pelatihan teknis teknis operasional pengawasan, ini dikarenakan adanya keterbatasan anggaran dana yang dialokasikan pada Inspektorat Kabupaten Karo.
Kemudian kendala lain yang cukup unik adalah kendala psikologis yang dihadapi oleh aparatur pengawas Inspektorat kabupaten Karo yaitu adanya rasa
sungkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pelaksanaan tugasnya sendiri. Hal ini disebabkan karena Inspektorat Kabupaten Karo masih berada dalam satu
lingkup Pemerintahan Kabupaten Karo yang dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Bupati Karo. Apalagi unit-unitdinaslembaga-lembaga yang menjadi
objek pemeriksaan itu di dalamnya ada teman aparatur Inspektorat itu sendiri atau juga adanya pegawai yang pangkat golongannya lebih tinggi dari yang
melakukan tugas pengawasan. Faktor psikologis ini juga menjadi kendala yang dihadapi oleh petugas Inspektorat Kabupaten karo dalam melakukan
pengawasannya di lingkup Pemerintahan Kabupaten Karo saat ini.
D. Upaya Mengatasi Kendala-Kendala Yang Dihadapi Badan Pengawas Daerah
Untuk dapat mencapai hasil yang maksimal dalam melaksanakan tugasnya, maka sudah tentu seharusnya segala macam kendala dan masalah dalam
pelaksanaan tugas dari suatu organisasi seharusnya dapat dihilangkan atau paling tidak dapat diminimalisir, sehingga dalam pencapaian tujuan organisasi itu
khususnya lembagabadan yang memiliki tugas khusus di bidang pengawasan seperti Inspektorat Kabupaten Karo dapat tercapai. Seharusnya misi yang diemban
oleh aparatur Inspektorat Kabupaten Karo adalah: 1.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia;
Universitas Sumatera Utara
2. Meningkatkan sarana dan prasarana pengawasan; dan
3. Meningkatkan mutu hasil pengawasan dalam pelaksanaan pengawasan.
Tetapi sampai saat ini SDM yang ada pada Inspektorat kabupaten Karo sebagaimana dipaparkan di atas, masih belum memadai dalam arti masih kurang
meratanya spesifikasi keilmuan yang dibutuhkan pada Inspektorat Kabupaten Karo, hal ini dirasa perlu untuk ditingkatkan lagi dengan cara mengikutsertakan
aparatur pengawas melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan khusus teknis pengawasan agar dapat lebih profesional dalam melaksanakan tugas-tugas
pengawasan. Sejalan dengan upaya pemerintah dan amanat undang-undang untuk
pemerintahan yang bersih, bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dimulai dari pemerintah Pusat hingga pada pemerintahan di daerah-daerah maka di
lingkungan Inspektorat Kabupaten Karo dituntut untuk juga dapat melaksanakan upaya tersebut. Dengan demikian, maka pengembangan SDM pegawai juga
merupakan suatu proses berkelanjutan dan yang harus dilaksanakan dari sejak dini secara terus-menerus pula. Oleh karenanya, pengembangan SDM pada hal ini
merupakan pra kondisi. Hal ini dimaksudkan agar seluruh kegiatan yang menyangkut tugas-tugas pengawasan harus dilandasi dengan ketersediaan SDM
yang berkualitas di bidang keilmuannya. Tersedianya SDM pengawasan yang berkualitas, khususnya SDM petugas
pengawasan Inspektorat Kabupaten karo guna pencapaian tujuan organisasi atau lembaga inspektorat. Dengan demikian peningkatan kualitas SDM Inspektorat
Kabupaten Karo merupakan kebutuhan nyata agar tercapai pengawasan yang
Universitas Sumatera Utara
optimal dan hasilnya dapat dipergunakan oleh berbagai pihak untuk perbaikan- perbaikan dalam rangka pencapaian tujuan. Di samping itu, indikasi
penyimpangan dapat terdeteksi sedini mungkin. Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan sumber daya pengawasan yang profesional sehingga tercapai
pemerintahan yang baik. Peningkatan sumber daya pengawasan ini hanya memadukan SDM dengan sumber daya lainnya yang tersedia, sehingga tercapai
peningkatan aparat pengawas dari Inspektorat Kabupaten Karo yang berkualitas. Maka untuk mengatasi kendala-kendala dan masalah yang dihadapi seperti
kendala SDM di atas tadi, Inspektorat Kabupaten Karo telah melakukan merumuskan upaya strategi peningkatan SDM pegawai dalam rangka peningkatan
pengawasan dilakukan melalui:
39
a. Untuk meningkatkan mutu SDM aparatur pengawas, Inspektorat
Kabupaten Karo telah membuat Pelatihan Kantor Sendiri yang tidak membutuhkan dana yang banyak dengan memakai narasumber dari
aparatur pengawas Kabupaten Karo itu sendiri yang telah terampil atau juga mengundang narasumber dari instansi teknis seperti Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP. b.
