Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
Data yang diperoleh melalui studi pustaka dikumpulkan dan diurutkan kemudian diorganisasikan dalam satu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Analisis data dalam skripsi ini adalah analisis dengan cara kualitatif yaitu menganalisis melalui data
53
Bab III Penegakan Hukum Pidana terhada perdagangan ilegal satwa liar yang dilindungi Studi Putusan di Pengadilan Negeri Medan register No.
sehingga diperoleh data yang dapat mejawab permasalahan-permasalahan dalam skripsi ini.
G. Sistematika Penulisan.
Gambaran secara keseluruhan mengenai skripsi ini akan dijabarkan penulis dengan cara menguraikan sistematika penulisannya yang terdiri atas 4
empat bab yaitu : Bab I Pendahuluan merupakan bab yang memberikan ilustrasi guna
memberikan informasi yang bersifat umum dan menyeluruh serta sistematis terdiri dari latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian
penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Pengaturan Tindak Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa
Liar yang dilindungi. Bab ini terdiri dari pembahasan mengenai perbuatan pidana, sistem pertanggunjawaban pidana dan sanksi pidana secara umum kemudian
mengkaitkannya dengan pengaturan terhadap tindak pidana perdagangan ilegal satwa liar yang dilindungi.
53
Lexi Moleong. 1999. Metode Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosdakarya Cetakan ke 10 hal 103.
Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
2.640Pid B2006Pn Medan, register No 2.641Pid B2006Pn Medan dan register No. 2.642Pid B2006Pn Medan . Memberikan penjelasan mengenai penegakan
hukum pidana terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Di Lindungi, dengan melakukan suatu analisis terhadap kasus perdagangan ilegal satwa yang telah
memperoleh putusan di Pengadilan Negeri Medan serta bentuk
pertanggungjawaban serta analisis kasusnya berdasarkan teori-teori hukum pidana.
Bab IV Kesimpulan Dan Saran, merupakan bagian akhir yang berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penulisan dan kaitannya dengan masalah yang
diidentifikasikan.
BAB II
PENGATURAN TINDAK PIDANA TERHADAP PERDAGANGAN ILEGAL SATWA LIAR YANG DILINDUNGI
A. TINDAK PIDANA PERDAGANGAN SATWA LIAR YANG
DILINDUNGI MENURUT UNDANG-UNDANG No. 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN
EKOSISTEMNYA
Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
1. Pengertian dan Bentuk-Bentuk Perbuatan Pidana
Pengertian daripada perbuatan pidana itu seyogyanya haruslah diketahui terlebih dahulu sebelum membahas mengenai bentuk-bentuk perbuatan
pidananya. Uraian sebelumnya telah dirumuskan mengenai pengertian straafbaarfeit yang tidak lain adalah merupakan terjemahan daripada tindak
pidana ataupun perbuatan pidana itu sendiri
54
Tindak pidana atau straafbaarfeit pada dasarnya adalah suatu pelanggaran kaidah dan terganggunya ketertiban umum, terhadap para pelakunya mempunyai
kesalahan dimana pemidanaan yang diberikan adalah wajar untuk menyelenggarakan ketertiban hukum dan menjamin kesejahteraan umum
.
55
Utrecht memberikan defenisi yang menganjurkan pemakaian istilah peristiwa pidana untuk menterjemahkan istilah straafbaarfeit tersebut
.
56
Perumusan makna berbagai bentuk perbuatan pidana tersebut, secara mutlak harus termakub dalam unsur formil, yaitu mencocoki rumusan perundang-
undangan dan unsur materil yaitu bertentangan dengan cita-cita yang ingin dicapai dalam kehidupan bermasyarakat.
, menurut Beliau pemakaian istilah peristiwa sudah tepat karena meliputi suatu perbuatan
handelen ataupun suatu kelalaian zerzuim.
57
54
Ruslan Saleh 1983. Perbuatan dan Pertanggungjawaban Pidana. Jakarta: Aksara Baru, Hal 20
55
SR. Sianturi 2002. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Jakarta: Storia Grafika, Hal 203
56
Ibid
57
Ibid
Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
Berdasarkan defenisi tindak pidana atau perbuatan pidana tersebut diatas dapatlah secara ringkas dikatakan bahwa perbuatan pidana tersebut memiliki
unsur-unsur sebagai berikut
58
a. Subjek atau Petindak Pelaku tindak pidana dalam unsur barangsiapa atau
setiap orang dalam rumusan suatu perundang-undangan :
b. Kesalahan yaitu kondisi kejiwaan yang berhubungan dengan sikap batin si
pelaku. Apakah perbuatan tersebut dilakukannya sebagai bentuk kesengajaan ataukah kealpaankelalaian
c. Bersifat melawan Hukum dari tindakan tersebut
d. Suatu tindakan baik aktif maupun pasif yang dilarang oleh undang-undang dan
para pelanggarnya diancam oleh pidana, dalam arti disini harus ada legalitas dari undang-undang.
e. Waktu, tempat dan keadaan.
