Sensasi nyeri meluas dari tempat awal cedera ke
bagian tubuh yang lain. Nyeri serasa akan menyebar
ke bagian tubuh bawah atau sepanjang bagian tubuh.
Nyeri dapat bersifat intermitten atau konstan.
Nyeri punggung bagian tubuh akibat diskus
intravertebral yang rupture disertai nyeri
yang meradiasi sepanjang tungka i dari iritasi saraf
skiatik.
2.2.3 Klasifikasi Berdasarkan Organ
Nyeri organik adalah nyeri yang diakibatkan adanya kerusakan aktual atau potensial organ. Nyeri neurogenik adalah nyeri akibat gangguan neuron, misalnya
pada neuralgia dan dapat terjadi secara akut maupun kronis. Nyeri psikogenik adalah nyeri akibat berbagai faktor psikologis, umumnya terjadi ketika efek-efek psikogenik
seperti cemas dan takut timbul pada klien.
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Berger 1992 nyeri dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: 1 lingkungan, 2 umur, 3 kelelahan, 4 riwayat sebelumnya, 5 mekanisme
pemecahan masalah, 6 kepercayaanagama, 7 budaya, dan 8 orang-orang yang memberi dukungan.
Lingkungan yang tidak nyaman akan memperkuat persepsi nyeri. Suasana ribut, panas, dan kotor akan membuat pasien merasa intensitas nyerinya lebih tinggi.
Sebaliknya jika suasana tenang, nyaman, dan bersih akan membantu menciptakan perasaan rileks sehingga rasa nyeri dapat dikurangi. Taylor, 1997.
Umur juga berpengaruh terhadap persepsi seseorang terhadap nyeri. Anak- anak dan orang tua mungkin lebih merasakan nyeri dibandingkan orang dewasa muda
karena mereka sering tidak dapat mengkomunikasikan apa yang dirasakannya, sehingga kemungkinan perawat tidak dapat melakukan pengukuran untuk
menurunkan nyeri secara adekuat Berger, 1992.
Universitas Sumatera Utara
Kelelahan dapat membuat orang merasakan nyeri lebih kuat. Hal ini disebabkan karena kekurangan energi untuk melawan stimulus nyeri Lelah juga
mempengaruhi penerimaan seseorang terhadap nyeri. Semakin diterima rasa nyeri akan semakin berkurang begitu juga sebaliknya Alexander Hill, 1987.
Riwayat sebelumnya berpengaruh tehadap persepsi seseorang tentang nyeri. Orang yang sudah mempunyai pengalaman tentang nyeri akan lebih siap menerima
perasaan nyeri, sehingga dia akan merasakan nyeri lebih ringan dari pengalaman pertamanya Taylor, 1997.
Mekanisme pemecahan masalah mempengaruhi perasaan nyeri seseorang. Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk menurunkan rasa nyeri. Ini sangat
membantu orang tersebut untuk menurunkan nyerinya, misal seseorang terbiasa membayangkan hal-hal yang menyenangkan untuk mengalihkan perhatiannya
terhadap nyeri Berger, 1992. Kepercayaanagama mempengaruhi persepsi seseorang terhadap nyeri. Dalam
agama tertentu, kesabaran adalah hal yang paling berharga di mata Tuhan. Kadang- kadang nyeri dianggap sebagai peringatan sebagai peringatan atas kesalahan yang
telah dibuat sehingga orang tersebut merasa pasrah dalam menghadapi nyeri Taylor, 1997.
Budaya mempengaruhi bagaimana seseorang mengartikan nyeri, bagaimana mereka memperlihatkan nyeri serta keputusan yang mereka buat tentang nyeri yang
dirasakannya. Masyarakat dalam suatu kebudayaan mungkin merasa bangga bila tidak merasakan nyeri karena mereka menganggap bahwa nyeri tersebut merupakan sesuatu
yang dapat ditahan Berger, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Adanya orang-orang yang memberi dukungan berpengaruh terhadap nyeri yang dirasakannya, misalnya seorang anak tidak akan berfokus pada nyeri yang
dirasakannya jika ia berada didekat kedua orang tuanya Taylor, 1997.
2.4 Mekanisme Nyeri