Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan Tugas Badan Pengawas Daerah

SK Bupati dimana dalam penyelesaian perkaranya kapasitas pihak Inspektorat sebagai ahli. 7. Apabila terbukti terdapat tindak perkara pidana ataupun perdata dan telah dijatuhkan sanksi ganti rugi denda atau kekurangan. Namun secara terpisah pula sanksi administrasi tetap diterapkan terhadap statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS oleh Bupati, setelah keluarnya putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. 8. Secara administrasi walaupun telah dijatuhkan sanksi oleh Bupati melalui Surat Keputusan namun masih dapat melakukan upaya hukum melalui jalur Pengadilan Tata Usaha Negara PTUN sampai ke jenjang Kasasi Mahkamah Agung MA, begitu pula dengan penerapan sanksi pidana maupun sanksi perdata, yang dilakukan secara terpisah pula. 9. Untuk pemeriksaan regular rekomendasinya ditujukan langsung kepada pimpinan instansi yang bersangkutan dengan ditandatangani oleh Bupati tanpa harus dilakukan rapat tim penyelesaian kasus.

C. Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan Tugas Badan Pengawas Daerah

Aktivitas merupakan kegiatan organisasi yang merupakan penjabaran kebijakan sebagai arah pencapaian tujuan dan sasaran yang memberi kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasi khususnya organisasi pemerintahan. 35 Kegiatan Badan Pengawas Daerah atau Inspektorat Kabupaten Karo pada hakekatnya merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh Inspektorat 35 Sujamto., Beberapa Pengertian Di Bidang Pengawasan, Edisi II, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985, hal. 30. Universitas Sumatera Utara Kabupaten Karo sesuai dengan tugas dan fungsi pokoknya, di samping itu rencana kegiatan yang ditetapkan dapat dijadikan standar keberhasilan unit kerja dan sekaligus dapat dijadikan indikator kinerja yang dapat dicapai dari waktu ke waktu. Namun seiring dengan palaksanaan tugas Inspektorat Kabupetan Karo pasti menghadapi kendala-kendala dan masalah dalam pelaksanaan tugasnya sebagai lembaga teknis yang membantu Kepala Daerah Buapti Karo dalam melakukan pengawasan fungsional di wilayah otonominya. Kendala-kendala dan masalah yang sering dihadapi Inspektorat Kabupaten Karo di antaranya terdiri dari: 36 1. Kualitas Sumber Daya Manusia SDM Salah satu masalah yang dihadapi Inspektorat Kabupaten Karo dalam pelaksanaan tugasnya adalah Sumber Daya Manusia aparatur pengawas di lingkungan Inspektorat itu sendiri. Persoalan SDM ini terjadi pada lembaga itu sendiri disebabkan karena kurang meratanya spesifikasi bidang keilmuan yang dimiliki aparatur pengawas yang dibebankan kepada lemabaga Inspektorat Kabupaten Karo tersebut. Bukan hanya satu bidang tetapi meliputi bidang ekonomi, akuntansi, pendidikan, hukum, lingkungan, pekerjaan umum, dan kesehatan, sementara mengenai jumlah kuantitas dari aparatur Inspektorat Kabupaten Karo dinilai Pemerintah Kabupaten Karo masih cukup memadai dengan melihat kepada luasnya objek pengawasan pada Pemerintahan Kabupaten Karo, hanya yang menjadi permasalahan karena kurang meratanya spesifikasi keilmuan yang dimiliki sehingga berakibat pada keterbatasan kemampuan 36 Hasil wawancara dengan Sekretaris Inspektorat Kabupaten Karo pada tanggal 25 Juli 2010. Universitas Sumatera Utara lembaga pengawasan Inspektorat Kabupaten Karo itu sendiri serta akan berakibat buruk kepada pelaksanaan tugas SDM aparatur pengawas dalam melaksanakan tugasnya di lapangan. Padahal pengembangan keilmuan SDM diyakini merupakan jawaban dari setiap masalah yang terjadi dalam setiap organisasi, demikian pula halnya di sektor pemerintahan. Pengembangan keilmuan SDM dalam suatu organisasi formal dalam birokrasinya sudah merupakan suatu keharusan untuk dimiliki, terlebih bagi selaku subyek pembangunan yang merupakan ujung tombak pemerintahan. Oleh karena keterbatasan kemampuan SDM yang kurang memadai ini, pada gilirannya hanya akan memberikan sumbangan yang terbatas bagi pencapaian tujuan organisasi pemerintahan. Di saat era globalisasi dan era reformasi saat ini, peranan SDM aparatur pengawasan semakin penting karena merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan dalam melaksanakan pembangunan prgram-program pemerintahan di daerah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi dan desakan reformasi total dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah memacu tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan di segala bidang. Fungsi pemerintah mulai bergeser dari pelaksana menjadi pengarah, dari organisasi yang memiliki paradigma pengandalan tenaga yang banyak dan murah comparative advantage menjadi paradigma organisasi dan SDM yang efisien berbasis pada pengetahuan dan keterampilan competitive adventage. 