Hindu 1
7.14 5. Suku
Melayu 4
28.57 Batak
3 21.42
6 42.85
India 1
7.14
1.2 Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov
Hasil data pada penelitian ini menggunakan analiasis data dengan menggunakan pengukuran yang parametrik. Dapat dilihat hasil uji normalitas pada kelompok
intervensi signifikansi untuk seluruh variable 0.200 p0.05 maka dapat disimpulkan
skala nyeri pre dan post terdistribusi normal.
Table 5. Test normality pada kelompok intervensi
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df
Sig Df
Skalanyeripre .144
7 .200
7 Skalanyeripost
.250 7
.200 7
Sedangkan pada kelompok kontrol signifikansi untuk seluruh variablenya 0.200 p0.05 maka dapat disimpulkan skala nyeri pre dan post terdistribusi normal.
Table 6. Test normality pada kelompok kontrol
Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Statistic Df
Sig Df
Skalanyeripre .196
7 .200
7 Skalanyeripost
.187 7
.200 7
1.2 Perbedaan Intensitas Nyeri Pre dan Post Kompres Dingin
Intensitas nyeri RA pada kedua kelompok diukur dengan menggunakan skala pengukuran nyeri yaitu skala numerik Numerical Rating Scale dengan rentang skala
0-10, dimana 0 berarti tidak ada nyeri dan 10 berarti nyeri berat. Table 7. Hasil uji
Universitas Sumatera Utara
paired t-test untuk perbedaan intensitas nyeri RA pre dan post pada kelompok intervensi dan kontrol.
Pre Post
t p
Mean SD
Mean SD
Intervensi 2.80 1.101
2.33 1.087
0.978 0.366
Kontrol 3.71
1.097 3.23
0.530 1.928
0.203 Pada tabel 7 dapat dilihat kebermaknaan secara deskriptif yang menggambarkan
pengaruh kompres dingin terhadap intensitas nyeri RA. Pada kelompok intervensi, yaitu kelompok responden yang diberi kompres dingin terjadi penurunan intensitas
nyeri RA dengan nilai rata-rata mean intensitas nyeri RA pre intervensi sebesar =2.80 dengan SD =1.101 sedangkan post intervensi =2.33 dengan SD=1.087.
Table 8. Hasil uji paired t-test untuk perbedaan intensitas nyeri RA pre dan post intervensi pada kelompok intervensi
Variable Mean df
t p value
Intensitas nyeri RA pre dan post
intervensi 0.474
0.978 0.366
Hasil uji statistik t berpasangan paired t-test diatas menunjukkan perbedaan nilai rata-rata antara pengukuran pre dan post intervensi =0.475 dengan SD =1.287.
Hasil ini menunjukkan bahwa intensitas nyeri RA pada kelompok intervensi pre dan post intervensi setelah pemberian kompres dingin selama 20 menit tidak memiliki
perbedaan yang signifikanbermakna. Hal ini dapat dilihat dari nilai p yang diperoleh sebesar 0.366 maka dapat disimpulkan bahwa nilai p0.05. Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa kompres dingin tidak berpengaruh terhadap intensitas nyeri RA pada kelompok intervensi.
Sedangkan pada kelompok kontrol terlihat pada table 7 nilai rata-rata intensitas nyeri RA pre intervensi sebesar =3.71 dengan SD =1.097 sedangkan tanpa diberi
Universitas Sumatera Utara
intervensi post 20 menit =3.23 dengan SD =0.53. Perbedaan nilai rata-rata antara pengukuran pre dan post tanpa diberi intervensi, setelah 20 menit =0.475 dengan SD
1.428. Dari hasil uji paired t-test diperoleh nilai p sebesar 0.203 p0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh intensitas nyeri RA pada kelompok kontrol.
Table 9. Hasil uji paired t-test untuk perbedaan intensitas nyeri RA pre dan post intervensi pada kelompok kontrol
Variable Mean df
t p value
Intensitas nyeri RA pre dan post
intervensi 0.475
1.428 0.203
Untuk melihat perbedaan penurunan intensitas nyeri RA antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakan uji statistik
independent t-test. Pada table 9 menunjukkan perbedaan penurunan intensitas nyeri RA antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Intensitas nyeri RA antara
kelompok intervensi dan kontrol. Intensitas nyeri RA antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakan nilai rata-rata mean
sebesar 2.80 dengan SD= 1.101 dan kelompok kontrol nilai rata-rata sebesar 3.71 dengan SD= 1.097. Dari hasil tersebut diketahui nilai p= 0.149 sehingga dapat
disimpulkan p0.05 yang berarti bahwa intensitas nyeri RA pada saat pre dan post intervensi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikanber-
makna Ho diterima, hal ini karena skala intensitas nyeri RA pada kelompok intervensi tidak berbeda secara signifikan dengan skala intensitas nyeri RA pada
kelompok kontrol pre kompres dingin. Sedangkan intensitas nyeri RA kelompok intervensi post kompres dingin selama
20 menit adalah 2.33 dengan SD= 1.087 dan intensitas nyeri kelompok kontrol tanpa diberi kompres dingin sesudah 20 menit adalah 3.23 dengan SD= 0.534. Dari hasil
Universitas Sumatera Utara
tersebut diketahui nilai p= 0.07 sehingga dapat disimpulkan p0.05, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dengan kelompok
kontrol sesudah diberi kompres dingin. Table 9. Hasil uji independent t-test antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol pre dan post kompres dingin
Variable Kelompok
Intervensi Kelompok
Kontrol p value
t Mean
SD Mean
SD
Intensitas nyeri RA - pre intervensi
- post intervensi 2.80 1.101
2.33 1.087 3.71 1.097
3.23 0.534 0.149
0.07 -1.141
-1.978
2. Pembahasan