Penjualan dalam negeri
Penjualan dalam negeri merupakan pendapatan usaha PT. PERTAMINA EP AREA RANTAU-Aceh Tamiang yang berkenaan dengan kegiatan normal
perusahaan, yaitu meliputi penjualan minyak dan gas bumi.
Biaya langsung usaha
Biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Biaya ini dipisahkan oleh perusahaan dari biaya umum dan administrasi karena biaya
ini disesuaikan dengan metode pengakuan pendapatan yang diterpkan oleh perusahaan.
Biaya umum dan administrasi
Sedangkan biaya umum dan administrasi adalah biaya yang bersifat umum dalam perusahaan.
Pendapatanbiaya lain-lain
Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama perusahaan. Termasuk dalam rekening adalah keuntungan dari
penjualan aktiva tetap, pendapatan bunga, dan lain-lain. Biaya lain-lain adalah biaya yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dan pasti dengan
kegiatan utama perusahaan, seperti biaya bunga.
2. Analisis dan Evaluasi Kinerja Keuangan
a. Imbalan Kepada Pemegang Saham ROE
Rasio ini menunjukkan kemampuan menghasilkan laba pada nilai buku investasi pemegang saham pengembalian ekuitas yang tinggi
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
mengisyaratkan penerimaan perusahaan atas kesempatan investasi yang kuat dan manajemen biaya yang efektif. Berdasarkan hasil perhitungan rasio
ROE pada tahun 2003 sebesar 54,77 mendapat skor 20. Rasio ini mengalami kenaikan cukup signifikan pada tahun 2004,
yakni sebesar 162,18 namun masih dengan skor yang sama yaitu 20. kenaikan ini disebabkan oleh berkurangnya modal sendiri dan kenaikan laba
setelah pajak.
b. Imbalan Investasi ROI
Dalam menghitung rasio ROI yang dilakukan oleh perusahaan berbeda dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka. Hal ini berbeda karena total
aktiva yang digunakan untuk menghitung ROI adalah total aktiva yang benar-benar dapat menghasilkan laba.
ROI pada tahun 2003 sebesar 14,98 mendapat skor 12. Kemudian pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 18,70 dan
mendapat skor 15. kenaikan ini disebabkan meningkatnya laba perusahaan.
c. Rasio Kas Cash Ratio
Rasio kas pada tahun 2003 sebesar 3,61 dan mengalami kenaikan pada tahun 2004 menjadi 10,43 yang mendapat skor 2. Kenaikan rasio ini
disebabkan adanya kenaikan kas dan setara kas serta pengurangan hutang lancar pada tahun 2004. Jika dibandingkan keadaan kas rasio selama dua
periode tersebut di atas dengan standar rasio yang dikatakan baik, maka
Silvani Inanda : Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. Pertamina…, 2007 USU Repository © 2009
keadaan likuiditas perusahaan pada periode 2003 dan 2004 adalah kurang likuid.
d. Rasio Lancar Current Ratio
Rasio lancar pada tahun 2003 sebesar 314,63 dan pada tahun 2004 sebesar 183,91 yang masing-masing mendapat skor 5. Penurunan ini
disebabkan adanya penurunan aktiva lancar pada tahun 2004. Tingginya nilai rasio pada perusahaan ini disebabkan perusahaan mengalami
pendapatan yang cukup tinggi. Secara umum perusahaan dianggap baik dan dianggap berada dalam posisi likuid, artinya perusahaan mempunyai
kemampuan untuk melunasi hutang-hutangnya yang segera jatuh tempo.
e. Collection Periods