 Perhitungan Teoritis Gaya Tekan Terfaktor Maksimum yang Diijinkan P u pada Kayu Pejal Data-data untuk perhitungan teoritis didapat berdasarkan data dari hasil penelitian Physical dan Mechanical Properties Kayu sebelumnya. Dari kesimpulan hasil penelitian Physical dan Mechanical Properties Kayu yang terdiri dari penelitian kadar air, berat jenis, kuat tekan sejajar serat, elastilitas Shafira Frida : Kajian Perbandingan Sambungan Antar Kayu Dengan Kayu Dan Antar Kayu Dengan Pelat Baja Berdasarkan PKKI Ni-5-2002 Teoritis Dan Eksperimental, 2010. kayu dan tegangan lentur, maka kayu Merbau yang diteliti menurut PKKI NI-5 2002- seperti yang tercantum pada Tabel II.1, termasuk kayu dengan kode mutu E18. Dari Tabel II.1 Nilai Kuat Acuan Mpa Berdasarkan atas Pemilihan Secara Mekanis pada Kadar Air 15 untuk kayu dengan kode mutu E18, maka didapat data sebagai berikut. E w = 17000 MPa F c = 35 MPa Ukuran penampang batang adalah 4590 b = 45 mm, d = 90 mm L = 340 mm Jari-jari girasi r = 0.2887b = 0.288745 = 12.9915 mm Kelangsingan = = = 26.171 Menghitung faktor kestabilan kolom C p F c = F c x C M x C t x C pt x C f F c = 35×1.00×1.00×1.00×1.00 = 35 MPa P o ’ = A F c = 45x9035 = 141.750 kN E 05 = 0.69 E w = 0.69 x 17000 MPa = 11730 MPa E 05’ = E 05 C M C t C pt = 11730 x 1.00 x 1.00 x 1.00 = 11730 Mpa P e = = = kN c = = = , dimana c = 0.8 untuk batang masif = = Shafira Frida : Kajian Perbandingan Sambungan Antar Kayu Dengan Kayu Dan Antar Kayu Dengan Pelat Baja Berdasarkan PKKI Ni-5-2002 Teoritis Dan Eksperimental, 2010. C p = – C p = – = 0.9715 Tahanan tekan terkoreksi P’ P’ = C p P o ’ P’ = = Tahanan tekan terfaktor P u ≤ Ø c P’ P u = =

IV.2.1.2 Perhitungan Teoritis Gaya Tekan Terfaktor Maksimum yang Diijinkan P