menjelaskan letak geografis, sejarah berdirinya PPA dan orientasi
11
semua itu sebagai bentuk pemaksaan. Secara alami mereka melakukan berbagai aktivitas yang dianggap pantas untuk dilakukan. Realitas hidup dijadikan seni,
ibadah, dan harus diterima. Pada musim panas biasanya penduduk menggarap, memanen, dan menjemur padi. Sedangkan pada musim hujan berjualan, membuat
kerajinan rumah tangga, mencari ikan, dan mengontrol kebun dan sawah. Bahkan kegiatan menjual dan membeli kebutuhan pokok ke pasar Bekasi, Kranji, dan
Pondok Ungu tetap berjalan meski kadang gerobak sapi yang digunakan terbenam ke dalam lumpur.
9
Tidak jelas mengapa kampung itu dinamakan Ujung Malang, dan belum ada satu penduduk pun yang mengatakannya dengan pasti. Terdapat beberapa
pendapat tentang itu bahwa asal kata Ujung Malang adalah ujung dan malang. Ujung artinya akhir, sedangkan malang diartikan menderita. Menderita karena
memang sejak dahulu kala amat sukar didatangi penduduk lain. Hal ini disebabkan karena Ujung Malang amat terpencil dari perkampungan kampung
lain. Sebagai contoh, bila penduduk yang berada di daerah pantai utara akan mencari penghasilan atau berbelanja, maka mereka lebih senang ke Tanjung
Priok, sedangkan dari sekitar Babelan lebih suka ke Bekasi. Pendapat kedua, justru sebaliknya, malang diartikan sebagai lintasan cross antar kampung.
Penduduk satu kampung yang akan ke kampung lain biasanya melalui kampung Ujung Malang diambil dari nama perkampungan orang-orang kota Malang, Jawa
Timur, mengingat di sekitar Batavia bertebaran berbagai nama kota atau daerah lain yang kelak menjadi nama perkampungan, seperti Kampung Malaka,
Kampung Ambon, Kampung Bugis, dan Kampung Melayu.
9
Ali Anwar, KH Noer Ali Sosok Ulama, Pejuang, dan Pendidik, h. 3.
12