Shafira Frida : Kajian Perbandingan Sambungan Antar Kayu Dengan Kayu Dan Antar Kayu Dengan Pelat Baja Berdasarkan PKKI Ni-5-2002 Teoritis Dan Eksperimental, 2010.
II.2.1.2 Kadar Air Kadar Lengas Kayu
Kayu sebagai bahan konstruksi dapat mengikat air dan juga dapat melepaskan air yang dikandungnya. Keadaan seperti ini tergantung pada kelembaban
suhu udara di sekelilingnya, dimana kayu itu berada. Kayu mempunyai sifat peka terhadap kelembaban, karena pengaruh kadar
airnya menyebabkan mengembang dan menyusutnya kayu serta mempengaruhi pula sifat-sifat fisis dan mekanis kayu. Kadar air sangat besar pengaruhnya terhadap
kekuatan kayu, terutama daya pikulnya terhadap tegangan desak sejajar arah serat dan juga tegak lurus arah serat kayu.
Sel-sel kayu mengandung air, yang sebagian merupakan bebas yang mengisi dinding sel. Apabila kayu mengering, air bebas keluar dahulu dan saat air
bebas itu habis keadaannya disebut titik jenuh serat Fibre Saturation Point. Kadar air pada saat itu kira-kira 25 -30 . Apabila kayu mengering di bawah titik jenuh
serat, dinding sel menjadi semakin padat sehingga mengakibatkan serat-seratnya menjadi kokoh dan kuat. Maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa turunnya
kadar air mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu. Pada umumnya kayu-kayu di Indonesia yang kering udara mempunyai
kadar air kadar lengas antara 12 -18 , atau rata-rata adalah 15 . Tetapi apabila berat dari benda uji tersebut menunjukkan angka yang terus-menerus menurun
berkurang, maka kayu belum dapat dianggap kering udara jadi masih basah. Untuk menentukan secara kasar apakah kadar lengas kayu sudah di bawah 30 atau
belum, dapat digunakan rumus pendekatan seperti di bawah ini :
Shafira Frida : Kajian Perbandingan Sambungan Antar Kayu Dengan Kayu Dan Antar Kayu Dengan Pelat Baja Berdasarkan PKKI Ni-5-2002 Teoritis Dan Eksperimental, 2010.
100 15
, 1
x G
G G
x
ku ku
x
− =
Dimana : x = Kadar lengas kayu
G
x
= Berat benda uji mula- mula
G
ku
= Berat benda uji setelah kering udara
Bila berat benda uji sudah menunjukkan angka yang konstan, maka kayu tersebut sudah dapat dianggap kering udara, sehingga kadar lengas kayu dapat
diperoleh dengan cara : 100
x G
G G
x
ku ku
x
− =
II.2.1.3 Pengerutan dan Pengembangan Kayu