Fisikinfrastruktur Modal Sosial Hasil Analisis Asset Pentagonal di Kecamatan Baktiraja

Keadaan ini juga dirasakan oleh para petani keramba, mereka merasa ibakasihan terhadap petani sawah dan ladang, dimana harga panen mereka juga cukup rendah, seperti sawi hanya seribu lima ratus rupiah per Kilogram, bawang merah sepuluh ribu rupiah per Kilogram, kelapa dua ribu rupiah per biji, hal inilah yang menyebabkan hasil panen keramba ini sering dijual ke daerah lain seperti, Dolok Sanggul, Lintong Nihuta, Siborong-borong dan bahkan sampai ke Tarutung, hal ini diakibatkan karena masyarakat lebih memilih mengkonsumsi ikan pora-pora, ikan asin dari pada membeli ikan karena mahal menurut mereka, yaitu ikan mas, ikan nila termasuk mengkonsumsi daging. Menurut salah seorang informan Jimmy K Purba Lk 28 tahun , pengaruh krisis ekonomi, sekarang ini, harga barang-barang naik lebih 100 persen, contohnya kalau dulu harga pellet 1 karung paling Rp.140.000 kira-kira berapa itu ya Kira-kira 3500kilogram dulu, kalau sekarang bah, satu karung sudah. 305.000 rupiah, kalau di bagi kira-kira 6500 lah per Kilogram. -Menurut salah seorang informan Aman S Lk 65 tahun, kenaikan BBM sangat berpengaruh penghasilan tidak sesuai dengan pengeluaran istilahnya lebih besar pasak dari pada tiang, kenapa karena untuk membeli pupuk, pakan ikan harganya tinggi kali, sementara hasil dari panen itu sendiri bisa dikatakan lambat naiknya jadi berpengaruhlah.

4.4.4. Fisikinfrastruktur

Universitas Sumatera Utara Menurut peserta FGD perhubungan yang ada di daerah ini sudah mulai memadai, dimana setiap hari sudah ada mobil yang akan membawa penumpang kemana mau pergi, tetapi mobil tidak ada setiap saat, pada umumnya mobil ada sekitar pukul tujuh sampai pukul sembilan pagi saja, sehingga apabila terlambat akan menuggu mobil sampai jam tiga sorenya itu juga paling-paling ada satu dua saja, dan tidak ke semua desa yang ada di Kecamatan Baktiraja dilalui, hanya beberapa desa saja, dan kadang-kadang tidak ada. Jadi dapat dikatakan kalau terlambat hari ini maka akan menunggu sampai besok paginya. Menurut peserta FGD fisikinfrastruktur yang lain, seperti gedung sekolah sudah lumayan memadai, apalagi gedung SMA yang sudah bertingkat dan sudah ada laboratorium, komputer yang lumayan lengkap, gedung SMP yang juga sudah memadai termasuk juga kualitas gurunya. Tetapi menurut peserta FGD fasilitas di Sekolah Dasar yang masih kurang, fisikinfrastruktur yang lain juga sudah lumayan seperti puskesmas juga sudah memadai, dimana setiap desa sudah ada berdiri puskesmas dan bidan desa yang siap melayani masyarakat setiap saat dan dari segi harga masih tergolong terjangkau oleh masyarakat. Menurut mereka kantor pemerintahan juga sudah memadai termasuk pelayanannya, hal ini terlihat tidak lagi sulit untuk mengurus urusan mereka. Menurut salah seorang informan Kordis Nainggolan Lk 48 tahun “ Fasilitas yang ada sudah cukup memadai lumayan seperti pelayanan guru, fasilitas gedung sekolah bisa dibilang lumayan lengkap”. “Menurut salah seorang informan R Sitohang Lk 40 tahun, sebenarnya fasilitas yang ada sudah lumayan, lihatlah gedung SMP dan SMA sekarang sudah bertingkat, komputer dan labortorium sudah ada, kan sudah bagus itu, lalu guru- guru itukan tamatan dari Unimed juga mereka sebagian”. Universitas Sumatera Utara

4.4.5. Modal Sosial

Dalam penduduk desa, rasa kekeluargaan masih sangat tinggi, hal ini terlihat dari hubungan dan interaksi mereka setiap harinya saling membantu dan saling mengerti, termasuk juga ketika ada pesta, dimana penduduk yang ada di sekitarnya saling tolong- menolong dalam rangka kesuksesan pesta. Ada istilah dalam orang Batak yaitu Dalihan Natolu, somba marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu. Hal ini dapat dikatakan sebagai kontrol sosial dalam orang Batak, tetapi menurut peserta FGD ada pendapatpersepsi yang berbeda tentang Dalihan Natolu ini, menurut orangtua bahwa hal tersebut telah mengalami kemunduran sampai tiga puluh persen, menurut orangtua juga ada kemunduran, sudah berkurang sepuluh persen dari adat mereka yang dulu. Hal ini menurut orangtua dan dewasa dipengaruhi oleh kemajuan zaman. Tetapi menurut orang muda bahwa hubungan sosial dan Dalihan Natolu itu masih hot tetap orang muda mengatakan kita harus mengikuti kemajuan zaman tidak mungkin tetap seperti yang dulu. Menurut peserta FGD pelayanan pemerintahan juga sudah baik, dapat dikatakan sudah mementingkan kepentingan rakyat, walaupun ada satu dua orang yang mengatakan bahwa pelayanannya masih kurang baik, pabutong-butong halaki doi, hanya untuk membuat mereka kenyang. Dalam hal ketaatan pada hukum yang ada di daerah ini masyarakat dapat dikatakan sudah tahu dan sudah taat, sehingga di daerah ini agak jarang ada penyimpangan dan pengrusakan fasilitas yang ada, masyarakat juga sudah saling mengerti dan mengerjakan pekerjaannya masing- Universitas Sumatera Utara masing tanpa mengganggu orang lain, para peserta FGD percaya bahwa hal itu akan tetap terjaga dan semakin baik yang disebabkan rasa kekeluargaan yang tinggi, sehingga persatuan akan tetap terjaga, selain itu juga tingginya adat dalam orang Batak yang menjadi kontrol sosial dalam kehidupan sehari-hari, dalam orang Batak mereka lebih takut dikatakan tidak beradat dari pada tidak beragama, jika dikatakan tidak beradat maka dia adalah orang yang dikucilkan dalam masyarakat, dan yang paling sakitnya adalah mereka dikeluarkan dari Paradatan kesatuan adat. Menurut salah seorang informan Op Naomi S Lk 65 tahun “Modal sosial sudah sangat berkurang, misalnya dalam hal saling mempercayai sudah kurang dan sudah kurang nilai adat yang ada, dalam hal aplikasi Dalihan Natolu ini menurut saya juga, sudah sangat berkurang sampai tiga puluh persen, nilai kekeluargaan itu sudah memudar, hanya yang kaya yang di pandang baik dan dihormati”. “Menurut salah seorang informan I Silalahi, jaringan sosial yang ada sekarang masih baiklah, dan akan tetapnya itu baik, karena adanya adat dan agama dan hukum yang mengatur itu semua, jadi tidak mungkin rakyat berbuat sesuka hati, selain itupun masyarakat kita ini sebenarnya sudah lumayan sadar juga dengan nilai-nilai yang baik dan sudah mulai taat sama pemerintah”. Universitas Sumatera Utara

4.4.6. Hasil Analisis asset Pentagonal di Kecamatan Baktiraja