BAB IV PERANAN INSPEKTORAT DALAM PELAKSANAAN OTONOMI
DAERAH DI KABUPATEN KARO
A. Pelaksanaan Pemeriksaan Dalam Rangka Pelaskanaan Tugas
Pengawasan Oleh Inspektorat Kabupaten Karo
Dalam pelaksanaan Pengawasannya, Inspektorat Kabupaten Karo melakukan pemeriksaan. Adapun pemeriksaan tersebut dibagi 2 macam
yaitu : a.
Pemeriksaan Reguler Pemeriksaan reguler adalah Pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh
Inspektorat yang terdapat dalam program kerja tahunan Inspektorat Kabupaten yang diajukan kepada Bupati.
Dalam pelaksanaan pemeriksaan regular Inspektorat Kabupaten dapat bekerja langsung atau melakukan pemeriksaan langsung tanpa
menunggu Surat Perintah Tugas SPT dari Bupati karena telah disetujui dan ditugaskan ketika pengajuan program kerja.
Pedoman pemeriksaan regular diatur lebih lanjut dalam keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 158 Tahun 1995 Tentang Pedoman
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan Reguler Aparat Pengawasan Fungsional dijajaran Departemen Dalam Negeri menyebutkan bahwa :
Pasal 1 Yang dimaksud dengan pemeriksaan adalah segala usaha atau kegiatan
yang dilakukan oleh pemeriksa atau para peemriksa untuk mengetahui dan menilai dengan cermat dan seksama kenyataan yang sebenarnya mengenai
sasaran dan objek yang diperiksa apabila sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku atau rencana yang telah ditetapkan.
Pasal 2 Pemeriksaan bertujuan untuk memebrikan saran kepada pimpinan satuan
kerjaobjek yang diperiksa dalam mengambil langkah-langkah perbaikan, penyempurnaan serta tindakan-tindakan lain yang dapat memperlancar dan
terlibatnya tugas umum pemerintahan.
Pasal 3 Dalam melakukan pemeriksaan harus dilakukan kegiatan sebagai berikut :
f. Sebelum melakukan pemeriksaan dilapangan, tim pemeriksa harus
membuat Program Kerja Pemeriksaan PKP, mengumpulkan informasi umum, membuat daftar pertanyaan mengenai data
Universitas Sumatera Utara
objeksasaran yang akan diperiksa dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan objeksasaran yang
diperiksa. g.
Dalam melakukan pemeriksaan di lapangan terlebih dahulu dilakukan pembicaraan dengan pemimpin satuan kerjaobjek yang akan diperiksa
untuk menjelaskan maksud, tujuan dan sasaran pemeriksaan. h.
Setelah tim melaksanakan kegiatan sebagaimana yang dimaksud pada huruf b diatas, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap pengendalian
manajemen yang meliputi organisasi, kebijaksanaan, prosedur, personalia, perencanaan, akuntansi, pelaporan, pengawasan intern
pada unit kerjaobjek dan peninjauan fisik lapangan bila diperlukan. i.
Para pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan wajib menyiapkan Kertas Kerja Pemeriksaan KKP dan melakukan pembahasan temuan
hasil pemeriksaan dengan atasanpejabat yang diperiksa. j.
Setelah seluruh kegiatan pemeriksaan selesai, tim membuat Naskah Hasil Pemeriksaan NHP yang diserahkan kepada pimpinan satuan
kerjaobjek yang diperiksa. k.
Setelah seluruh kegiatan selesai tim menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan LHP secara lengkap dan disampaikan kepada yang
berkepentingan tepat pada waktunya. Laporan Hasil Pemeriksaan LHP disusun oleh tim pemeriksa yang terdiri
dari 2 bagian 1.
Bagian Pertama berisi ringkasan hasil pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
2. Kedua berisi uraian hasil pemeriksaan, yang memuat lengkap mengenai
hasil pemeriksaan dengan mencantumkan atributciri-ciri temuan dan kode temuan.
Setiap laporan hasil pemeriksaan regular LHP ditandatangani masing- masing sebagai berikut :
a. Laporan Hasil Pemeriksaan LHP Inspektorat Jenderal ditandatangani
oleh Kepala Inspektorat Propinsi yang bersangkutan. b.
Laporan Hasil Pemeriksaan LHP Inspektorat Propinsi ditandatangani oleh tim pembantu.
c. Laporan Hasil Pemeriksaan LHP Inspektorat Kota dan Kabupaten
ditandatangani oleh ketua timpemeriksa dan diketahui oleh Kepala Inspektorat KotaKabupaten.
Dalam hal dijumpai masalah pentingstrategis dalam pemeriksaan, maka perlu dilakukan pengkajian Eksposes mengenai hasil pemeriksaan
tersebut dihadapan suatu forum. Pelaksanaan pengkajian forum dimaksud ditentukan oleh Inspektur
Jenderal pada tingkat Departemen Dalam Negeri, Inspektorat Propinsi pada tingkat Propinsi dan Inspektorat KotaKabupaten untuk Daerah
KotaKabupaten. Dalam melakukan pemeriksaan, pemeriksa wajib mempedomani norma pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.
Adapun tujuan dari pemeriksaan regular adalah untuk mengetahui dan menilai apakah penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan dari
pemerintahan terendah sampai pemerintahan yang tertinggi telah berjalan
Universitas Sumatera Utara
dengan tertib atau belum serta menilai sejauh mana tingkat pelayanan masyarakat telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Perundang-
undangan yang berlaku.
b. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspektorat terhadap kasus yang menyangkut kompetensi Inspektorat
Kabupaten Karo baik yang masuk berdasarkan laporan masyarakat, temuan dari instansi yang bersangkutan maupun temuan dari Badan Pengawas
Daerah Bawasda itu sendiri. Dalam pelaksanaan pemeriksaan kasus tersebut, sebelum dilakukan
peemriksaan terlebih dahulu menunggu perintah dari Bupati yang dituangkan dalam Surat Perintah Tugas SPT apakah kasus tersebut layak
atau dapat diperiksa atau tidak. Setelah turunnya perintah pemeriksaan dari Bupati maka barulah
dibentuk suatu tim pemeriksa khusus yang kemungkinan melakukan pemanggilan terhadap tersangka beserta saksi-saksi untuk diambil
keterangannya tentang kasus yang dituduhkan terhadapnya. Hasil dari pemeriksaan kasus tersebut dituangkan kedalam laporan
Hasil Pemeriksaan LHP yang kemudian direkomendasikan kepada Bupati untuk diproses lebih lanjut oleh tim yang dibentuk oleh Bupati
apakah kasus tersebut layak atau tidak untuk diteruskan atau diputuskan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun tujuan pemeriksaan kasus yaitu agar dapat mengetahui sejauh mana penyimpangan yang dilakukan oleh suatu instansi, badan atau
perorangan serta menyangkut kompetensinya dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan oleh Negara kepadanya baik tindak administrasi, pidana
maupun perdata.
B. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Sebelum dan Setelah Pemberlakuan Otonomi Daerah