Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Sumatera Utara terdapat 8.328 buah, mushollalanggar sebanyak 5.540 buah, Geraja protestan 9.812 buah, Geraja katolik 2.055 buah, kuil 55 buahn, dan wihara 157 buah.
Sedangkan untuk tahun 206 jumalh mesjid di Sumatera Utara sebanyak 9.199 buah, mushollalanggar 10.325 buah, Gereja Protestan 9.182 buah, Gereja Katolik 2.092
buah, Kuil 58 buah, Wihara 206 buah.
4.1.3 Gambaran Perekonomian Sumatera Utara
Setiap tahun, perekonomian di Sumatera Utara diwarnai dengan berbagai perkembangan berdasarkan berbagai indikator ekonomi. Perkembangan ini dapat
terlihat pada masa sebelum dan sesudah krisis ekonomi yang melanda Indonesia, sebelum terjadi krisis ekonomi tahun 19971998, perekonomian Sumatera Utara tidak
terlalu buruk. Misalnya pertumbuha ekonomi tahun 1989 sebesar 9.59, pada saat ini kontribusi dari sektor ekonomi cukup berkembang, selanjutnya pada tahun berikutnya
mengalami sedikit penurunan walaupun tidak terlalu signifikan sehingga pada tahun 1996 kembali pada posisi 9,01, jauh melebihi target sebesar 8,50. Hal ini
diakibatkan meningkatnya peranan dari beberapa sektor ekonomi seperti pertanian, industri, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi.
Namun sejak krisis ekonomi melanda Indonesia, terjadi perubahan yang sangat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Perekonomian mengalami
perlambatan. Dampak krisis moneter yang berlangsung sejak II 1997 sampai dengan
Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
semester I 1998 tersebut berpengaruh terhadap perekonomian misalnya terlihat dari terdepresiasinya nilai rupiah atas Dollar, inflasi melonjak hingga posisi 40,97 pada
semester I tahun 1998, meningkat dari tahun 1997 yang berada pada level 9,96. Dalam perkembangan selanjutnya, aktivitas perekonomian Sumatera Utara berusaha
bangkit dengan perbaikkan barbagai indikator ekonomi yang nantinya akan mempengaruhi ekonomi Sumatera Utara ke arah yang lebih baik yang terjadi pada
tahun 2003 sampi 2004, pertumbuhan tahun 2004 tumbuh 5,74 lebih tinggi dari tahun 2003 yang sebesar 4,31. Disamping itu, indikator ekonomi Sumatera Utara
relatif mengalami perbaikkan sehingga turut mempengaruhi roda perekonomian Sumatera Utara secara keseluruhan, begitu juga memasuki tahun 2005, tidak terlalu
banyak mengalami perubahan dari tahun 2003, walaupun sedikit diwarnai perkembangan yang cukup ketat akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.
Pada tahun 2005 terjadi penurunan perekonomian dari tahun sebelumnya dimana pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara menjadi 5,48 akan tetapi dikarenakan
adanya perbaikkan indikator ekonomi, pertumbuhan ekonomi tahun 2006 mengalami kenaikkan 6,18.
Sedangkan pada triwulan I-2007 perekonomian Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar 2,97 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000, berdasarkan pengolahan dan perhitungan hasil survei indikator ekonomi triwulan Sumatera Utara serta berbagai
dataindikator ekonomi yang ada pada triwulan I-2007.
Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan dan Strukutr PDRB Triwulan
Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan
Sektor ekonomi lapangan usaha Laju pertumbuhan
Struktur Triwulan
IV-2006 Triwulan
I-2007 Triwulan
IV-2006 Triwulan
1-2007 Pertanian
3.21 3.09
29.56 29.89
Pertambangan dan Pengagalian 2.42
2.92 1.89
1.88 Industri Pengolahan
2.76 2.30
24.27 24.12
Listrik, Gas, dan Air Minum -4.35
2.32 0.99
0.99 Bangunan
4.25 -1.53
3.84 3.67
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 5.29
3.05 19.78
18.73 Pengangkutan dan Komunikasi
4.50 4.19
7.34 7.35
Keuangan,sewa,jasa perusahaan 3.82
2.96 5.23
5.21 Jasa-jasa
3.26 3.73
8.09 8.21
PDRB 3.65
2.97 100.00
100.00 Sumber: Bank Indonesia cab Medan