Tindak pidana perbuatan pidana itu sendiri dapat diklasifikasikan atas dasar-dasar tertentu yaitu sebagai berikut
59
a. Menurut sistem KUHP, tindak pidana perbuatan pidana dibedakan antara
kejahatan misdrijven dimuat dalam buku II dan tindak pidana pelanggaran overtredingen dimuat dalam buku III
:
b. Menurut cara merumuskannya, dibedakan antara tindak pidana formil formil
delicten dan tindak pidana materil materiele delicten
58
Ibid Hal 204.
59
Adami Chazawi 2005. Pelajaran Hukum Pidana I. Jakarta: Rajawali Press, Hal 122
Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
c. Berdasarkan bentuk kesalahannya dibedakan antara tindakperbuatan pidana
kesengajaan dolus dan tindak pidana kelalaian culpa d.
Berdasarkan macam perbuatannya, dapat dibedakan antara tindak pidana aktifpositif atau tindak pidana komisi delicta commissionis dan tindak
pidana pasifnegatif disebut juga tindak pidana omisi delicta ommissionis e.
Berdasarkan saat dan jangka waktu terjadinya, maka dapat dibedakan antara tindak pidana terjadi seketika dan tindak pidana terjadi dalam waktu lama atau
berlangsung terus. f.
Berdasarkan sumbernya, maka dapat dibedakan antara tindak pidana umum dan tindak pidana khusus
g. Dilihat dari sudut subjek hukumnya, maka dapat dibedakan atas tindak pidana
communia delik yang dapat dilakukan siapa saja dan tindak pidana propria dapat dilakukan hanya oleh orang yang memiliki kualitas tertentu
h. Berdasarkan perlu tidaknya pengaduan dalam hal penuntutan, maka dapat
dibedakan atas tindak pidana biasa gewone delicten dan tindak pidana pengaduan klacht delicten
i. Berdasarkan berat ringannya pidana yang diancamkan maka dapat dibedakan
antara tindak pidana dalam bentuk pokok, tindak pidana yang diperberat dan tindak pidana yang diperingan.
j. Berdasarkan kepentingan hukum yang dilindungi, maka dapat dibedakan atas
tindak perbuatan pidana terhadap nyawa, harta benda, tindak pidana kesusilaan dan sebagainya
Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
k. Dari sudut berapa kali perbuatan untuk menjadi suatu larangan dibedakan
atas tindak pidana tunggal dan tindak pidana berangkai.
2. Bentuk-Bentuk PerbuatanTindak Pidana Dalam Tindak Pidana
Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
Rumusan daripada perbuatan pidana yang dilarang dalam tindak pidana perdagangan ilegal satwa liar yang dilindungi pada dasarnya tentunya juga
harus mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang mengatur mengenai usaha-usaha untuk melestarikan dan melindungi satwa-satwa tersebut yaitu
Undang-undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya yaitu dalam ketentuan:
Pasal 19 1
Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan kawasan suaka alam
Pasal 21 2
Setiap orang dilarang untuk : a.
Mengambil, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki,
memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa liar yang dilindungi dalam keadaan hidup
b. Menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan
memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati; c.
Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ketempat lain baik didalam maupun diluar Indonesia.
d. Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh atau
bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang terbuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari
suatu tempat di Indonesia ke tempat lain didalam maupun diluar Indonesia
e. Mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan,
menyimpan, atau memiliki telur dan atau sarang satwa yang dilindung
Pasal 32
Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
“Kawasan taman nasional dikelola dengan sistem zonasi yng terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan, dan zona lain sesuai dengan keperluan”
Pasal 33 1
Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional
2 Perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat 1 meliputi mengurangi, menghilangkan fungsi dan luas zona inti taman nasional, serta menambah jenis
tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli.
3 Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan
fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.
Menurut undang-undang ini didalam Pasal 40 mengenai ketentuan pidananya maka kepada si pelaku dapat dikenai hukuman dengan rumusan
kualifikasi yaitu: a.
Dengan pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun dan denda paling banyak Rp 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah bagi siapa saja yang
melanggar dengan sengaja ketentuan dalam Pasal 19 ayat 1 dan Pasal 33 ayat 1
b. Dengan Pidana Penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak
Rp 100.000.000,00 seratus juta rupiah bagi barang siapa dengan sengaja sengaja melanggar ketentuan pada Pasal 21 ayat 1 dan ayat 2 serta Pasal 33
ayat 3 c.
Dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00 seratus juta rupiah bagi barang siapa karena
kelalaiannya melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat 1 dan Pasal 32 ayat 1
Rini Mirza : Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi Studi Putusan
Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640Pid.B2006PN.Medan, Register
No.2.641Pid.B2006PN.Medan dan Register No.2.642Pid.B2006PN.Medan, 2008. USU Repository © 2009
d. Dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda Rp
50.000.000,00 lima puluh juta rupiah bagi barangsiapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat
1 dan ayat 2 serta Pasal 33 ayat 3
Kualifikasi perbuatan pidana yang dirumuskan dalam undang - undang ini adalah memuat rumusan perbuatan pidanatindak pidana aktif
60
B. PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP TINDAK