TAHANAN LATERAL ALAT SAMBUNG KAYU

Shafira Frida : Kajian Perbandingan Sambungan Antar Kayu Dengan Kayu Dan Antar Kayu Dengan Pelat Baja Berdasarkan PKKI Ni-5-2002 Teoritis Dan Eksperimental, 2010. kurang dari 4 D, maka berlaku ketentuan mengenai jarak minimum antar baris alat pengencang seperti yang tertera pada table II.8.

II.6.7 TAHANAN LATERAL

Tahanan lateral acuan sambungan ditentukan dengan mengambil nilai minimum dari persamaan pada tabel dibawah ini : Tabel II-9 Tahanan Lateral Acuan Sambungan Ditentukan atau Baut atau Pasak Z untuk Satu Alat Pengencang dengan Dua Irisan yang Menyambung Tiga Komponen. Moda Kelelehan Persamaan yang Berlaku Im Is IIIs Dengan: Shafira Frida : Kajian Perbandingan Sambungan Antar Kayu Dengan Kayu Dan Antar Kayu Dengan Pelat Baja Berdasarkan PKKI Ni-5-2002 Teoritis Dan Eksperimental, 2010. IV Catatan : R e = F em F es K = 1 + 0.25 90° F em dan F es = kuat tumpu kayu utama dan kayu samping Nmm 2 II.6.7.a. Tahanan Lateral Terkoreksi Tahanan lateral terkoreksi Z’ dihitung dengan mengalikan tahanan lateral dengan faktor-faktor koreksi yang diperlukan. • Faktor Aksi Kelompok. Bila suatu sambungan terdiri dari satu baris alat pengencang atau lebih dengan alat pengencang baut, ada kecenderungan masing-masing baut mendukung beban lateral yang tidak sama yang disebabkan oleh: a. jarak antar alat sambung baut yang kurang panjang sehingga menyebabkan kuat tumpu kayu tidak terjadi secara maksimal, b. terjadinya distribusi gaya yang tidak merata non-uniform load distribution antar alat sambung baut. Baut yang paling ujung dalam satu kelompok baut akan mendukung gaya yang lebih besar daripada baut yang letaknya di tengah. Baut paling ujung akan mencapai plastic deformation lebih dulu. Sehingga ada kemungkinan baut yang paling ujung akan gagal lebih dahulu sebelum baut yang tengah mencapai plastic deformation. Shafira Frida : Kajian Perbandingan Sambungan Antar Kayu Dengan Kayu Dan Antar Kayu Dengan Pelat Baja Berdasarkan PKKI Ni-5-2002 Teoritis Dan Eksperimental, 2010. Nilai faktor aksi kelompok diperoleh dari persamaan di bawah ini, dimana n f adalah jumlah total alat pengencang dalam sambungan, n r adalah jumlah baris alat pengencang dalam sambungan, a i adalah jumlah alat pengencang efektif pada baris alat pengencang i yang bervariasi dari 1 hingga n i , dan n i adalah jumlah alat pengencang dengan spasi yang seragam pada baris ke-i. C g = a i = m = • Faktor Koreksi Geometri. Tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan faktor geometri C dimana C adalah nilai terkecil dari faktor-faktor geometri yang dipersyaratkan untuk jarak ujung atau spasi dalam baris alat pengencang. Jarak Ujung : Bila jarak ujung yang diukur dari pusat alat pengencang a ≥ a opt maka C = 1.0 , bila a opt 2 ≤ a a opt maka C = a a opt. Spasi dalam baris alat pengencang : Bila spasi dalam baris alat pengencang s ≥ S opt maka C = 1.0, bila 3D ≤ S S opt maka C = S S opt. Shafira Frida : Kajian Perbandingan Sambungan Antar Kayu Dengan Kayu Dan Antar Kayu Dengan Pelat Baja Berdasarkan PKKI Ni-5-2002 Teoritis Dan Eksperimental, 2010.

II.7 BATANG TEKAN

Perencanaan dimensi batang tekan lebih sulit daripada perencanaan batang tarik, karena perilaku tekuk lateral menyebabkan timbulnya momen sekunder secondary moment selain gaya aksial tekan. Perilaku tekuk ini dipengaruhi oleh nilai kelangsingan kolom yaitu nilai banding antara panjang efektif kolom dengan jari-jari girasi penampang kolom. Apabila nilai kelangsingan sangat kecil kolom pendekshort columnstocky column, maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal tekan crushing failure. Tetapi bila angka kelangsingan kolom sangat tinggi kolom langsinglong column, maka kolom akan mengalami kegagalan tekuk dan serat-serat kayu belum mencapai kuat tekannya atau bahkan masih ada pada kondisi elastik lateral buckling failure. Kebanyakan kolom memiliki nilai kelangsingan diantara kedua nilai ekstrim tersebut, disebut intermediate column.

II.7.1 PERENCANAAN BATANG TEKAN