Perkembangan Kurs Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS

Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009

4.2.2 Perkembangan Kurs Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS

Krisis ekonomi yang kita rasakan hingga saat ini, bermula dari krisis mata uang yang dialami oleh beberapa negara Asia termasuk Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang lalu. Hal ini ditandai dengan kemorosotan nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS yang sangat tajam dan boleh dikatakan yang paling parah selama pemerintahan orde baru. Betapa tidak, nilai Rupiah yang sebelumnya berada pada posisi Rp 2.655US pada bulan Agustus 1997, tiba-tiba anjlok menjadi Rp 12.375US pada bulan Januari 1998, bahkan sempat mencapai titik terendah pada bulan Juni 1998 yakni Rp 14.900US. Artinya rupiah mengalami depresiasi hampir 500 hanya dalam beberapa bulan saja. Hal ini disebabkan karena permintaan terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat meningkat. Ada beberapa faktor internal yang menyebabkan permintaan terhadap dollar AS meningkat sehingga nilai rupiah jatuh, yaitu : a. Menyusul naiknya nilai dollar Amerika Serikat di Negara-negara tetangga, para pengusaha Indonesia yang dalam waktu dekat akan membayar hutang luar negerinya berusaha mendapatkan dollar Amerika Serikat dalam jumlah yang diperkirakan cukup besar. b. Dalam keadaan sentiment pasar yang demikian, para spekulan pun berusaha mencari untung dengan melepas rupiah dan membeli dollar Amerika Serikat, maka nilai rupiah pun jatuh. Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 c. Sementara itu, banyak pula pemegang rupiah yang berusaha melindungi asset likuidnya rupiah dari kemerosotan nilai dengan jalan membeli dollar AS. Oleh karena itu, setiap kali pemerintah mengambil langkah-langkah moneter, biasanya akan mempengaruhi nilai rupiah. Selisih kurs intervensi yang lebar seyogyanya dapat menekan minat beli dollar AS. Karena dengan membeli mahal dan menjual murah, masyarakat diharapkan enggan memburu dollar Amerika Serikat. Kondisi transaksi berjalan ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa juga merupakan factor yang dapat mempengaruhi nilai mata uang rupiah. Apabila terjadi defisit pada umumnya akan menyebabkan depresiasi rupiah. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang berlangsung lama dan terus menerus ini, mempengaruhi perekonomian lewat sisi penawaran agregat produksi melalui efeknya terhadap nilai tukar rupiah dari utang luar negeri dan harga impor dari perusahaan-perusahaan dalam negeri, swasta dan BUMN. Depresiasi rupiah membuat nilai rupiah dari jumlah pembayaran bunga-bunga utang luar negeri dan pokoknya yang harus di bayar meningkat drastis. Peningkatan itu dengan sendirinya menimbulkan kesulitan keuangan yang serius bagi perusahaan yang bersangkutan. Demikian juga nilai impor barang-barang modal dan p0embantu bahan-bahan baku, komponen-komponen produksi serta input-input lainnya dalam rupiah meningkat dengan tajam akibat depresiasi rupiah. Dibalik penurunan nilai rupiah tersebut, selalu diselingi oleh penguatan rupiah yang cukup signifikan, seperti yang terjadi selama tahun 2007 yang berada pada Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 posisi pada Rp 8.828US pada bulan Mei. Banyak kalangan yang mengatakan bahwa krisis sudah lewat, titik terendah sudah melampaui, bahkan pemerintah sendiri sangat optimis, dengan penguatan rupiah ini sebagai indikator pertumbuhan ekonomi yang segera akan dicapai. Namun, tidak sedikit juga yang merasa pesimis, terutama para pengamat ekonomi nasional khususnya sector produksi dan sektor ekspor. Hal ini disebabkan karena penguatan apresiasi rupiah tersebut bukan karena fundamental ekonomi yang membaik terutama dari sector riel, tetapi lebih karena dominasi sumbangan dari depresiasi US dan besarnya capital inflow dalam bentuk dana jangka pendek. Namun penguatan rupiah seperti ini lebih bersifat semu. Artinya bila keadaan ekonomi mengalami gejolak sedikit saja dalam negeri maka nilai rupiah akan kembali turun akibat keluarnya kembali arus modal jangka pendek tersebut, dan dikonversi dalam dollar Amerika Serikat sehingga membuat membuat rupiah terdepresiasi