Persepsi Masyarakat Baktiraja Dengan Tingkat Kesejahteraan

asah dengan kondisi yang ada pada saat ini, tetapi mereka hanya dapat berharap pada Tuhan saja. Ada sebuah slogan yang ada di daerah Baktiraja yaitu “Untunglah Namboru kita si Megawati menaburkan bibit pora-pora ini” kalau tidak entah dari mana sumber penghidupan dan bagaimana cara masyarakat di Kecamatan Baktiraja bertahan hidup. Entah sampai kapan kondisi itu akan menghantui masyarakat yang berdomisili di daerah ini, dimana sebagian besar adalah penduduk asli Baktiraja yang mengalami kondisi ekonomi yang sulit dan memprihatinkan.

4.3.2 Persepsi Masyarakat Baktiraja Dengan Tingkat Kesejahteraan

N o Persepsi masyarakat tentang Orangtua Dewasa Muda 1 Miskin -Dalam membuat keramba mereka hanya sanggup dalam jumlah kecil, kira- kira 4-8 kotak saja, karena tidak ada modal -Untuk mencukupi pakan ikan mereka sering utang sama toke. -Semuanya miskin jika sudah tua, karena tidak dapat berbuat banyak lagi, misalnya untuk mengolah -Dalam membuat jala apung keramba jumlahnya terbatas, yang disebabakan oleh karena kekurangan modal dan skill karena sumber daya manusianya yang rendah. -Mereka selalu kekurangan sehingga untuk memenuhi pakan ikan sering utang sama toke. -Untuk makanan tambahan - Kurang modal, sehingga ketika mebuka usaha keramba sangat terbatas jumlahnya dan kurang percaya diri - Sering utang sama toke - Harus dibantu, dibina dan diberi modal usaha oleh pemerintah supaya bisa Universitas Sumatera Utara makanan tambahan ikan sudah kurang mampu dari segi tenaga. -Tidak punya rumah sendiri, jika ada rumahnya sangat sederhana -Kedudukan mereka dalam masyarakat kurang dipandang lea hina karena sangat sering bergantung kepada orang lain, seperti meminjam uang dan utang pakan ikan dan juga hidup sehari-hari diolah sendiri, seperti memasak pora-pora, jagung, abu pellet dicampur dedak dan ubi, memberikan daun-daunan -Tidak punya rumah sendiri Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sering gali lobang tutup lobang. - Etos kerjanya sangat rendah - Tidak profesional dalam berusaha sehingga tidak menikmati pekerjaannya. - Hanya ikut-ikutan dalam berusaha menambah usaha dengan cepat - Mengolah sendiri makanan tambahan - Tidak memiliki usaha yang lain untuk mendukung usaha keramba - Skillnya masih sangat rendah 2 Berkecukupan sedang -Dalam membuka usaha keramba sudah lebih banyak modalnya sehingga bisa membuat keramba dalam jumlah yang lebih banyak. -Pakan ikannya sudah dapat dibeli sendiri tidak utang lagi, karena jika utang harganya lebih mahal -Modal sudah cukup untuk membuka usaha -Pakan ikannya tidak sering lagi utang -Dalam membutuhi makanan tambahan tetap juga mengolah sendiri jika ada waktu dan kemauan -Sudah memiliki rumah sendiri - Modal cukup -Jumlah jala apung sudah lumayan banyak kira-kira 10- 20 kotak -Memiliki usaha yang lain selain keramba Memiliki rumah sendiri -Memiliki kendaraan sendiri Universitas Sumatera Utara -Sudah memiliki rumah sendiri -Mereka sudah memiliki kendaraan, sehingga lebih cepat jika ada urusan -Jika hendak belanja sudah bisa langsung ke toke besar, tidak lagi melalui agen -Sudah dapat sekolahkan anak yang lumayan -Sudah memililki kendaraan sendiri kereta -ketiak akan belanja perlengkapan keramba sudah langsung ke toke besar di Siantar, jadi lebih murah dan lebih untung -Sudah dapat sekolahkan anak walaupun pas-pasan -Memiliki skill dan sudah professional dalam berusaha -Mereka sudah dapat sekolahkan anak 3 Kaya -Sudah punya semuanya dengan lengkap modal dan kemampuan -Terpandang di dalam masyarakat -Sudah bisa tempat mengadutempat meminjam -Memiliki apa yang mereka mau dan jarang terhambat, termasuk dalam membuka usaha jala apung keramba, seberapa mau mereka akan buat -Mempunyai skillSDM yang lumyan memadai dan profesional -Memiliki usaha yang bagus dan berkembang -Memiliki rumah dan kendaraan -Menyekolahkan anak -Jika dalam setiap bulannya masih ada sisa penghasilan surplus -Mempunyai modal yang kuat, sehingg bisa membuka usaha yang lain yang berkompeten untuk berkembang -Memiliki rumah yang bagus, isinya lengkap -Memiliki mobil dan - Bisa sekolahkan anak ke perguruan tinggi Universitas Sumatera Utara kemana mereka mau dan tidak terhambat dengan uang - Sudah lebih diakui dalam masyarakat. kemana mereka mau -Mereka adalah pegawai atau istri mereka pegawai -Sudah memilki etos kerja yang tingi dan sudah profesional Matriks 1. Persepsi Masyarakat tentang miskin menurut Orangtua, Dewasa, Muda Persepsi orangtua tentang miskin 1 Oppu Lumingga L 65 tahun Miskin adalah, seperti kondisi rumah kami ini, sudah tua aku, sampai sekarang terusnya bekerja, tapi seperti ga ada hasil, karena kalau adapun hasil harus dibagi sama yang punya sawah, kan mereka tidak mau tahu bagaimanapun hasil tanaman kami, yang Universitas Sumatera Utara penting sewa harus dibayar, karena sawah kamipun istilahnya masih belah pinangnya. 