37 37 Sujamto., Op. cit., hal. 42. Universitas Sumatera Utara SDM merupakan elemen terpenting dalam mewujudkan kinerja organisasi dengan baik. Sering kali kelemahan pada aspek SDM berekses kepada lemahnya tujuan yang diinginkan. Hal ini juga dialami oleh Inspektorat Kabupaten Karo. Profesionalisme kerja yang diharapkan dapat dibangun dari kualitas SDM yang ada kurang sesuai dengan apa yang diharapkan. Manakala kondisi ini terus terjadi, dikhawatirkan justru menyebabkan lemahnya fungsi pengawasan Inspektorat Kabupaten Karo sebagai lembaga yang menjalankan pengawasan fungsional dengan tanggung jawab yang sangat besar. Apalagi akan adanya kerja sama dan pelimpahan tugas pengawasan dengan beberapa Departemen atas proyek-proyek APBN di daerah, penguasaan pengetahuan yang spesifik di bidang pendidikan, perikanan, perindustrian, sosial dan sebagainya semakin diperlukan dalam tugas pengawasan. 2. Sarana operasional tugas Pengadaan sarana dan parasarana operasional Inspektorat Kabupaten Karo sampai saat ini masih juga menjadi kendala dalam pelaksanaan tugas dalam bidang pengawasan fungsional di lingkungan Kabupaten Karo. Melihat kepada keadaan riil luas wilayah Kabupaten Karo, sebagai lembaga pengawas sudah sudah tentu membutuhkan sarana operasional yang memadai terdiri dari perangkat komputer canggih, alat transportasi serta dana operasional. Tetapi sungguh ironis yang terjadi bahwa hal-hal yang dihadapi Inspektorat Kabupaten Karo cukup berat. Di samping kurangnya sarana dan parsarana pada Inspektorat Kabupaten Karo, juga kurangnya aspek pendanaan operasional. Hal ini disebabkan karena Universitas Sumatera Utara anggaran yang tidak rasional, beban tugas yang sangat berat akan tidak dapat berjalan dengan baik. Padahal selama ini dalam pelaksanaan tugas pengawasan, khususnya untuk melaksanakan tugas reguler setiap bulannya Inspektorat Kabupaten Karo menerjunkan 7 tujuh tim pemeriksa yang satu timnya terdiri dari 5 lima sampai 6 enam orang dan inipun di luar dari adanya pemeriksaan khusus. Melihat pada kondisi pelaksanaan yang ada, sebenarnya sungguh tidak mungkin dilaksanakan tugas Inspektorat dengan maksimal apabila sarana dan parasarana pelaksanaan tugasnya minim sementara tuntutan tugas sebagai lembaga pengawasan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karo harus tetap dilaksanakan. 38 3. Tidak adanya aturan mutasi pegawai dan kendala psikologis Kendala lain juga dihadapi oleh Inspektorat Kabupaten Karo adalah terlalu cepatnya diadakan mutasi pegawai di lingkungan Inspektorat Kabupaten Karo yang masih merupakan bagian dari pemerintah Kabupaten Karo. Sebagai lembaga yang teknis yang dibentuk oleh Kepala Daerah yang dalam hal ini Buapti Karo, maka mau tidak mau apabila ada pemutasian pegawai yang selama ini bertugas pada Inspektorat kabupaten Karo hal itu harus ditaati. Namun yang menjadi aksesnya apabila yang selama ini telah cukup terampil dalam pelaksanaan teknis di lapangan dimutasi ke tempat lain sehingga sulit untuk mencari penggantinya yang cukup prefesional dan mengerti teknis operasional pengawasan karena selama ini Inspektorat Kabupaten Karo belum mampu melaksanakan pelatihan- 38 Hasil wawancara dengan Sekretaris Inspektorat Kabupaten Karo pada tanggal 26 Juli 2010. Universitas Sumatera Utara pelatihan teknis teknis operasional pengawasan, ini dikarenakan adanya keterbatasan anggaran dana yang dialokasikan pada Inspektorat Kabupaten Karo. Kemudian kendala lain yang cukup unik adalah kendala psikologis yang dihadapi oleh aparatur pengawas Inspektorat kabupaten Karo yaitu adanya rasa sungkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pelaksanaan tugasnya sendiri. Hal ini disebabkan karena Inspektorat Kabupaten Karo masih berada dalam satu lingkup Pemerintahan Kabupaten Karo yang dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Bupati Karo. Apalagi unit-unitdinaslembaga-lembaga yang menjadi objek pemeriksaan itu di dalamnya ada teman aparatur Inspektorat itu sendiri atau juga adanya pegawai yang pangkat golongannya lebih tinggi dari yang melakukan tugas pengawasan. Faktor psikologis ini juga menjadi kendala yang dihadapi oleh petugas Inspektorat Kabupaten karo dalam melakukan pengawasannya di lingkup Pemerintahan Kabupaten Karo saat ini.

D. Upaya Mengatasi Kendala-Kendala Yang Dihadapi Badan Pengawas Daerah