Potter Perry 2005 menyatakan efek terapi dingin sebagai berikut:
Respon fisiologis Keuntungan terapeutik Contoh kondisi yang
diobati
Vasokontriksi Menurunkan aliran darah ke
daerah tubuh yang mengalami cedera, mencegah terbentuknya
edema, menurangi inflamasi. Trauma langsung
keseleo, ketegangan, fraktur, spasme otot,
luka tusuk, luka bakar minor, nyeri,
penyuntikan, artrhritis dan trauma sendi.
Anastesi lokal Mengurangi nyeri lokal
Metabolisme sel menurun
Mengurangi kebutuhan oksigen jaringan
Visikositas darah meningkat
Meningkatkan koagulasi darah pada temapat yang cidera.
Ketegangan otot menurun
Menghilangkan nyeri
5. Terapi Dingin Pada Nyeri Reumatoid Arthritis
Kompres dingin pada sendi reumatoid akan menghambat aktivitas kolagenase di dalam sinovium dan mengurangi spasme otot. Pemberian terapi dingin pada pasien
RA sangat mudah diaplikasikan baik oleh pihak tenaga kesehatan ataupun oleh pasien. Terapi ini mudah digunakan, tidak mahal, dan dapat diaplikasikan. Aplikasi
dingin pada kulit menyebabkan vasokontriksi kutan segera melalui mekanisme reflek dengan rangsangan saraf simpatetik dan secara langsung merangsang kontraksi otot
polos. Vasokontriksi awal diperkirakan akibat peningkatan afinitas reseptor alfa
adrenergik pascaperbatasan terinduksi dingin, terhadap norepinefrin yang ada yang ada dalam otot polos vaskuler. Terjadi vasodilatasi reaktif karena pendinginan lebih
lanjut menginterupsi pelepasan norepineprin. Vasodilatasi menghangatkan jaringan, kembali melepaskan norepineprin ke reseptor yang tersentisasi.
Universitas Sumatera Utara
Tindakan yang dilakukan adalah siapkan semua peralatan, cuci tangan, isi kirbat es dengan kepingan es. Keluarkan udara dan kencangkan penutupnya.
Keringkan bagian luar dan periksa adanya kebocoran. Beritahu pasien, jaga harga diri pasien, buka area yang akan dipasang kompres, atur posisi sesuai dengan
kebutuhan, letakkan kirbat es pada area yang dikehendaki, ikat bila diperlukan, bantu pasien mengatur posisi yang nyaman, bereskan peralatan, kembalikan pada tempatnya
Priharjo, 1993.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Nyeri secara serius menyebabkan ketidakmampuan dan imobilisasi pada individu, sehingga kondisi ini akan merusak kemampuan individu untuk melakukan
aktivitas perawatan diri. Nyeri juga menyebabkan isolasi sosial, depresi, dan perubahan konsep diri. Konsep nyaman memiliki subjektivitas yang sama dengan
nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginter-
pretasikan dan merasakan nyeri. Kolcaba 1992 dalam Potter Perry, 2005 menyatakan bahwa kenyamanan dengan cara yang konsisten pada pengalaman
subjektif klien. Berdasarkan pemaparan tersebut maka peneliti merumuskan kerangka
penelitian berdasarkan konsep Nyeri 1989 dalam Potter Perry, 2005. Tentang faktor kenyamanan yang menjadi kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi
makanya konsep ini tepat dijadikan panduan dalam penelitian untuk melihat pengaruh kompres dingin kirbat es terhadap intensitas nyeri RA.
Skema 1. Kerangka Penelitian Efektivitas Kompres Dingin Terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Penderita Reumatoid Arthritis
Post Nyeri
RA Kirbat
Es Pre
Universitas Sumatera Utara