Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
C. PENGATURAN DAN JENIS-JENIS SANKSI DALAM HUKUM
PIDANA DAN SANKSI MENURUT UU NO. 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN
EKOSISTEMNYA DALAM RANGKA PERLINDUNGAN TERHADAP SATWA LIAR
1. Pengertian Sanksi Dalam Hukum Pidana
Pengertian sanksi dalam berbagai literatur pada umumnya adalah suatu alat pemaksa agar seseorang menaati aturan ataupun norma-norma yang berlaku
65
2. Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana
. Sanksi terhadap norma agama misalnya, bahwa para pelanggar kelak akan
mendapatkan siksaan di neraka. Sanksi terhadap pelanggaran kesusilaan misalnya, berupa pengucilan dari anggota masyarakat. Sanksi terhadap norma kesopanan
adalah akan mendapatkan perlakuan yang tidak terhormat dan lain sebagainya. Pengaturan sanksi dalam hukum norma hukum juga tidak berbeda dari saksi-
sanksi lainnya. Pengaitan sanksi pada norma hukum lebih mengikat dan dirasakan sebagai alat pemaksa yang diserahkan serta dilaksanakan oleh penguasa, dalam
hal ini berarti negara melalui alat-alat kelengkapannya. Sanksi terhadap norma hukum berbeda dengan sanksi-sanksi lainnya ialah bahwa sanksi terhadap norma
hukum lebih berupa hukuman yang dengan segera dapat dilaksanakan oleh yang melanggarnya, sedangkan sanksi terhadap norma lain belum tentu dirasakan
segera oleh yang melanggarnya.
65
SR. Sianturi. op cit Hal 29
Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
Hukum terbagi atas hukum publik dan hukum privat perdata dalam arti yang luas. Norma-norma hukum tersebut baik hukum publik maupun privat juga
dikaitkan dengan sanksi tertentu. Pelanggaran terhadap norma hukum administrasi misalnya akan dikenakan sanksi administrasi seperti penundaan kenaikan pangkat,
pemindahan maupun pemecatan. Pelanggaran terhadap norma hukum perdata akan dikenakan sanksi dalam perdata seperti ganti rugi, batalnya suatu perjanjian
dan sebagainya begitu juga dalam hal pelanggaran norma hukum pidana akan dikenakan sanksi pidana seperti hukuman mati, penjara, denda dan pidana
tambahan tertentu lainnya Pengertian yang dapat diambil dalam hal ini ialah bahwa sanksi tidak hanya bersifat preventif namun dapat juga bersifat represif
66
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tugas sanksi .
67
a. Merupakan alat pemaksa atau pendorong ataupun jaminan agar norma hukum
ditaati oleh setiap orang adalah :
b. Merupakan akibat hukum bagi seseorang yang telah melangar norma hukum
Sanksi dalam norma hukum pidana diterapkan atas pelanggaran norma- norma yang dirasakan bersifat merusak kepentingan umum sehingga perlu
dirasakan sanksi yang lebih berat yaitu sanksi pidana itu sendiri. Penentuan sanksi pidana didasarkan bahwa benar-benar dibutuhkan adanya alat pemaksa yang
tertinggi ultimum remedium untuk menjamin suatu norma. Norma hukum pidana dan sanksi pidana dapat dikatakan sebagai benteng dari hukum het strafrecht is
het citadel van het recht
66
Ibid Hal. 30
67
Ibid Hal. 31
Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
Jenis-jenis sanksi pidana dalam perundang-undangan berdasarkan Pasal 10 KUHP terdiri atas pidana pokok dan pidana tambahan
68
a. Pidana Pokok yang terdiri atas
yaitu :
1 Pidana mati
2 Pidana penjara
3 Pidana kurungan
4 Pidana denda
b. Pidana Tambahan yang terdiri atas
1 Pencabutan hak-hak tertentu
2 Perampasan barang-barang tertentu
3 Pengumuman putusan hakim
Pembagian jenis sanksi lainnya berupa tindakan tidak selalu mutlak diterapkan, dalam hukum pidana juga dikenal berbagai semacam sanksi lainnya
yang berupa tindakan perbaikan maatregel
69
Pidana adalah alat untuk mencegah timbulnya kejahatan dengan tujuan agar tata tertib masyarakat tetap terpelihara, dan sanksi adalah alat ataupun
instrument untuk menegakkan tata tertib tersebut, dengan demikian untuk yaitu misalnya apabila seorang
anak yang belum cukup umur maka selain mengembalikan kepada orang tuanya. Hakim juga dapat memerintahkan si anak untuk diserahkan kepada pemerintah
agar dididik paksa, demikian juga kepada seseorang yang telah dinyatakan gila melakukan suatu tindak pidana, maka Hakim dapat memerintahkan agar yang
bersangkutan untuk dimasukkan kedalam rumah sakit jiwa.
68
R.Soesilo 2000. KUHP. Bandung: Politeia
69
SR. Sianturi. loc cit
Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
mencapai tujuan ketertiban masyarakat, maka pidana dan sanksi pidana mempunyai 3 macam sifat
70
a. Bersifat menakut-nakuti afschrikking
yaitu :
b. Bersifat memperbaiki verbetering
c. Bersifat membinasakan onschadelijk maken
Pemberian sanksi pidana pada dasarnya ditujukan kepada 2 hal yaitu pelaku yang bersangkutan dan yang kedua adalah sanksi pidana itu merupakan
suatu pernyataan pencelaan kepada perbuatan si pelaku
71
3. Sanksi Pidana Terhadap Perlindungan satwa Liar Menurut Undang-
Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya.