lagi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila para pengamat ekonomi melihat apresiasi rupiah yang terjadi perlu diwaspadai dan menyarankan pemerintah dan BI selaku otoritas moneter, mengambil langkah-langkah konkrit dalam membangun fundamental ekonomi terutama sector riel sebagai landasan kokoh menuju perekonomian yang lebih stabil dan kuat saat ini dan masa yang akan datang. Tabel 4.6 Perkembangan Kurs Nilai Tukar terhadap Dollar AS tahun 2003-2007 Bulan Tahun Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Januari 10.320 8.876 8.441 9.165 9.395 9.090 Februari 10.189 8.905 8.447 9.260 9.230 9.160 Maret 9.655 8.908 8.587 9.480 9.075 9.118 April 9.316 8.675 8.661 9.570 8.775 9.083 Mei 8.785 8.279 9.210 9.495 9.220 8.828 Juni 8.730 8.285 9.415 9.713 9.300 9.054 Juli 9.108 8.505 9.168 9.819 9.070 9.186 Agustus 8.867 8.535 9.328 10.240 9.100 9.410 September 9.015 8.389 9.170 10.310 9.235 9.137 Oktober 9.233 8.495 9.090 10.090 9.110 9.103 November 8.976 8.537 9.018 10.035 9.165 9.376 Desember 8.940 8.465 9.290 9.830 9.020 9.419 Sumber : Bank Indonesia Cab. Medan 4.2.3 Perkembangan PDRB Perkapita Sumatera Utara Perkembangan PDRB Sumatera Utara dalam hal ini sebagai acuan dalam menentukan pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan yang signifikan jika dibandingkan pertahunnya. Hal ini mengindetifikasikan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di Sumatera Utara. PDRB yang semakin meningkat setiap tahunnya menunjukkan bahwa sektor- sektor produksi di Sumatera Utara juga mengalami peningkatan, hal ini tentu akan Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 mengakibatkan adanya peningkatan pendapatan tenaga yang bekerja di sector produksi tersebut. Tetapi sehubungan dengan terjadinya krisis ekonomi yang melanda Negara kita sejak pertengahan tahun 1997 tentu memberikan dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian Sumatera Utara. Nilai tukar Rupiah yang semakin melemah terhadap mata uang asing terutama terhadap Dollar Amerika Serikat mengakibatkan banyak perusahaan lokal yang menggunakan bahan baku impor mengalami kerugian yang besar akibat mahalnya biaya produksi yang akan ditanggung. Akibat hal tersebut banyak perusahaan yang melakukan pengurangan tenaga kerja untuk menghemat biaya produksi dan juga mengurangi jumlah produksi. Dalam kurun waktu 20 tahun 1988-2007 PDRB perkapita Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2005 menunjukkan angka Rp 34.006.274, tahun 2006 meningkat menjadi Rp 50.705.973 dan pada tahun 2007 sudah menunjukkan angka Rp 59.228.075. Secara keseluruhan perkembangan PDRB Perkapita Provinsi Sumatera Utara dari tahun 1988 hingga 2007 berdasarkan harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.7 PDRB Perkapita Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 1988 – 2007 juta Rp Tahun PDRB Perkapita Atas Dasar harga Konstan 2000 1988 4.999.214 1989 5.478.875 Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 1990 5.934.565 1991 6.364.634 1992 6.832.672 1993 18.215.459 1994 19.942.023 1995 21.753.805 1996 23.714.737 1997 25.065.405 1998 22.332.689 1999 22.898.424 2000 24.016.650 2001 24.911.050 2002 25.925.360 2003 27.071.250 2004 28.688.853 2005 34.006.274 2006 50.705.973 2007 59.228.075 Sumber : Bank Indonsesia Cab. Medan 4.3 Hasil Evaluasi dan Interpretasi Data 4.3.1 Pengujian Pengaruh Variabel Dependent terhadap Variabel Independent Analisis pembahasan ini di maksud untuk mengetahui korelasi antara kedua variable yakni variabel dependent dan variable independent. Untuk membuktikan hipotesis yang dibuat yaitu Apakah ekspor dipengaruhi oleh Kurs nilai tukar dan PDRB Perkapita. Seberapa tingkat pencapaian data yang tersedia dalam pencapaian Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 kebenaran akan dijelaskan dalam perhitungan serta pengujian terhadap masing- masing koefisien regresi yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu Komputer. Dari hasil regresi dapat dibentuk model hasil estimasi sebagai berikut : Y = 920989,3933 – 100,5519024X1 + 0,1089859889X2 Standar Eror = 246500,9 48,68588 0,012114 t-statistik = 3,736252 -2,065320 8,996636 R² = 0,870782 F-statistik = 57,28023 Dw-stat = 2,233592 Ket : signifikan pada = 1 dan signifikan = 10

4.3.2 Interprestasi Model