Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Persero Tbk Cab. Medan, 2009.
Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan primer pokok atau dasar dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok, baik berupa
barang, seperti makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal, maupun berupa jasa, seperti pendidikan dasar dan pengobatan. Sedangkan kebutuhan sekunder
adalah kebutuhan tambahan, yang secara kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan primer, baik berupa barang, seperti makanan dan
minuman, pakaian perhiasan, bangunan rumah, kendaraan, dan sebagainya, maupun berupa jasa seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, pariwisata, hiburan,
dan sebagainya. Pada umumnya, bank konvensional membatasi pemberian kredit untuk
pemenuhan barang tertentu yang dapat disertai dengan bukti kepemilikan yang sah, seperti rumah dan kendaraan bermotor, yang kemudian menjadi barang
jaminan utama main collateral. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan jasa, bank meminta jaminan berupa barang lain yang dapat diikat sebagai collateral.
Sumber pembayaran kembali atas pembiayaan tersebut berasal dari sumber pendapatan lain, dan bukan dari eksploitasi barang yang dibiayai dari fasilitas ini.
Bank syariah dapat menyediakan pembiayaan komersil untuk pemenuhan kebutuhan barang konsumsi dengan menggunakan skema: 1. Al bai’ bitsaman ajil
salah satu bentuk murabahah atau jual-beli dengan angsuran. 2. Al-ijarah, al- muntahia bittamlik atau sewa beli. 3. Al musyarakah mutanaqhishah atau
descreasing participation, di mana secara bertahap bank menurunkan jumlah partisipasinya. 4. Ar Rahn untuk memenuhi kebutuhan jasa.
b. Pembiayaan Murabahah Investasi
Pembiayaan investasi diberikan kepada para nasabah untuk keperluan
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Persero Tbk Cab. Medan, 2009.
investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru.
Ciri-ciri pembiayaan investasi adalah : 1. Untuk pengadaan barang-barang modal
2. Mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah 3. Berjangka waktu menengah dan panjang
Pada umumnya, pembiayaan investasi diberikan dalam jumlah besar dan pengendapannya cukup lama. Oleh karena itu, perlu disusun proyeksi arus kas
projected cash flow yang mencakup semua komponen biaya dan pendapatan sehinga akan dapat diketahui berapa dana yang tersedia setelah semua kewajiban
terpenuhi. Kemudian, barulah disusun jadwal amortisasi yang merupakan angsuran pembayaran kembali pembiayaan. Penyusunan proyeksi arus kas ini
harus disertai pula dengan perkiraan keadaan-keadaan pada masa yang akan datang, mengingat pembiayaan investasi memerlukan waktu yang cukup panjang.
Untuk memperkirakannya perlu diadakan perhitungan dan penyusunan proyeksi neraca dan rugi laba projected balance sheet and projected income statement
selama jangka waktu pembiayaan. Dari perkiraan itu akan diketahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba earning power dan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya solvency. Antonio, 2001 ; 167
Produktif
Investasi Modal Kerja
Pembiayaan
Konsumtif
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Persero Tbk Cab. Medan, 2009.
Sumber : Antonio, 2001 ; 161 Gbr. 2.3 : Skema Pembiayaan Secara Umum
c. Pembiayaan Murabahah Modal Kerja
Pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berrdasarkan prinsif-prinsif syariah.
Jangka waktu pembiayaan murabahah modal kerja maksimum 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. Perpanjangan fasilitas pembiayaan
murabahah modal kerja dilakukan atas dasar hasil analisis terhadap debitur dari fasilitas pembiayaan secara keseluruhan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan analisa pemberian pembiayaan antara lain : 1.
Jenis Usaha 2.
Skala Usaha 3.
Tingkat kesulitan usaha yang dijalankan 4.
Karakter transaksi dalam sektor usaha yang akan dibiayai Dalam hal pemberian modal kerja, bank juga harus mempunyai daya analisis yang
kuat tentang sumber pembayaran kembali, yakni sumber pendapatan proyek yang akan dibiayai. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengklasifikasikan proyek
menjadi : 1.
Proyek dengan kontrak 2.
Proyek tanpa kontrak Berdasarkan akad yang digunakan dalam produk pembiayaan syariah, jenis
pembiayaan modal kerja PMK dapat dibagi menjadi lima macam, yakni :
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Persero Tbk Cab. Medan, 2009.
Karim, 2006 ; 235 1.
Pembiayaan Modal Kerja Mudharabah 2.
Pembiayaan Modal Kerja Istishna’ 3.
Pembiayaan Modal Kerja Salam 4.
Pembiayaan Modal Kerja Murabahah 5.
Pembiayaan Modal Kerja Ijarah 1. Negosiasi
2. Akad Murabahah 6. Bayar
5. terima barang
dan dokumen
3. Beli 4. Kirim
Sumber : Wibowo dan Widodo, 2005 : 44 Gbr 2.4 : Skema Murabahah
E. Pengembalian Kredit Konvensional dan Pembiayaan Murabahah 1. Bunga Kredit Pada Bank Konvensional
Teknik perhitungan bunga kredit pada nasabah praktiknya ada beberapa cara yang lazim digunakan, tergantung pada jenis kredit yang diminta nasabah
atau jenis kredit yang ditawarkan oleh bank. Setiap teknik perhitungan suku bunga kredit yang manapun yang akan digunakan berbeda satu sama lainnya sehingga
untuk kepentingan perencanaan kredit, perlu diperhitungkan dan dipahami secara
NASABAH BANK
Supplier Penjual