Shafira Frida : Kajian Perbandingan Sambungan Antar Kayu Dengan Kayu Dan Antar Kayu Dengan Pelat Baja Berdasarkan PKKI Ni-5-2002 Teoritis Dan Eksperimental, 2010.
seperti cincin belah, pasak kayu Koubler, dan lain-lain dapat berfungsi dengan baik.
3. Metal plate connector
Beberapa alat sambung yang termasuk metal plate connector adalah punched plate, nail plate, dan joist hanger.
Karakteristik dalam konstruksi kayu juga adanya deformasi-deformasi atau pergeseran-pergeseran pada sambungan-sambungan. Maka untuk sambungan-
sambungan konstruksi kayu tidak cukup memandang beban patah dan mengambil
suatu safety factor n sehingga tetapi perlu diketahui juga pergeseran
yang harus dibatasi. Biasanya yaitu di Jerman, n diambil 2.75. Dengan diagram-
diagram beban pergeseran dapat ditinjau macam-macam alat penyambung dalam satu sambungan.
Dalam hal ini yang akan ditinjau adalah sambungan yang memikul gaya normal dengan menggunakan alat penyambung baut pada sambungan antar kayu
dengan kayu dan sambungan antar kayu dengan pelat baja. Penulis ingin mengetahui
perbandingan hubungan Tegangan dan Regangan serta kenaikan kekuatan ijin
sambungan secara eksperimental dan kajian secara teoritis dengan menggunakan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 2002 PKKI NI-5, 2002
yang merupakan revisi dari Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961.
I.2 Perumusan Masalah
Alat penyambung yang akan digunakan pada penelitian ini adalah baut namun dengan sambungan yang berbeda, yaitu antar kayu dengan kayu dan antar
Shafira Frida : Kajian Perbandingan Sambungan Antar Kayu Dengan Kayu Dan Antar Kayu Dengan Pelat Baja Berdasarkan PKKI Ni-5-2002 Teoritis Dan Eksperimental, 2010.
kayu dengan pelat baja yang akan dibandingkan dengan menggunakan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI-5, 2002, sehingga didapat
hubungan antara beban P dan penurunan deformasi sampai pada beban ultimit
untuk kekuatan penyambung dengan yang disambung yang berbeda.
I.3 Tujuan Penelitian
Dari Tugas Akhir ini penulis ingin mendapatkan tujuan akhir : 1.
Meneliti sifat fisis dan mekanis kayu merbau, meliput i elastisitas kayu Ew,
tegangan tekan izin sejajar serat kayu Ft, tegangan lentur izin Fb, kadar air dan berat jenis.
2. Merencanakan sambungan kayu dengan alat penyambung baut pada jenis
sambungan yang berbeda yakni antar kayu dengan kayu dan antar kayu dengan pelat baja berdasarkan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu
Indonesia PKKI NI-5, 2002. Perencanaan sambungan yang ditinjau meliputi
kekuatan penyambung lebih kuat dan sama kuat dengan yang disambung.
3. Memperoleh, mengamati dan membandingkan hubungan antara beban P
dan penurunan deformasi yang terjadi sampai pada beban ultimit untuk
kedua jenis sambungan baik secara teoritis maupun eksperimen.
4. Membandingkan tahanan lateral sambungan antar kedua jenis penyambung
secara teoritis maupun eksperimen.
5. Mengamati perubahan bentuk yang terjadi pada kedua jenis sambungan yang
berbeda kayu-kayu dan kayu-pelat baja. I.4
Pembatasan Masalah
Shafira Frida : Kajian Perbandingan Sambungan Antar Kayu Dengan Kayu Dan Antar Kayu Dengan Pelat Baja Berdasarkan PKKI Ni-5-2002 Teoritis Dan Eksperimental, 2010.
Pada penelitian ini permasalahan dibatasi pada : 1.
Bahan bersifat linear elastis sesuai dengan Hukum Hooke. 2.
Kayu bersifat homogen dan ortotropis 3.
Kayu yang digunakan adalah kayu merbau.
4. Alat sambung yang digunakan adalah baut.
5. Dimensi lebar yang disambung pada penelitian ini dibatasi sebesar dua kali
dimensi penyambung. 6.
Sambungan yang digunakan adalah sambungan antar kayu dengan kayu dan sambungan antar kayu dengan pelat baja.
7. Kedua jenis sambungan diuji dengan gaya normal.
8. Perhitungan secara teoris berdasarkan Tata Cara Perencanaan Konstruksi
Kayu Indonesia PKKI NI-5, 2002.
I.5 Metodologi Penelitian