Memperbaiki komposisi SDM pengawai yang selama ini masih kurang meratanya spesifikasi keilmuan melalui cara mengajukan permohonan
perekrutan pegawai kepada Bupati Karo yang berlatar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya dalam ati luas baik untuk
tingkat sarjana S-1 maupun Ahli Madya D-3;
39
Hasil wawancara dengan Sekretaris Inspektorat Kabupaten Karo pada tanggal 25 Juli 2010.
Universitas Sumatera Utara
c. Memperbaiki sistem pengawasan yang objektif dan sesuai dengan tata
waktu yang ditentukan sehingga dengan sistem pengawasan yang objektif maka dapat mengurangi rasa sungkan dari aparatur pengawas ketika
melakukan pemeriksaan terhadap objek pemeriksaan yang berada dalam lingkup Kabupaten Karo.
d. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan secara terus-menerus, dengan
mengirim aparatur pengawas yang telah dipilih untuk mengikuti pelatihan dan setelah kembalinya dari pelatihan itu kemudian dapat memberikan
pelatihan juga di lingkungan internal Inspektorat Kabupaten Karo. Dengan mengikuti dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
diikuti para aparatur Inspektorat Kabupaten Karo maka besar kemungkinan atau sekurang-kurangnya dapat diminimalisasi dalam mengatasi kurang meratanya
spesifikasi disiplin ilmu yang diperlukan oleh Inspektorat Kabupaten karo sehingga nantinya dapat mendukung dalam pencapaian tujuan dan sasaran
dimaksud dalam organisasi. Untuk tercapainya pengawasan yang profesional juga tidak dapat terlepas
dari tersedianya sarana dan prasarana yang cukup dan memadai. Kemampuan menyiapkan sarana dan prasarana guna memenuhi kebutuhan akan pelaksanaan
pengawasan sangat berdampak positif terhadap tercapainya pengawasan yang handal, terpadu, transparan sesuai dengan kebijakan pengawasan.
Tanpa adanya sarana dan prasarana yang cukup dan memadai ini dapat mengurangi kemampuan aparatur pengawas dalam melaksanakan operasional
tugasnya serta dikhawatirkan terjadinya penurunan kemampuan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengembangkan diri yang tentunya akan berdampak kepada penurunan kualitas hasil pengawasan itu sendiri.
Beberapa upaya yang dilakukan Inspektorat Kabupaten Karo dalam mengatasi minimnya sarana dan prasarana termasuk juga dana operasional tugas
antara lain sebagai berikut:
40
a. Pembuatan Program Kerja Pengawasan Tahunan PKPT, yang isinya
memuat jumlah objek pengawasan setiap tahunnya; b.
Pada PKPT juga dicantumkan dana operasional yang dibutuhkan untuk melakukan operasional pengawasan sehingga dapat dikendalikan
pengeluaran dana operasional dengan mengingat pada keterbatasan dana operasional tersebut;
c. Untuk mengatasi minimnya alat transportasi, maka dipergunakan juga
kendaraan pribadi dari aparatur pengawas Inspektorat Kabupaten Karo dengan memberikan uang akomodasinya dan terkadang juga
menggunakan kendaraan dari bagian atau unit lain di Kantor Pemerintahan Kabupaten Karo dengan meminta izin dari unit atau bagian itu apabila ada
kendaraan yang tidak terpakai; d.
Pada setiap tahunnya Inspektorat Kabupaten Karo juga menyusun program penyediaan anggaran sarana dan prasarana yang diajukan kepada Kepala
Daerah. Oleh karena kendala-kendala itu selalu dihadapi Inspektorat kabupaten
Karo, maka perlu untuk kedepannya baik itu mengenai jumlah, disiplin ilmu yang
40
Hasil wawancara dengan Sekretaris Inspektorat Kabupaten Karo pada tanggal 25 Juli 2010.
Universitas Sumatera Utara
kurang merata atau sarana dan prasarana yang kurang memadai harus segara dipenuhi agar tugas pengawasan fungsional yang dilakukan dapat menghasilkan
hasil pengawasan yang optimal dan dapat mencegah sedini mungkin pelanggaran yang terjadi atau juga dapat segera merespon segala pengaduan yang masuk ke
dalam lembaga Inspektorat Kabupaten Karo di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Karo.
Kemudian hal lain yang tidak kalah pentingnya untuk mendukung tingkat kepercayaan publik, maka Pemerintah Kabupaten Karo juga seyogiyanya
membangun kerja sama yang baik dengan pihak BPKP dan Kejaksaan atau aparatur hukum yang lain, terutama untuk mempercepat proses penyelidikan
terhadap dugaan KKN yang secara nyata dapat merugikan keuangan negara. Kerja sama tersebut pada intinya memberikan ruang bagi pihak Inspektorat Kabupaten
Karo untuk meneruskan kasus yang ditemukan kepada pihak atau pejabat yang berwenang. Dengan demikian, kedudukan dan peranan Inspektorat Kabupaten
Karo akan bekerja lebih efektif. Karena masalah yang dihadapi selama ini apabila hendak melakukan tindak lanjut dari hasil penemuannya kepada jalur hukum,
maka hal itu juga harus mendapat persetujuan dari Bupati Karo sebagai Kepala Daerah Kabupaten Karo, karena hal ini mengingat kedudukan Inspektorat
Kabupaten Karo bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN