Silvia Irawana : Hubungan Total Quality Management Dengan Biaya Kualitas Pada PT. Socfindo Medan, 2009. USU Repository © 2009
1 Biaya untuk memberikan pelayanan terhadap keluhan pelanggan
customer complaint costs 2
Biaya yang dikeluarkan perusahaan karena produk yang telah dikirim kepada konsumen dikembalikan karena produk tersebut cacat product
return costs
3 Biaya yang dikeluarkan untuk menangani tuntutan konsumen terhadap
adanya jaminan kualitas produk warranty claims costs 4
Biaya yang dikeluarkan perusahaan karena perusahaan harus memberikan jaminan atau garansi bagi konsumen bahwa produk yang
dihasilkan adalah baik product liability costs
5 Biaya yang dikeluarkan karena perusahaan tidak dipercaya oleh
konsumen sehingga tidak mau lagi membeli produk ke perusahaan tersebut lost sales costs
6. Hubungan TQM dengan Biaya Kualitas
Menurut Tjiptono 2001:41, ada tiga kategori pandangan yang berkembang diantara para praktisi mengenai biaya kualitas:
a. Kualitas yang semakin tinggi berarti biaya yang semakin tinggi juga.
atribut kualitas seperti kinerja dan karakteristik tambahan menimbulkan biaya yang besar dalam hal tenaga kerja, bahan baku,
desain dan sumber daya ekonomis lainnya. Manfaat tambahan dari peningkatan kualitas tidak dapat menutupi biaya tambahan.
b. Biaya peningkatan kualitas lebih rendah daripada penghematan yang
dihasilkan. Pandangan ini dikemukakan pertama kali deming 1982 dan dianut oleh perusahaan manufaktur Jepang. Penghematan
dihasilkan dari berkurangnya tingkat pengerjaan ulang, produk cacat dan biaya langsung lainnya yang berkaitan dengan kerusakan.
c. Biaya kualitas merupakan biaya yang besarnya melebihi biaya yang
terjadi bila produk atau jasa yang dihasilkan secara benar sejak awal. Pandangan ini dianut oleh para pendukung Filosofi TQM. Biaya tidak
hanya mencakup biaya langsung, tetapi juga biaya akibat kehilangan pelanggan, kehilangan pangsa pasar dan banyak biaya tersembunyi
lainnya serta peluang yang hilang dan tidak teridentifikasi oleh sistem akuntansi biaya modern.
Dari penjabaran di atas terdapat perbedaan antara pandangan tradisional dan pandangan TQM. Pandangan tradisional beranggapan kesalahan tidak dapat
dihindari sehingga sangatlah mahal biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki
Silvia Irawana : Hubungan Total Quality Management Dengan Biaya Kualitas Pada PT. Socfindo Medan, 2009. USU Repository © 2009
semua kerusakan. Pandangan ini berpendapat biaya terendah dicapai pada tingkat non zero defect. Biaya kesalahan meningkat dengan semakin banyaknya
kesalahan yang terdeteksi dan berkurang apabila ada sedikit yang dibiarkan. Sebaliknya, TQM berpendapat yang menjadi sasaran perusahaan
seharusnya zero defect tanpa cacat, perusahaan seharusnya menganalisis penyebab semua kesalahan dan mengambil tindakan untuk memperbaikinya.
TQM berpendapat biaya terendah dicapai pada tingkat zero defect. Menurut pandangan ini meskipun kesalahan yang ada itu berjumlah besar, tetapi tidak
memerlukan lebih banyak biaya untuk memperbaiki kesalahan akhir tersebut dibandingkan dengan mengkoreksi kesalahan pertama. Oleh karena itu, biaya total
akan menurun terus sampai kesalahan terakhir diatasi. Penjabaran diatas menunjukkan bahwa TQM menekan biaya kualitas
dengan cara mengurangi biaya kegagalan. Pengurangan biaya yang dimaksud perusahaan tidak menghasilkan produk cacatkegagalan atas produk berkurang
sehingga tidak perlu dilakukan pengerjaan ulang yang merupakan aktivitas yang tidak menambah nilai non value added activity.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu