Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Persero Tbk Cab. Medan, 2009.
pemerintahan, sehingga BNI tidak terlepas dari kondisi itu. Sejalan dengan berakhirnya dominasi PKI, dengan kerja keras dan ketekunan para pegawai BNI
dapat terhindar dari ujian yang berat tersebut. Pada tahun 1965 berdasarkan penetapan presiden No. 8, No. 13 dan No. 171965Juncto Surat Keputusan
Menteri Urusan Bank Sentral. No. Kep 665UBS65 tanggal 30 Juli 1965 diadakan pengintegrasian bank-bank pemerintah menjadi Bank Tunggal dengan
nama Bank Negara Indonesia BNI 1.
Bank Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit I 2.
Bank Koperasi Tani dan Nelayan menjadi Bank Negara Indonesia Unit II 3.
Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit III 4.
Bank Umum Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV 5.
Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V Sedangkan Bank Dagang Negara dan Bank Pembangunan Indonesia tetap
menggunakan nama sebelumnya.
BAGIAN V : MASA ORDE BARU Tahun 1966-1983
Setelah melewati masa ujian dan tragedi nasional yaitu pemberontakan G 30 S PKI, pemerintah mulai menata kembali perekonomiannya termasuk sektor
perbankan. Sesuai dengan UU No. 17 tahun 1968 Bank Negara Indonesia statusnya kembali menjadi bank umum dan berubah dengan nama Bank Negara
Indonesia 1946, dengan tugas utama pembiayaan dalam sektor industri. Pada periode ini direksi melakukan konsolidasi disegala bidang baik konsolidasi dalam
sektor organisasi maupun dalam aktifitas usahanya. Tahun 1971 dibuka
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Persero Tbk Cab. Medan, 2009.
perwakilan di New York dan London hal ini sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan perkembangan para nasabah yang memerlukan pelayanan international
trade. Pada dekade ini para direksi mempunyai wawasan yang jauh kedepan, dimana pada tahun 1974 BNI mulai berani menerima para pegawai baru dengan
standart Strata – 1 dan dididik kembali yang bekerja sama dengan Lembaga Manajemen Universitas Indonesia dengan program pengelola kredit nasabah
PKN selama 1 tahun. Pada saat itu kebijaksanaan ini merupakan terobosan dan banyak disangsikan keberhasilannya oleh bank-bank pesaing lainnya, namun
kenyataannya program tersebut merupakan pondasi yang sangat mendukung keberhasilan BNI sampai saat ini. Karena mendidik sumber daya manusia tidak
dapat dilakukan dengan jangka pendek. Kebijaksanaan ini berlangsung sampai dengan angkatan ke XXII yaitu tahun 1982, sehingga pembinaan SDM BNI sudah
dimulai jauh sebelum adanya himbauan pemerintah untuk peningkatan kwalitas SDM.
BAGIAN VI : MASA DEREGULASI Tahun 1983-1992
Dengan landasan kebijakan yang sudah dilakukan pada masa orde baru, direksi telah mengundang konsultan terkenal dari Amerika yaitu Bozz Allen and
Hamilton untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh. Pada saat itu oleh konsultan pada Bank BNI diperkenalkan yang namanya ”Budaya Kerja”. Selain
itu konsultan juga melakukan perubahahan logo, dengan bahtera berlayar dan penggantian nama panggilan menjadi ”Bank BNI”. Sebagai dampak positif atas
kebijaksanaan yang sudah dilaksanakan selama ini terlihat posisi bank BNI selalu menjadi leader dibandingkan dengan bank-bank pesaing lainnya, posisi aset terus
meningkat, posisi keuntungan yang diperoleh terus meningkat, maka pada tanggal
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Persero Tbk Cab. Medan, 2009.
6 agustus 1996 sesuai dengan Keputusan Menteri Kehakiman No. C2- 8290HT.01.04.th96 terjadi lagi perubahan nama PT. Bank Negara Indonesia
Persero Tbk. Dengan landasan kebijakan yang sudah dilakukan pada masa pasca orde
baru yaitu dengan melakukan penerimaan tenaga-tenaga sarjana yang kemudian dididik sesuai dengan kebutuhan, banyak tenaga-tenaga muda yang dikirim keluar
negeri untuk mengambil Strata-2 dengan berbagai konsentrasi, tujuan pengiriman tenaga-tenaga muda ini untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang
terus berkembang, sehingga dalam menghadapi deregulasi BNI sudah siap, khususnya dari SDM, karena selama ini sudah diantisipasi kondisi-kondisi ini
akan terjadi. Disamping itu direksi BNI telah mengundang konsultan terkenal dari Amerika yaitu Boozz Allen and Hamilton untuk melakukan evaluasi secara
menyeluruh, hasil temuan konsultan tersebut dirumuskan dalam 5 bidang yaitu : 1.
Bidang Perencanaan dan Strategis 2.
Bidang Organisasi 3.
Bidang Tenaga Kerja SDM 4.
Bidang Sistem Informasi 5.
Bidang Teknologi Sebagai tindak lanjut temuan konsultan tersebut direksi mengambil
kebijaksanaan yang cukup kontroversial yang dikenal dengan restrukturisasi. Kebijaksanaan ini dilakukan dengan melakukan pembagian segmentasi pasar
menjadi 3 yaitu :
Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Persero Tbk Cab. Medan, 2009.
1. Whole Sale dikelola oleh kantor besar
2. Middle Market dikelola oleh kantor wilayah
3. Retail Market dikelola oleh kantor cabang
Dibidang pelayanan adanya pembagian Front Office maupun Back Office. Bidang Otomasi dilakukannya otomasi dibeberapa cabang yang dapat dilakukan
secara on line. Diperkenalkannya budaya kerja baru yang berpedoman pada 5 pilar. Budaya kerja perubahan logo, dengan bahtera layar, dengan penggantian
call name Bank BNI. Dampak kebijaksanaan ini banyak pegawai yang dirumahkan yang dikenal dengan Golden Shakehand.
BAGIAN VII : MASA PASCA DEREGULASI Tahun 1992-Sekarang