Sanksi pidana dalam rumusan tindak pidana perdagangan ilegal satwa liar yang dilindungi tercantum dalam Pasal 40 Undang-Undang No. 5 Tahun 1990
tersebut yaitu : Pasal 40
1 Barangsiapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 19 ayat 1 dan Pasal 33 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun dan denda
paling banyak Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah .
2 Barangsiapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21 ayat 1 dan ayat 2 serta Pasal 33 ayat 3 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima
tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00 seratus juta rupiah
3 Barangsiapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 19 ayat 1 dan Pasal 32 ayat 1 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun
dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00 seratus juta rupiah
70
Adami Chazawi 2002. Pelajaran Hukum Pidana I. Jakarta: Rajawali Press, Hal 162
71
M.Sholehudin 2003. Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana Jakarta: Rajawali Press, Hal. 144
Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
4 Barangsiapa karena kelalaiannya melakukan pelangggaran terhadap
ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21 ayat 1 dan ayat 2 serta Pasal 33 ayat 3 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
satu tahun dan denda paling banyak Rp.50.000.000,00 lima puluh juta rupiah
5 Tindak pidana sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 adalah
kejahatan dan tindak pidana sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3 dan 4 adalah pelanggaran.
Berdasarkan pada ketentuan pidana dalam Pasal 40 tersebut, maka dapat Disimpulkan bahwa formulasi sanksi pidanakebijakan penal
72
a. Sanksi pidana dalam ketentuan undang-undang tersebut adalah single track
sistem dimana hanya mengandung sanksi pidana saja, tanpa adanya sanksi atau tindakan perbaikan lainnya.
dalam UU No. 5 Tahun 1990 tersebut adalah :
b. Penggunaan sanksi pidana juga menyebut pidana pokok penjara, kurungan
dan denda yang dikenakan dan adanya pidana tambahan berupa perampasan tumbuhan maupun satwa langka tersebut untuk diserahkan kepada negara agar
dikembalikan kehabitatnya semula Pasal 24 ayat 1 UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
c. Dalam hal penggunaan pidana pokoknya bersifat gabungan penjara dan
denda yang dijatuhkan sekaligus terhadap masing-masing tindak pidananya d.
Penjatuhan sanksi pidana hanya dilakukan terhadap orang perorang dan tidak mencantumkan korporasi sebagai pelaku tindak pidana tersebut.
72
Barda Nawawi Arif 2003. Kapita Selekta Hukum Pidana Bandung: Citra Aditya. Hal 18
Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
e. Penjatuhan sanksi pidana juga tidak menyebutkan pidana minimum khusus,
dan hanya pidana maksimum yang diancamkan. f.
Penjatuhan sanksi pidana didalam undang-undang ini dirumuskan dengan penyebutan kualifikasi deliknya yaitu kejahatan dan pelanggaran. Pasal 40
ayat 5 Ancaman dan penjatuhan sanksi pidana atas suatu tindak pidana
dalam Peraturan perundang-undangan, khususnya undang-undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pada
prinsipnya bertujuan untuk tegaknya kepastian hukum dalam hal perlindungan terhadap satwa liar berikut ekosistemnya tersebut agar tetap lestari dan terhindar
dari kepunahan yang disebabkan oleh berbagai hal salah satunya akibat perdagangan ilegal . Sanksi pidana yang diancamkan selain itu juga berfungsi
sebagai tekanan psikologis psycologie dwang agar setiap orang takut untuk berbuat jahat dan membuatanya jera agar tidak lagi mengulangi perbuatannya
73
seperti halnya teori-teori tujuan pemidanaan atau pemberian sanksi pada umumnya.
73
Adami Chazawi 2002. Pelajaran hukum pidana I Jakarta: Rajawali Press, Hal 165
Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB III PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PERDAGANGAN ILEGAL
SATWA LIAR YANG DILINDUNGI Study Putusan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan
A. Posisi Kasus
1. Kronologis Perkara
Kasus tindak pidana dalam perlindungan satwa liar yang terjadi di wilayah hukum Pengadilan Negeri Medan diantaranya ialah kasus dengan register No.
2.640Pid.B2006PN.Medan, register No. 2.641Pid.B2006PN.Medan dan register No.2.642PidB2006PN.Medan. Kasus tersebut berawal dari informasi
yang diterima seorang anggota kepolisian bernama Leonardo kataren tentang adanya orang yang hendak menjual gading gajah. Berdasarkan informasi tersebut,
saksi Leonardo Kataren bersama dua orang rekannya yang bernama Aulia Rahman dan Kiki Mr yang juga seorang anggota kepolisian kemudian berusaha
mengecek kebenaran informasi tersebut dengan menyamar berpura-pura menjadi orang yang hendak membeli gading gajah tersebut. Leonardo Ketaren, Aulia
Rahman dan Kiky Mr kemudian sepakat bertemu dengan terdakwa Rusdi Lubis dan Zainudin Nasution untuk menegoisasikan perihal penjualan gading tersebut di
Hotel Kenanga Jl. SM Raja Medan. Kedua terdakwa saat itu datang ke hotel