2 Oppu Naomi L 70 tahun Miskin itu adalah segala-galanya bagi orang yang sudah tua, karena tidak bisa lagi apa-apa, seperti saya yang ga mungkin lagi kuat untuk bekerja, saya tidak malu mengatakan saya tidak mempunyai rumah dan hanya mempunyai beberapa kotak keramba lalu dalam hanya bertani sedikit, itulah kemiskinan. 3 Aman Sihombing 65 tahun Miskin itu adalah, lea hina tidak terpandang dalam masyarakat, karena tidak ada apa-apa, selalu berharap sama orang, ada rumah tapi rumah inipun dari dulu sudah ada. Persepsi orang dewasa tentang miskin 1 A. Arnold L.Toruan 31 tahun miskin adalah semua serba berkekurangan, kadang- kadang makanan ikannya pun tersendat apalagilah untuk menabung dan kebutuhan sekolah, artinya kita kerja jarang bisa menabung, karena gak mungkinlah kita menabung, sementara hidup layak ajapun sudah susah karena terus kekurangan, miskin itu menurutku di sebabkan karena kurang modal, bukan karena tidak mau bekerja, jadi teruslah miskin, jadi tidak ada cara untuk mendatangkan uang. 2 R. Sitohang 40 tahun Miskin adalah modal kurang, SDM rendah, di masyarakatpun kurang diakui. Miskin itu disebabkan tingginya adat dalam orang Batak, salah satu penyebab miskin itulah, kalau pesta harus ada tumpak, beras, ulos, lain lagi rokok. Selain itu juga miskin itu disebabkan sikomatu siang kopi, malam tuak itulah di daerah kita ini, bayangkanlah pagi- pagi jam setengah tujuh sudah serapan ke warung kopi, nanti jam enam sore sudah di warung tuak, tanpa memprihatinkan kondisi rumah tangga, dan anak-anak, yang penting bereslah Bapa-bapa ke warung kopi. Universitas Sumatera Utara 3 I. Silalahi 50 tahun Miskin adalah dari segi kepemilikan yaitu modal hanya sedikit, otomatis penghasilan sedikit juga paling-paling sanggup membuat keramba kira-kira 8 kotak. Itupun sudah meminjam kesana kemari istilahnya gali lobang tutup lobanglah. Miskin itu sebenarnya bukan hanya terletak disitu bisa juga di bilang SDMnya rendah sehingga tidak tahu bagaimana cara mengubah nasib, etos kerjanya yang sangat kurang dan tidak memiliki visi dalam bekerja, sebenarnya pekerjaan itu adalah profesi, jadi kalau tidak dinikmati pekerjaannya, tidak sabar, tidak ada skill akan tetap miskin, ya itu dia kemiskinan itu. 4 Henry Sinambela SP 39 tahun Miskin adalah yang hanya bisa membuat keramba hanya beberapa kotak, mereka mengolah makanan sendiri sebagai tambahan pakan ikan, karena harga pakan sangat mahal, mereka mengolah memasak pora-pora dan jagung tambahan pakan ternak, memberikan dedak untuk makanan ikan. 5 H. Simanullang 52 tahun Miskin itu kalau dalam petani keramba, bisa dibilang, kami mengolah sendiri makanan tambahan untuk ikan-ikannya contohnya, banyak yang membuat ikan pora-pora jadi makanan ikan, tapi di rebus dulu, karena ikan pora-pora cuman Rp 1500 nya per Kg disini, baru kami juga ngasih bunga-bunga daun- daunan, kan kalau bunga-bunga bisa diambil sendiri, kalau untuk beli pellet semuanya mana bisa Apalagi harga pellet sekarang tidak tanggung-tanggung harganya. Persepsi orang muda tentang miskin 1 Jimmy S 28 tahun Miskin adalah tidak berapa banyak yang bisa membuat keramba karena modalnya tidak mencukupi, tidak percaya diri membuka usaha karena kurangnya modal. 2 Zuanda Sihombing 33 tahun Miskin adalah harus dibantu, dibina, dan diberi modal misalnya dari koperasi, pinjaman modal. Universitas Sumatera Utara

3 Jubel Sinambela

23 tahun Miskin, seperti kami, hanya punya enam kotak saja keramba, makanan tambahannya kami olah sendiri, dan tidak bisa menambah usaha dengan cepat karena tidak ada modal, jadi miskin itu tetaplah miskin, dan untuk tambahan kehidupan kami sehari-hari kami dikirimi uang dari abangkakak. 4 G. Sitanggang 36 tahun Miskin itu tadi, tidak punya rumah, tidak memiliki usaha lain, itu-itu saja yang dapat dikelola, karena tidak ada modal, dan kurang skill.

4.4. Hasil Analisis Asset Pentagonal di Kecamatan Baktiraja