Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
d Adanya barter antara produk tertentu dengan produk lain yang diperlukan dan
tidak dapat diproduksi di dalam negeri. e
Adanya kebijakan ekspor yang bersifat politik.
2.2.2 Teori Tentang Ekspor Perdagangan Internasional
Perkembangan ekspor dari suatu negara tidak hanya ditentukan oleh faktor- faktor keunggulan komparatif, tetapi juga oleh faktor-faktor keunggulan suatu negara
di dalam persaingan global selain ditentukan oleh keunggulan komparatif teori-teori klasik dan H-O yang dimilikinya dan juga karena adanya proteksi atau bantuan
fasilitas dari pemerintah, juga sangat ditentukan oleh keunggulan kompetitinya. Keunggulan kompetitif tidak hanya dimiliki oleh suatu negara, tetapi juga dimiliki
oleh perusahaan-perusahaan di negara tersebut secara individu atau kelompok.perbedaan lainnya dengan keunggulan komparatif adalah bahwa
keunggulan kompetitif sifatnya lebih dinamis dengan perubahanperubahan, misalnya
teknologi dan sumber daya manusia Tambunan, 2001.
Berikut ini adalah beberapa tokoh yang membahas tentang ekspor perdagangan internasional, yaitu :
a. Adam Smith 1729 – 1790
Buah pemikiran dari Adam Smith adalah teori “keunggulan absolut absolute advantahe”. Teori ini sering disebut sebagai teori murni
perdagangan internasional. Dasar pemikiran dari teoi ini adalah bahwa suatu
Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
negara akan melakukan spesialisasi dan ekspor terhadap suatu jenis barang tertentu, dimana negara tersebut memiliki keunggulan absolut dan tidak
memproduksi atau melakukan impor terhadap jenis barang lain yang tidak memiliki keunggulan absolut. Dengan kata lain, suatu negara akan
mengekspor suatu jenis barang jika negara tersebut dapat membuatnya lebih efisien atau lebih murah daripada negara lain. Jadi, teori ini menekankan pada
efisiensi dalam penggunaan input, misalnya tenaga kerja, di dalam proses produksi yang sangat menentukan keunggulan atau tingkat daya saing.
b. David Ricardo
David Ricardo dikenal melalui teorinya “keunggulan komparatif comparative advantage”. Teori ini muncul sebagai kritik terhadap teori
keunggulan absolut milik Adam Smith. Menurut Ricardo, perdagangan internasional dapat saja terjadi, meskipun suatu negara tidak memiliki
keunggulan absolut aas Vietnam dalam memproduksi beras dan buah-buahan. Walaupun begitu, Vietnam bisa saja memiliki keunggulan komparatif paling
besar dibandingkan Indonesia dalam memproduksi salah satu dari kedua komoditi tersebut. Dengan kata lain, Vietnam akan berspesialisasi pada dan
mengekspor suatu komoditi tertentu, dimana Vietnam memiliki keunggulan komparatif. Menurut Ricardo, perdagangan antara dua negara tersebut akan
timbul bila masing-masing negara memiliki baya relatif yang terkecil untuk jenis barang yang berbeda.
Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Oleh karena itu, teori Ricardo sering disebut teori biaya relatif. Titik pangkal dari teori ini adalah nilai atau harga suatu barang ditentukan oleh
jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan tiap pekerja dan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, dalam model
Ricardo, penilaian terhadap keunggulan suatu negara atas negara lain dalam membuat suatu jenis barang didasarkan pada tingkat efisiensi atau
produktivitastenaga kerja. Teori ini merupakan yang sering digunakan di dalam banyak penelitian empiris mengenai kinerja ekspor.
