bagian tubuh lainnya seperti vaskulitis, jantung, paru, ginjal Brunnert Suddarth, 2001. Sekitar 10 AR muncul secara akut sebagai poliartritis, yang berkembang
cepat dalam beberapa hari. Pada sepertiga pasien, gejala mula-mula monoartritis lalu poliartritis. Terjadi kekakuan paling parah pada pagi hari, yang berlangsung sekitar 1
jam dan mengenai sendi secara bilateral. Episode-episode perandangan diselingi oleh remisi. Rentang gerak berkurang, tebentuk benjolan rematoid ekstra sinovium
Junaidi, 2006. Nyeri RA kronis sakit adalah melibatkan keduanya antara peripheral dan
sekeliling, prosesnya meliputi: adanya faktor intrinsik ke neuron unsur P, serotonin, pelepasan mediator inflamasi ke jaringan sehingga rusak oleh prostaglandins, TNF,
yang mengaktifkan sel yang peka rangsangan ion-channel-linked pada afferent berhubungan dengan neurons, glutamate menyebabkan kerusakan dorsal,
neurotransmitter nyeri yang utama, N-Methyl-D-Aspartate NMDAa-RECEPTOR yang menghasilkan rangsangan inflamasi Kelly, 2005.
3.2 Mekanisme Terjadinya Nyeri Reumatoid Arthritis
Pada RA nyeri dan inflamasi disebabkan oleh terjadinya proses imunologik pada sinovial Harry,2008. Tahap pertama adanya stimulus antigen kemudian
terbentuk antibodi imunoglobin membentuk komplek imun dengan antigen sehingga menghasilkan reaksi inflamasi. Inflamasi akan terlihat di persendian sebagai sinovitis.
Inflamasi merupakan proses primer dan degenerasi merupakan proses sekunder.Prostaglandin bertindak sebagai modifier inflamasi prostaglandin memecah
kolagen sehingga dapat merangsang timbulnya nyeri melalui proses edema, proliferasi membaran sinovial, pembentukan pannus, penghancuran kartilago dan erosi tulang
Brunner Suddarth, 2001
Universitas Sumatera Utara
Harry 2008 mentatakan bahwa nyeri pada penyakit RA dapat terjadi akibat:
1 Rangsangan pada nociceptors di dalam komponen perangkat biomekanik,
misalnya perangsangan nociceptors pada otot, sendi, tendon dan ligamen. Nyeri jenis ini berhubungan dengan konsep nyeri sistem sensorik, sebagai mekanisme
pertahanan tubuh terhadap situasi yang membahayakan atau terjadinya kerusakan. Oleh karena adanya nyeri ini, maka bagian yang terserang akan
diistirahatkanimobilisasi, untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut. 2 Penekanan saraf atau serabut saraf radiks.
3 Perubahan postur yang menyebabkan fungsi untuk mengatur kontraksi otot tidak sempurna.
4 Mekanisme psikosomatik.
3.3 Mekanisme Pengurangan Nyeri Reumatoid Artritis
Tujuan pengobatan RA adalah menghilangkan rasa sakit, meredakan inflamasi, mempertahankan luas gerakan sendi, mencegah kecacatan dan membantu
penderita dalam mengatasi problema psikologis yang timbul sebagai akibat dari penyakit kronis yang meninggalkan kecacatan ini. Pada prinsipnya terapi yang
dilakukan meliputi sendi yang meradang diistirahatkan karena penggunaan sendi yang terkena akan memperberat peradangan. Selama periode pengobatan diperlukan
istirahat setiap hari, dilakukan kompres panas dan dingin, diberikan obat nyeri, obat antiinflamasi nonsteroid atau steroid sistemik atau pemberian logam emas, atau
tindakan pembedahan untuk memperbaiki deformitas. Mengistirahatkan sendi secara rutin membantu mengurangi nyeri. Pembidaian dapat digunakan untuk imobilisasi dan
mengistirahatkan satu atau beberapa sendi untuk mencegah kekakuan Junaidi, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Kekakuan dan rasa tidak nyaman dapat meningkat pada saat istirahat, sehingga penderita dapat terbangun dari tidur atau bahkan sulit tidur. Oleh karena itu, cara-cara
mengurangi nyeri sangat berharga bagi penderita, misalnya dengan kompres dingin atau penggunaan obat antinyeri jangka panjang. Penderita RA sekurang-kurangnya
harus beristirahat 10-12 jam pada malam hari dengan penambahan satu waktu istirahat pada siang hari Nainggolan, 2004.
4. Terapi Dingin 4.1 Pengertian Terapi Dingin