Analisis Perbandingan Kredit dan Pembiayaan Murabahah

Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Persero Tbk Cab. Medan, 2009. b. Untuk menjalankan syariat islam dengan baik dalam hal memperoleh keuntungan margin.

F. Analisis Perbandingan Kredit dan Pembiayaan Murabahah

Perbandingan kredit Bank konvensional dengan Bank syariah yang umum banyak berkembang di masyarakat Sudarsono, 2005 : 42. Pertama perlu di bahas tentang persamaannya, yakni ada persamaan dalam hal sisi teknis penerimaan uang, persamaan dalam hal mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan maupun dalam hal syarat-syarat umum untuk mendapat kredit dan pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan sebagainya. Dalam hal persamaan ini semua hal yang terjadi pada Bank Syariah itu sama persis dengan yang terjadi pada Bank Konvensional, nyaris tidak ada perbedaan. Selanjutnya, mengenai perbedaannya, antara lain meliputi aspek akad, legalitas, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja. Yang pertama tentang akad dan legalitas. Akad dan legalitas ini merupakan kunci utama yang membedakan antara bank syariah dan bank konvensional. Dalam hal ini bergantung dari aqadnya. Perbedaannya untuk aqad-aqad yang berlangsung pada bank syariah ini hanya aqad yang halal, seperti bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa. Tidak ada unsur riba’ dalam bank syariah ini. Perbedaan selanjutnya yaitu dalam hal struktur organisasi bank. Dalam bank syariah ada keharusan untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah DPS dalam struktur organisasinya. DPS ini bertugas untuk mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. DPS biasanya ditempatkan pada posisi setingkat dengan dewan komisaris. DPS ini ditetapkan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham RUPS setiap tahunnya. Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Persero Tbk Cab. Medan, 2009. Perbandingan yang lebih dominan antara kredit pada Bank Konvensional dan pembiayaan sistem murabahah pada bank syariah adalah bahwa pada kredit Bank Konvensional memakai sistem dan prinsip bunga atau riba serta memungut bunga dalam persen, sedangkan pada pembiayaan sistem murabahah pada Bank Syari’ah mengenakan expected of profit perkiraan keuntungan margin dalam jumlah uang. Dalam memberikan fasilitas kredit murabahah ini, Bank konvensional dan Syari’ah mengadakan perjanjian terlebih dahulu dengan calon nasabah, yaitu perjanjian kredit atau pembiayaan. Perjanjian kredit atau pembiayaan tersebut merupakan suatu persetujuan antara pihak bank dan nasabah. Dengan adanya perjanjian ini, maka timbul suatu hak dan kewajiban yang merupakan tanggung jawab dari masing-masing pihak. Adapun proses pelaksanaan pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut : 1. Bank dan Nasabah mengadakan negosiasi dan persyaratan untuk pelaksanaan kredit atau pembiayaan murabahah. 2. Setelah adanya negosiasi dan sesuai dengan persayaratan nasabah, maka selanjutnya bank dan nasabah mengadakan perjanjian kredit atau akad jual beli sesuai dengan permintaan nasabah, sehingga terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak. 3. Setelah mengadakan perjanjian kredit atau akad jual beli bank membeli barang kepada penjual barang supplier sesuai dengan permintaan nasabah. 4. Sesuai permintaan nasabah, kemudian penjual barang supplier mengirim barang ke nasabah. 5. Nasabah terima barang dan dokumen sebagai bukti bahwa barang permintaan Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Persero Tbk Cab. Medan, 2009. nasabah sudah diterima. 6. Setelah barang terkirim, maka nasabah melakukan pembayaran ke bank sesuai dengan akad atau perjanjian yang telah ditentukan. Proses pelaksanaan pembiayaan Murabahah di Perbankan Syari’ah melalui tahap-tahap yang telah sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam. Kesesuaian dengan prinsip-prinsip Islam dapat dilihat dari : 1. Didalam perjanjian pembiayaan Murabahah ini tidak terdapat riba, tetapi menggunakan mark-up atau margin keuntungan yang ditetapkan dimuka kontrak berdasarkan kesepakatan bersama, yang nilainya tidak boleh berubah atau bertambah sampai pelunasan Q.S. Al-Luqman : 34 2. Melakukan pembelian terhadap berang-barang yang halal 3. Adanya jaminan kebendaan atas hutang Q.S Al-Baqarah : 282. 4. Jika terjadi masalah dengan nasabah dilakukan dengan cara musyawarah dan pendekatan dengan cara persuasif, hal ini sesuai dengan konsep Islam yang mementingkan perdamaian dalam menyelesaikan masalah. Jika terjadi wanprestasi maka pihak bank telah mempunyai langkah- langkah antisipatif untuk mengatasinya, yaitu : 1. Melakukan pemantauan terhadap nasabah sejak pembiayaan diberikan. 2. Dengan pendekatan secara kekeluargaan terhadap nasabah. 3. Mengamankan obyek yang dibiayai dan jaminannya untuk menjamin kepentingan keamanan bank. 4. Sebagai upaya terakhir, diserahkan kepada Badan Abritase Muamalat Indonesia untuk diselesaikan. Bank konvensional menamakan produk penyaluran dana atau lending Abdul Wahab : Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI Persero Tbk Cab. Medan, 2009.