c. Eli Heckseher dan Bertil Ohlin
Teori Heckseher dan Bertil Ohlin H-O termasuk dalam kelompok teori modern. Teori H-O disebut juga sebagai factor proportion theory atau
teori ketersediaan faktor. Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa perdagangan internasional, misalnya antara Indonesia dan Jepang, terjadi karena biaya
alternatif opportunity cost berbeda antara kedua negara tersebut. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi
tenaga kerja, modal dan tanah yang dimiliki oleh kedua negara tersebut. Indonesia memiliki tanah yang lebih luas dan tenaga kerja yang jauh lebih
banyak, namun memiliki modal yang lebih kecil daripada Jepang. Maka sesuai hukum pasar permintaan dan penawaran, harga faktor-
faktor produksi tersebut juga berbeda antara Indonesia dan Jepang. Upah tenaga kerja dan harga tanah di Indonesia lebih murah, sebaliknya harga
Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
modal di Indonesia lebih mahal dibandingkan di Jepang. Namun, bukan berarti Indonesia lebih unggul daripada Jepang. Hal ini tergantung pada
tingkat intensitas pemakaian tenaga kerja, tanah, dan modal dalam memproduksi barang tersebut. Intensitas pemakaian faktor produksi dapat
diukur dengan rasio antara nilai faktor produksi dengan nilai output. Jelas bahwa pertanian adalah jenis sektor yang proses produksinya lebih padat
tenaga kerja dan tanah daripada sektor industri manufaktur. Oleh sebab itu, paling tidak secara teori, Indonesia memiliki keunggulan atas Jepang dalam
menghasilkan ekonomi komoditi pertanian. Jadi menurut teori H-O, struktur perdagangan luar negeri dari suatu
negara tergantung pada kesediaan dan intensitas pemaskaian faktor-faktor produksi dan yang terakhir ini ditentukan oleh teknologi. Suatu negara akan
berspesialisasi dalam produksi dan mengekspor barang-barang yang input faktor produksi utamanya lebih banyak di negara tersebut dan sebaliknya.
d. Cho dan Moon
Cho dan Moon menggunakan model sembilan faktor untuk menerangkan siklus hidup daya saing internasional dari suatu negara, yang
pada dasarnya sama dengan model pembangunan bertahap dari Rostow. Menurut mereka status perekonomian sebuah negara ditentukan oleh daya
saing internasionalnya dan kesembilan faktor memiliki bobot yang bervariasi sejalan dengan sebuah negara beralih pada tahapan keterbelakangan menuju
Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
tahapan sedang berkembang, selanjutnya menuju tahapan semimaju dan akhirnya menuju tahapan maju.
Gambar 2.2 Model Sembilan Faktor Penentuan Daya Saing Internasional
2.2.3 Faktor –faktor yang Mempengaruhi Ekspor Menurut Darmansyah dalam Soekartawi,1991:128 faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan ekspor adalah :
Industri Terkait dan Pendukung
Sumber Daya yang Dianugerahkan
Lingkungan Bisnis
Permintaan Domestik
Daya Saing Internasional
Politisi dan Birokrat
Pekerja
Para Wirausahawan
Manajer dan Insinyur
Manajer dan Insinyur
Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
a Harga internasional, makin besar selisih antara harga di pasar internasional
dengan harga domestik akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan di ekspor menjadi bertambah banyak.
b Nilai tukar uang exchange rate. Makin tinggi nilai tukar mata uang suatu
negara mengalami apresiasi maka harga ekspor negara itu di pasar internasional menjadi mahal. Sebaliknya, makin rendah nilai mata uang suatu
negara mengalami depresiasi, harga ekspor negara itu di pasar internasional menjadi lebih murah.
c Quoto ekspor impor yakni kebijaksanaan perdagangan internasional berupa
pembatasan kuantitas jumlah barang ekspor. d
Kebijakan tarif dan non tarif. Kebijakan tarif adalah untuk menjaga harga produk dalam negeri dalam tingkatan tertentu yang dianggap mampu atau
dapat mendorong pengembangan komoditi tersebut. Sedangkan kebijakan non tarif adalah untuk mendorong tujuan diversifikasi ekspor.
Menurut Sukirno dalam Hajaswara, 2006:5, faktor-faktor yang
menentukan ekspor sebagai berikut : a.
Daya saing dan keadaan ekonomi negara lain Dalam suatu sistem perdagangan internasional yang bebas,
kemampuan suatu negara menjual barang ke luar negeri tergantung pada kemampuannya menyaingi barang-barang yang sejenis di pasar internasional.
Besarnya pasaran barang di luar negeri sangat ditentukan oleh pendapatan
Abdul Rahman Pasaribu : Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah KURS Dan Tingkat Pdrb Perkapita Terhadap Ekspor Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
penduduk negara lain. Kemajuan yang pesat di berbagai negara akan meningkatkan ekspor suatu negara.
b. Proteksi di negara-negara lain
Proteksi di negara-negara lain akan mengurangi tingkat ekspor suatu negara.
c. Kurs Valuta Asing
Peningkatan kurs mata uang negara pengimpor terhadap mata uang negara pengekspor dapat meningkatkan daya beli negara pengimpor yang
mengakibatkan nilai ekspor negara pengekspor meningkat.
2.2.4 Strategi, Tata Cara Pelaksanaan dan Prosedur Ekspor A. Strategi Memasuki Pasar Ekspor